26 - Warung bakso

14 1 0
                                    

udah berapa bulan ga ketemu?

H a p p y  R e a d i n g

Pukul delapan malam, gerimis mengguyur kota Jakarta sejak setengah jam yang lalu. Tak ada tanda-tanda akan berhenti, udara semakin dingin seperti menembus tulang.

Ayna mengeratkan kardigannya agar tak merasa kedinginan.

Warung bakso yang letaknya di dekat toko bukunya kali ini adalah pilian Ayna untuk membunuh lapar yang sejak tadi ia tahan.

Rintik hujan kali ini semakin deras.

Ponselnya ia matikan takut-takut ada petir menyambar.

Dirinya cuman duduk sembari menatap rintik air yang turun lewat kaca jendela.

Setidaknya itu yang ia lakukan, sebelum tiba-tiba ada vokal suara yang mengejutkannya.

"Lho, Ayna?"

Yang dilakukannya tentu menoleh untuk mengetahui siapa yang menyapanya.

Dan ternyata, itu adalah Alvarendra Dzakiandra yang menampilkan senyum manis. Alva yang sama saat dirinya ke rumahnya untuk mengembalikan dompetnya, Alva yang sama saat menolongnya dari preman dan mengantarkannya ke rumah Pritha.

Dan Alva yang seharusnya tidak menyapanya karena memang mereka tak seakrab itu kan?

Ayna menampilkan senyum kikuk.

"Eh, iya, Kak."

"Gue boleh duduk si sini?"

Ayna tidak mungkin menolak kan? Jadi ia menganggukkan kepala.

"Lo baru pulang dari jaga toko?"

"Iya."

"Lo emang pulang jam segini?"

"Dari yang punya sebenarnya bebas sih mau pulang kapan aja, tapi emang guenya mau pulang jam delapan aja."

Alva balas mengangguk.

"Lo sendiri, Kak? Kenapa bisa di sini?" Ayna berbasa-basi karena rasanya tak sopan ia sudah ditanya namun tak bertanya balik.

"Kebetulan lewat sini, terus kayak liat cewek cantik lagi sendiri, ya udah gue samperin deh," ucap Alva dengan nada jenaka.

Ayna terkekeh saja.

Astaga, Alva bisa gombal juga?!

Mungkin anak cewek Graha Gelora akan iri setengah mati bila mengetahui Ayna yang tanpa susah payah merebut perhatian Alva bisa digombali oleh seorang yang paling disayangi se-Graha Gelora.

Alva malam ini berbeda dari Alva yang sebagai ketua OSIS, sebagai anak olimpiade yang akan berpidato di podium saat dirinya menang membawa piala, atau saat dirinya tengah berseteru dengan Azka tempo hari.

Malam ini, Ayna merasa ada yang berbeda. Walaupun memang Alva adalah orang yang ramah, murah senyum dan kepribadian baik lain yang memang benar adanya, Ayna merasa ada yang berbeda, merasa ada sisi lain Alva.

DeranaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang