21. Te amo

15 2 2
                                        

Happy Reading ❤️

Sudah 4 bulan hubungan Zila dan Zaigham berjalan, masih sama yaitu tanpa status tapi penuh dengan rasa sayang.

Physical touch, word of affirmation, act of service, receiving gifts and quality time. Sudah Zaigham lakukan dan sudah Zila rasakan getarannya

Asikk

Tapi sejauh itu, hanya satu yang kurang yakni pengungkapan dari Zaigham.

Huft, Zila bingung sendiri jadinya. Setiap ditanya 'kapan si lo nembak gue?' pasti Zaigham selalu menjawab 'perlakuan gue selama ini ga cukup buat ngebuktiin semuanya?'

Bukan masalah cukup ga cukup loh, laki-laki aja pada butuh pengakuan, lantas emang salah perempuan menuntut kepastian?

Tapi gapapa, Zila selalu menikmati hari hari nya dengan Zaigham. Sudah terlanjur nyaman sudah terlanjur sayang pula, yaudah jalanin aja.
Kalo Zaigham ngeghosting Zila kata Zayn sih tendang aja si mesin penghasil Zaigham junior nya.

Seperti saat ini, kedua sejoli itu tengah berada di pinggiran pantai, menunggu matahari yang sebentar lagi akan tenggelam dan berganti tugas dengan sang rembulan.

Ditemani dengan dua buah kelapa muda segar dan camilan camilan ringan, mereka menikmati sore hari ini dengan penuh canda tawa.

Aneh ya Zila Zaigham akur? Iya aneh tapi mau gimana lagi

"Zil, lo tau ga apa yang lebih indah dari senja yang saat ini lagi kita pandangin?"

"Pantai nya?" Zila sedikit menoleh ke arah Zaigham tatkala Zaigham melontarkan pertanyaan tersebut

"Bukan"

"Terus apa?"

"Mata lo"

Zila terdiam sebentar

Otaknya masih ngelag

Pikirannya ngebug

Dan

"Huaaa anjir lo ah baper gue" ucap Zila memukul kecil pundak Zaigham dan langsung menutup wajahnya yang sekarang sudah memerah seperti kepiting rebus.

"Ckk merusak suasana lo" Zaigham berdecak kesal, resiko berpacaran dengan gadis yang suka meninggalkan akhlak nya dibawah selimut.

Eh apa tadi? Berpacaran?

"Agam"

"Hmm?"

"Kalo gue tiba tiba ditembak orang gimana?"

"Kalo ga mati, paling koma" Zaigham menjawab dengan wajahnya yang seperti tembok.

Mungkin masih kesel, suasana romance nya ga dapet dapet mulu daritadi

"Anjrit bukan itu maksud nya"

"Ya lagian tembak tembak"

"Maksudnya kalo ada yang tiba tiba dateng ke gue terus minta gue jadi pacarnya gimana?"

"Dia datengin lo?"

"Heem"

"Dan mau jadiin lo pacar nya?"

"Iya, kenapa?"

"Cih jadi pacar doang" Zaigham berdecih lalu melanjutkan kembali kata-kata nya "Gue datengin Pak Yusuf, minta anaknya buat jadi bini gue"

Blushhh

"Kenapa lo? Salting?"

'pake nanya lagi si anying' batin Zila menggerutu
Jelas salting lah, mainan nya langsung minta restu ke orangtua.
Mana Mama Papa Zila keliatannya udah welcome banget sama si curut

ZilaZaigham (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang