22 - MISS

150 8 0
                                    

KEMBALI LAGI DENGAN CERITA INI
SELALU BAHAGIA!😤

TERBARKAN SENYUMMU!💓
JIKA KAMU TIDAK TERSENYUM, LALU SIAPA YANG AKAN BISA MEMBUAT MANUSIA LAIN TERSENYUM!

BTW INI BAB UNTUK SAYA UP BESOK, TAPI SAYA UP SEKARANG. JADI BESOK GAK PERLU UP LAGI HEHE. LEBIH CEPAT LEBIH BAIK👄💖

SELAMAT MEMBACA!

🕊🕊🕊

Tergila-gila dengan seseorang itu tidaklah wajar. Harus tetap mematuhi peraturan. Peraturan untuk tidak 100% menyakiti hatimu

Cempaka terus saja berlari, kali ini kelasnya ada mapel olahraga. Hingga kini mereka disuruh pemanasan sebelum mulai bermain bulu tangkis.

PRUIITTT

Bunyi peluit itu membuat semua siswa/i kelas Cempaka berlari ke tengah lapangan. Mereka berbaris dengan rapi.

"Oke sekarang kalian cari pasangan masing-masing!" Suruh guru tersebut.

Cempaka tersenyum. "Vid kita--" Cempaka terdiam, ia lupa jika Vidia sudah ada di atas sana. Cempaka menghela nafasnya, ia melihat ke kiri dan kanan. Semua temannya sudah mendapat pasangan, hanya dirinya yang belum. "Pak." Cempaka mengangkat tangannya. "Saya gak ada temennya."

Guru olahraga itu menganggukkan kepalanya. "Nanti saya yang jadi pasangan kamu."

"Oke pak." Cempaka mengambil duduk di pinggir lapangan. Ia memperhatika siswa/i yang bermain bulu tangkis. Lapangan luas ini bisa menampung semuanya. Ada yang jadi pemain tunggal dan grub.

🕊🕊🕊

Cempaka menyemprotkan parfum ke tubuhnya, lalu menyimpan kembali parfum tersebut ke dalam tasnya. Cempaka kembali duduk di tempatnya. Tidak lama guru yang mengajar selama satu jam kedepan sudah datang.

"Selamat siang...." Sapa guru tersebut.

"Siang...."

"Okey, now kita akan belajar...."

1 Jam setelahnya

"Oke kita lanjutkan minggu depan. Selamat sore...."

"Sore buk...."

Cempaka menyimpan semua bukunya ke dalam tasnya. Lalu menyandang tasnya, dan bergegas keluar dari kelas. Saat keluar dari kelasnya, lagi-lagi Dirga datang.

"Mau--"

"Gak." Tolak Cempaka cepat, tidak ingin berlama-lama bersama Dirga.

"Hati-hati." Peringat Dirga. Cempaka hanya menganggukkan kepalanya.

Cempaka menuruni tangga dengan teegesa-gesa. Ia takut Jordan menunggunya terlalu lama. Cowok itu jika ditanya lama atau tidak selalu menggelengkan kepalanya. Padahal Cempaka sangat tahu, jika Jordan menunggu satu jam lebih di depan gerbang.

"Cempaka!" Panggil Jordan. Kali ini cowok itu tidak memakai almamaternya, hanya baju kemeja dan celana levis pendek. Sepertinya Jordan tidak masuk kelas sore ini.

BLISTERS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang