25 - Diincer?

17 3 0
                                    

update 4 deh, hehe.
happy reading.

siyu senin!!

Dentingan sendok yang beradu dengan piring mendominasi ruang makan kali ini.

Ayna, Rani, Luna, Umi. Tapi kali ini ada tamu baru.

Tebak siapa?

Pritha.

Memang setelah kejadian pagi tadi, Pritha memutuskan untuk menginap demi menjaga Ayna. Dan Umi pun mengizinkan asal mematuhi peraturan yang ada di rumah ini.

“Masakan Umi enak banget,” komentar Pritha memuji.

“Masakan Umi mah gak pernah gak enak,” sahut Rani sambil mengunyah ayam kecap.

“Terimakasih. Ditelan dulu, baru ngomong.” Umi memeringati, sedang Rani meringis pelan, memang dirinya sering bicara sambil makan yang kerap kali mendapat teguran dari Umi.

Drrrtt

Ringtone tanda ada pesan masuk dari ponsel Ayna berbunyi, Ayna segera menaruh sendoknya dan segera meraih ponselnya yang berada di atas meja.

Unknown number
Halo ini Ayna, ya? Ini Alva

Tadi katanya lo pingsan, sekarang gimana kabar lo?

Ayna mengerjapkan mata berkali-kali, seolah tak percaya dengan apa yang dilihat barusan.

Segera ia menguasai diri, dan menunjukkan notifikasi tersebut kepada Pritha yang posisinya berada di sebelah Ayna.

“Tha,” panggil Ayna.

Pritha menatap bawah, posisinya yang sedang mengunyah tentu membuatnya tersedak karena saking kagetnya.

Tanpa lama-lama segera ia meminum air putih, lalu menatap ke Ayna dengan mata melotot. Sama kagetnya.

Sedang Ayna cuman mematung, ia juga kaget, bingung, tak percaya.

Kenapa bisa seorang Alvarendra Dzakiandra tiba-tiba menge-chatnya menanyakan kabar?

Maksudnya, ia tak pernah akrab sebelumnya, kenapa semua terjadi secara tiba-tiba?

“Muka kalian kenapa?” tanya Rani heran, sedang Luna cuman melirik sekilas lalu lanjut memakan makanannya.

“Ah, enggak pa-pa kok, Mbak,” jawab Ayna tersenyum kalem. Dan Pritha pun kooperatif, langsung menampilkan senyuman lebar untuk menutupi keterkejutannya.

Rani balas manggut-manggut, percaya.

Mereka lalu kembali makan lagi dengan tenang.

Sepuluh menit setelahnya, Ayna dan Pritha sudah selesai makan.

Kini keduanya tengah berada di kamar.

Pritha sudah menatap Ayna meminta penjelasan.

“Gue gak tahu,” jawab Ayna, bingung sendiri.

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang