24 - BROSUR

95 4 0
                                    

HAI!

BAGAIMANA KABARNYA? BAIK KAN?
SEMOGA BAHAGIA SELALU!💖

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, AND SHARE CERITA INI YA!💓

HAPPY READING!

ENJOY

🕊🕊🕊

Cempaka menghirup dalam udara pagi di pertengahan bulan ini. Segar, namun tidak sesegar tahun lalu. Cempaka membungkuk lalu mulai menguras habis air yang menyerap di pakaian smanya. Setelahnya Cempaka menjemur baju itu ke tali jemuran.

Cempaka menghentikan aktivitasnya,  saat melihat Ritjan baru saja masuk ke area rumahnya. "Dari mana?" Tanya Cempaka kepo.

Ritjan tersenyum. "Dari tempat terakhir Vidia." Jawabnya, lalu berjalan masuk ke dalam. Ritjan langsung mengubah mimik wajahnya menjadi datar.

Cempaka menghela nafasnya. Ia kembali menjemur pakaian miliknya. semuanya selesai, Cempaka membuang air dari baskom. Lalu berjalan masuk lewat pintu belakang rumah.

Cempaka menyimpan baskom cuci baju itu di samping mesin cuci. "Saatnya rebahan." Senyumnya, lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Saat Cempaka hendak membuka knop pintu kamarnya, ia samar-samar mendengar teriakan dari lantai atas. Cempaka mendongak ke atas. "Siapa yang teriak-teriak?" Tanyanya bermonolog. Cempaka mengangkat bahu, mungkin perasaannya saja.

Cempaka merebahkan tubuhnya di atas ranjangnya. Lalu menarik ponsel yang sedari tadi sama sekali tidak ia sentuh.

Cempaka mengaktifkan jaringan datanya, lalu notif wa perlahan masuk. Setelah selesai, Cempaka langsung menekan apk sejuta umat tersebut.

Matanya langsung melotot saat melihat panggilan masuk berjumlah seratus lebih, dan pesan berjumlah tiga ratus dari Jordan.

Jordan
Panggilan suara tak terjawab pukul 20:01

CEMPAKA!!
angkattttt

Panggilan suara tak terjawab pukul 20:03
Panggilan suara tak terjawab pukul 20:05
Panggilan suara tak terjawab pukul 20:07

P
P
P


P
P
P
P
P

Dan seterusnya, Cempaka meneguk kasar salivanya. Ia yakin Jordan akan datang kesini, setelah menyelesaikan matkulnya.

Drt drt

Baru saja dibahas, nama Jordan langsung muncul. "Gue jawab apa?" Tanya Cempaka, tapi jarinya  langsung menggeser tombol hijau. Sebelum Jordan semakin marah padanya.

"Kenapa baru jawab?" Nada suara nan berat itu membuat sekujur tubuh Cempaka merinding.

Cempaka menggaruk kulit kepalanya. "Itu...."

"Gue otw ke sana."

Tut

Cempaka melihat dengan nanar layar ponselnya. "Kan."

°°°°°

"Kenapa hpnya dimatiin?" Tanya Jordan memulai topik obrolan.

Cempaka menggesek-gesek sendalnya di tanah. "Itu... Baterainya habis." Jelas Cempaka. Alasan yang bagus, lanjutkan. Cempaka bersorak dalam hati, alasannya amat kongkrit sekali.

BLISTERS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang