46 - Video

11 0 0
                                    

Tenang. Gak usah diladenin.

Ayna merapalkan kalimat itu dalam hati, jemarinya mulai menggapai tali ranselnya dan mengencangkannya.

Ia meneguk ludah susah payah saat hujatan mulai memenuhi gendang telinganya.

Hari ini Ayna memutuskan sekolah, namun sialnya ia malah kesiangan. Dan hasilnya koridor pun ramai, sepanjang jalan menuju kelasnya ramai orang-orang menghujatinnya dengan kata-kata makian.

Oh ini, nih, biang keroknya?”

“Bocah dongo kayak gini bisa bikin Kak Alva masuk RS? Stres!”

Cakepan juga gue.”

“Sok banget nih orang.”

Ayna memejamkan mata, dirinya lalu mempercepat langkahnya, bahkan sedikit berlari yang sukses saja mendapat sorakan dari para murid yang membully-nya.

Ayna memasuki kelas dengan terengah-engah.

Pritha langsung berdiri ketika temannya itu memasuki kelas.

“Gue kira lo gak masuk.”

“Gue masuk, ada UH hari ini,” jelas Ayna. Lalu duduk di bangkunya.

“Lo gak pa-pa, Na? Napas lo kayak abis lari,” komentar Pritha yang langsung memberikan sebotol air.

"Makasih."

“Lo gak pa-pa?” Pritha mengulang pertanyaannya.

Ayna menenggelamkan kepalanya di atas meja.

“Gue dibully sepanjang jalan gue ke kelas.”

Pritha menepuk bahu Ayna, turut prihatin.

“Jelas bakal dibully sih, emang bego tuh orang pada percaya gosip murahan aja! Emang siapa sih, yang nyebarin? Pengen gue Jambak rambutnya!” Pritha membayangkan seolah-olah dirinya tengah menjambak rambut si penyebar rumor tersebut.

“Lo harus nebelin mental, ya, Na. Beberapa hari ke depan kayaknya keadaan bakalan sama. Tapi tenang, kita hadepin ini bareng-bareng oke?”

Ayna menyunggikan senyuman, mungkin seberat apapun masalahnya bila ada Pritha semua akan baik-baik saja.

Ayna melirik ke arah arloji yang terpasang di pergelangan tangan kirinya. Sudah jam 7, kenapa bel masuk belum berbunyi?

Jarinya ia ketuk-ketukkan di meja. Menerka-nerka kenapa bel belum berbunyi, karena selama ini tidak pernah tidak berbunyi. Padahal Ayna sudah siap menelan pelajaran kimia.

Tiba-tiba suara ngos-ngosan terdengar. Seisi kelas mengalihkan pandang kepada Yogi yang berdiri di daun pintu, kondisinya membungkuk, sepertinya habis lari.

“Kenapa dah, lo?”

“Gue mau ngumumin sesuatu!” ucap Yoga lantang. Seluruh murid yang ada di kelas itu mulai fokus pada Yoga.

“Hari ini kita jamkos sampek istirahat pertama!”

Seruan keras terdengar.

“Tapi tetep ngerjain tugas kalo ada guru yang ngasih tugas. Guru kita lagi rapat besar-besaran.”

“Rapat besar-besaran banget nih sampai lupa gak bunyiin bel?”

***

“AZKA NGIRIM VIDEO DI GRUP ANGKATAN WOI!” teriak salah satu siswi di kelas.

Ayna yang sedang membaca materi jadi kehilangan konsentrasi, melirik ke arah Pritha meminta jawaban.

Pritha yang paham segera membuka grup, dan benar saja ada satu pesan masuk dari Azka. Pritha dalam diam berpikir, apa video yang dikirim Azka? Padahal Azka memang jarang nimbrung, dan sekalinya nimbrung mengirim video di pagi hari begini.

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang