SENYUM SENYUM!
SELAMAT MEMBACA💖
🕊🕊🕊
Cempaka melipat tangannya di depan dada, sedari siang tadi di depan pagar rumah Ritjan ia terus saja berdiri guna menunggu Jordan. Tapi cowok itu sama sekali tidak datang, padahal langit sebentar lagi akan gelap.
Cempaka mendengus. "Gini amat nasib gue."
Cempaka memicingkan matanya, kala melihat motor yang tidak asing akan melewatinya. Cempaka berdiri tegap saat tahu siapa pengandara sepeda motor tersebut, dia Kuke.
Cempaka menyapa Kuke dengan melambai-lambaikan telapak tangannya, tapi sama sekali tidak ditanggapi Kuke. Cowok itu langsung membelokkan stang motornya dan masuk ke dalam area rumah.
"Dikacangi rasanya sakit banget besti." Omel Cempaka lalu mengelus dadanya sabar.
Cempaka melangkah masuk ke dalam, sebelum dirinya disapa oleh setan setan yang kurang kerjaan. Hingga membuatnya demam tinggi dan menggigil nanti. Bahasa Padangnya tasapo.
°°°°°
Cempaka menutup pintu kelasnya dengan rapat. Setelah menyelesaikan tonya, Cempaka bergegas ke kelas, guna mengambil alat tulisnya yang sengaja ia tinggal di laci mejanya.
Cempaka berjalan cepat menuju tangga, dirinya hanya sendiri di lantai tiga. Bayangkan saja seramnya bagaimana. Cempaka menuruni tangga dengan tergesa-gesa, hingga sampai ke lantai satu.
Cempaka mencoba menetralkan napasnya yang tidak beraturan. Setelah merasakan napasnya sudah mulai beraturan, gadis itu kembali melangkahkan kakinya menuju gerbang depan sekolah, untuk melihat apakah batang hidung doi yang berjanji menjemputnya sudah ada disana.
Cempaka berhenti, saat tidak melihat siapapun ada di depan gerbang. Lagi-lagi Jordan tidak menjemputnya.
Cempaka menghela nafasnya, pasti Jordan sibuk sekali akhir-akhir ini. Cempaka kembali berjalan mendekat ke gerbang sekolah. Saat sampai disana, pandangannya langsung mengarah ke sebelah kiri, untuk melihat angkot yang mungkin saja akan melewatinya. Tapi dari ujung jalan sana belum ada angkot yang terlihat.
"Tumben lama." Komentar Cempaka.
Cempaka melipat tangannya di depan dada, ia mendongak ke langit yang sedikit mendung. "Mau hujan ya?" Tanyanya bermonolog.
Cempaka kembali melihat ke depan, dan disaat itu juga matanya bertemu dengan seseorang yang dirinya harap bisa menjemputnya, Jordan.
Jordan menyodorkan jaketnya pada Cempaka, Cempaka reflex langsung menerimanya. Telapak tangan cowok itu memegang puncak kepala Cempaka, lalu mengelusnya dengan jari jempolnya.
"Maaf buat lo nunggu. Ayo naik."
Cempaka tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Cempaka naik ke atas motor Jordan. Tidak lupa menutupi pahanya yang terekspos dengan jaket milik Jordan.
Jordan mulai menjalankan motornya, diperjalanan hanya ada keheningan. Cempaka terus saja melihat wajah Jordan dari kaca spion. Cowok itu sangat fokus melihat ke depan.
Cempaka mencari topik pembicaraan, dan langsung dapat. Cempaka mendekatkan kepalanya di samping leher kanan Jordan. "Gak kuliah?" Tanyanya basa basi.
Jordan menaikkan kaca helmnya. "Gak, lagi males ikut kelas." Balas Jordan sedikit mengeraskan suaranya. Takutnya Cempaka tidak dengar.
Cempaka kembali menarik kepalanya, lalu menggeleng kecil. "Kebiasaan."
Jordan hanya terkekeh. "Mau makan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLISTERS (END)
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM BACA!) --My accent and feelings are ngelag Dua gadis yang dipaksa untuk menerima apapun rasa sakit, hanya kata sabar yang membuat mereka bisa terus bertahan. Start -> 27 April 2022 End -> 14 Juni 2022