35 - Bicara 4 mata

23 2 0
                                    

UDAH LAMA BANGET GA KETEMU???? INI LAMA GA UPDATE SOALNYA WATTPAD AK TIBA-TIBA KE LOG OUT DAN BARU BIS LOGIN SEKARANG T___T jadi, selamat membaca!!

***
Sepanjang langkah Ayna menyusuri koridor selalu saja ada tatapan sinis juga ucapan-ucapan buruk lainnya. Ayna tak menyangka hanya karena Alva bergabung di mejanya.

Ayna segera mempercepat langkah, sepertinya ia harus cepat-cepat bicara kepada Alva tentang perasaannya.

Sejak semalam, Ayna baru menyadari bahwa selama ini dirinya sudah jatuh kepada Azka, bukan Alva.

Ayna akan minta ketemuan nanti ke Alva.

“Na!” teriakan bernada panik itu menyambut kedatangan Ayna.

“Kenapa?” tanya Ayna pelan, perasannya mulai tak enak.

“Lo rame di grup angkatan!” beritahu Pritha.

“Oh.” Ayna mencoba tenang, ia sudah menduga bahwa hal seperti ini akan terjadi.

“Ada yang nyebar foto lo sama Kak Alva juga, Na. Berarti pas gue ketemu itu, elo, ya?” tanya Tara pelan.

Ayna memilih untuk duduk dulu sebelum menjawab. Dirinya mengangguk, tak perlu ada yang ditutupi lagi. Semuanya sudah tahu sekarang.

Oh my God.”  Tara dan Hana berucap bersamaan, keduanya menahan napas lelah juga.

“Gue kemarin gak bilang ya karena gue bingung mau cerita gimana ... gue juga masih gak percaya kalo Kak Alva PDKT-in gue dari sekian banyak cewek yang suka sama dia. Gue juga bingung ....” Ayna memainkan tangan ragu.

Pritha segera duduk di samping Ayna, gadis itu menepuk bahu Ayna, mencoba menguatkan.

“Wajar kali, Na, Kak Alva suka sama lo,” ucap Hana.

“Heem. Kita cuman kaget aja sebenarnya. Mau Kak Alva PDKT, jadian, nikah sama siapa aja juga haknya. Emang fans nya pada tolol sih.”

“Enggak kok, gue emang gak pantes aja. Gue tahu kok.” Ayna tersenyum getir.

“Na!” Pritha menyentak, tidak menyetejui ucapan Ayna.

“Emang kenyatannya gitu kan, Tha?”

“Gue kan udah bi—”

“Udah, Tha.” Ayna menyela lebih dulu, sembari menampilkan senyuman manisnya.

“Udah, mending kalian duduk deh. Bentar lagi bel nih, gak usah khawatirin gue, ya?” ucap Ayna kepada Tara dan Hana, keduanya menurut. Mereka duduk di kursinya masing-masing.

Dan benar saja, beberapa menit kemudian bel masuk pun berbunyi. Guru pengajar pun memasuki kelas, tanda akan dimulainya kegiatan belajar mengajar.

***

Ayna duduk gelisah di tempatnya. Kakinya ia ketuk-ketukkan ke lantai, sedangkan jari-jarinya mengetuk ponsel yang sedang ia genggam.

Ia sedang menunggu balasan dari seseorang yang sejak tadi sudah ia tunggu.

Ting!

Ayna dengan cepat menatap layar ponselnya yang sedang menampilkan pesan dari seseorang yang ia tunggu. Setelah membalas pesan, ia kembali melakukan rutinitas tadi.

Jantungnya semakin berdegup kencang, ia semakin deg-degan.

Ia mengalihkan pandangan kepada bunga melati yang tumbuh rimbun. Memang saat ini Ayna berada di taman belakang sekolah.

Sorry, lo nunggu lama, ya?”

Ayna cepat-cepat menoleh sambil berdiri saat suara bariton itu menyapa gendang telinganya. Ia memberikan senyum manis, sembari menggeleng.

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang