Bab 1 - Eat Well, My Son

4K 396 4
                                    

"Makan yang banyak, sayang," Song Mi-Rae tersenyum, memamerkan bibir simetrinya yang berona pink natural. Seperti biasa, Mi-Rae tidak mengizinkan dirinya terlihat buruk. Dia memastikan rambut pendek sebahunya yang rutin dirawat di spa tersisir rapi. Kukunya juga baru saja dimanicure namun tidak terlalu panjang. Dia khawatir bisa menggores kulit pipi putranya tanpa sengaja ketika dia membelainya.

Mi-Rae tidak memakai perona bibir, karena dia tahu Hyun-Ki— Putranya yang berusia hampir enam tahun— tidak suka kalau ada bekas lipstik di pipinya. Hyun-Ki tampak bersukacita memakan permen kapas berbentuk beruang yang dibawakannya. Mereka berada di kafetaria sekolah Hyun-Ki yang tidak terlalu ramai.

Beberapa penjaga sekolah terlihat berjaga di sana. Ada juga dua orang pengawal pribadi Hyun-Ki termasuk seorang pengasuh. Ini pemandangan yang cukup umum di sekolah elit. Mereka diizinkan membawa seorang pengawal. Korea adalah negara yang aman tapi tetap saja penculikan bisa terjadi. Dan para Chaebol— istilah bagi keturunan orang terkaya Korea— adalah incaran para penculik.

Hyun-Ki adalah anak laki-laki yang tampan dengan pipi yang mudah bersemu merah ketika melihat hal yang dia sukai. Keluarganya ketat mengatur makanannya. Karena itu dia jarang melihat permen kapas. Walaupun itu tidak akan mengenyangkannya— dia melahapnya seolah kelaparan.

"Bagaimana sekolah hari ini? Apakah ada hal yang seru?" Mi-Rae bertanya. Hyun-Ki berhenti menjilati jarinya. Dia pun mengatur posisi tangannya sebelum menjawab. Dia terlihat malu karena memakan permen kapas itu seperti anak biasa. Masalahnya, di kelas tata Krama yang diikutinya— tidak ada yang mengajari cara memakan permen kapas.

Mi-Rae memberikan selembar tisu basah ke tangan putranya. Dengan sedikit tersipu, Hyun-Ki mengelap tangan dan mulutnya yang lengket. Dia lalu menyerahkan sampahnya kepada pengasuhnya yang bersiap di dekatnya.

"Kami membuat bola-bola kapas dan menempelkannya kepada gambar seekor domba," Hyun-Ki mulai asyik bercerita. Mi-Rae menyimaknya seksama, dan memastikan kalau tidak ada satu kalimat pun yang luput dari pendengarannya.

Sesekali Mi-Rae melirik ke arah jam tangannya dan rasa cemasnya meningkat dengan cepat. Sudah hampir tiba waktunya.

"Dasar tidak punya kelas, lagi-lagi kau memberikan makanan tidak sehat pada Hyun-Ki," seseorang datang dengan busana bermerek mewah dari ujung rambut sampai sepatunya. Dia adalah Park Young-Ran, mantan iparnya yang mengurus Hyun-Ki. Dia datang lebih cepat. Mi-Rae pun kehilangan senyumnya.

"Aku masih punya lima belas menit lagi," kata Mi-Rae sambil melipat tangan menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Apa bedanya? cuma lima belas menit kan? Ayo Hyun-Ki kita pulang, nenekmu mencarimu dia membuat sup ayam herbal untukmu. Kenapa kau makan ini sih? Perutmu bisa sakit. Ini kan makanan rakyat jelata. Yah, walaupun kau tidak bisa terlalu menyalahkan mamamu. Dia rakyat jelata, berbeda dengan kita," kata Young-Ran lagi.

"Lima belas menit sangat berharga untukku. Aku hanya tiga hari sekali bertemu dengan Hyun-Ki. Apa kau tidak—"

"Jangan pegang! Baumu seperti ayahmu yang nelayan. Nanti bisa menempel bajuku," kata Young-Ran sambil melihatnya jijik.

"Bibi jangan jahat pada mama," Hyun-Ki menegurnya marah. Tapi Young-Ran hanya mencibir tidak peduli dan kembali menggandeng Hyun-Ki.

"Apa aku bisa bersama mama sebentar lagi?" Hyun-Ki melanjutkan.

"Tidak bisa, nenek menunggumu,"

"Tapi aku belum selesai bicara tentang kegiatanku di sekolah hari ini," protes Hyun-Ki walaupun tetap sopan dan elegan.

"Nanti bibi akan mengizinkanmu bicara di telepon dengan mamamu, ayo pulang,"

"Young-Ran, kumohon," Mi-Rae menunjukkan ekspresi sesalnya. Dia masih merindukan putranya. Dua jam terlalu cepat untuknya dan kini dia bahkan tega merenggut lima belas menit yang berharga darinya?

Her Dangerous LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang