44 - Biang kerok

12 0 0
                                    

KETEMU LAGIIII
vote dong yank

Good girl,”  ucap Adis mengerling. Tangannya beralih menyisipkan anakan rambut ke belakang telinga seorang cewek di hadapannya.

“Emang gak salah gue milih elo, Anak Beasiswa.” Nadanya terdengar manis, dan memuakkan.

Cewek yang dipanggil 'Anak Beasiswa' itu berdecak kesal.

“Jangan panggil gue Anak Beasiswa!” nadanya terdengar tak suka.

Adis tersenyum remeh, “Kan lo emang anak beasiswa, Nes?”

Agnes mendecih pelan. Orang gila.

“Lo mau ngomong apa cepet?” desak Agnes tidak sabar. Dia harus pergi sekarang juga, dia sudah muak berhadapan dengan cewek drama ini.

“Gue udah tf lo lima juta.”

Mendengar ucapan itu, Agnes diam-diam tersenyum. Namun tetap mempertahankan ekspresinya datar.

“Cuman lima juta? Kurang lah! Lo tau kan kalo sampek akun anonim gue ketauan, kalo orang-orang tau gue yang nyebar foto itu, gue yang nyebar gosip kalo Kak Alva begitu ada hubungannya sama Ayna, gue bisa jadi bulan-bulanan orang-orang!” dan bisa aja beasiswa gue dicabut. Agnes menggeleng, persetan beasiswa. Dia tidak akan ketahuan bila main cantik, tapi ini kesempatan untuk memeras Adis kan?

“Ya makanya jangan sampek ketauan dong.” Adis berkata kalem, menyedekapkan tangannya. Tersenyum manis ke arah Agnes yang terlihat kesal.

“Lo pikir gue bakalan tutup mulut? Gue jelas nyeret elo kalo ketauan.”

Sialan.

Senyuman di bibir Adis lenyap.

Fine. Gue bakal transfer lo lagi lima juta! Puas?” final Adis akhirnya.

“Harusnya lo kasih gue dua puluh juta. Lagian, emang bener Kak Alva begitu ada hubungannya sama Ayna?” tanya Agnes kepo. Padahal ia sendiri yang menyebarkan rumor sialan itu.

Satu gelengan diberikan.

“Gue gak tau, lah. Gue gak peduli Alva mau mati karena siapa, yang penting reputasi Ayna anjlok. Gue mau itu. Karena kemarin ada skandal mereka deket, sekalian dipanasin lagi, aja, kan? Dan bodohnya mereka percaya.” Adis tersenyum licik.

Ingin sekali Agnes mencekik leher gadis di depannya ini, sampai meninggal kalau bisa. Andai saja Ibunya tidak sakit-sakitan, andai dirinya tidak butuh uang untuk biaya pengobatan ibunya, jelas dia tidak akan menerima tawaran Adis.

Agnes tahu betul Ayna itu bagaimana, dia gadis polos dan naif. Dia jadi kasihan Ayna harus mendapat hujatan karenanya, tapi bagaimana, Agnes juga terpaksa melakukannya.

Dia butuh uang untuk ibunya. Jadi apapun akan ia kerjakan asal mendapat uang. Dan saat itu Adis menawari perkerjaan. Pekerjaan yang cukup aneh. Adis menyuruh dirinya mengawasi setiap gerak-gerik Ayna, Agnes juga lah yang memberikan informasi bila Ayna tinggal di indekos dan kerja paruh waktu di toko buku.

Adis menyuruh apapun, asal hidup Ayna jauh dari kata tenang. Dan puncaknya kemarin lusa. Saat Adis akhirnya menyebarkan foto itu ke grup angkatan, dengan akun anonim tentunya. Sebenarnya ia setengah tidak tega, namun Adis bilang akan mentransfer-nya uang bila mengirim foto itu. Alhasil Agnes mengirim foto itu. Foto yang sudah berhari-hari tersimpan rapi di galeri.

“Lagian lo ada hubungan apa sih sama Ayna? Ada masalah apa lo sama dia? Kenapa lo terobsesi banget buat ngancurin hidup dia?” nada heran itu tertangkap oleh Adis.

Tentu saja Agnes heran. Apapun masalahnya, jelas Adis yang memulai duluan. Jelas letak masalahnya ada di Adis. Ayna yang polos itu mana mungkin mencari masalah duluan dengan Adis? Tidak mungkin kan?

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang