Bab 9 - About Her

831 264 12
                                    

"Saya ingin minta maaf dengan masalah yang menimpa anda di media, nona Song. Anda tahu, tentang gosip kita berdua," kata Jun dengan nada sedikit formal namun dia tidak bisa menyembunyikan rasa gugupnya. Dia merasa konyol karena tadi bersikap seolah santai namun kini mulai menunjukkan sikap aslinya. Dia tidak biasa bergaul dengan seseorang yang elegan seperti Mi-Rae.

Mi-Rae meminum kopi espresso dinginnya sebelum menanggapi.

"Itu sudah biasa di dunia entertainment. Kenapa harus dipusingkan?"

"Yah tapi—"

"Tuan Lee, tidak perlu bersikap formal. Kau boleh memanggilku Mi-Rae,"

"Nona Mi-Rae, saya kurang paham kehidupan selebritis Korea. Di Amerika biasanya namaku hanya masuk ke web dan akun-akun olahraga. Namaku disebut nyaris sebanyak Christiano Ronaldo atau atlit lain tapi nyaris tidak pernah masuk di media gosip. Mungkin saya berlebihan, tapi apa ini tidak masalah untuk anda? Yah, aku membaca beberapa narasi dan komentar di media. Saya tidak suka dengan cara mereka menebak kalau kita mungkin melakukan hal yang tidak pantas di ruang ganti," Hyeon Jun menggaruk kepalanya gugup dengan mata sesekali melihat ke arah lain.

"Seharusnya anda tidak membaca komentar di sosial media, Tuan Hyeon Jun. Ah boleh aku memanggilmu seperti itu?"

"Kau boleh memanggilku, Jun,"

"Tapi aku terlanjur melihatnya dan aku merasa itu tidak adil buatmu. Mereka tidak sopan, karena kau bukan wanita seperti itu,"

"Bagaimana anda bisa tahu itu, tuan Jun?" Mi-Rae bertopang dagu sambil menatapnya.

"Aku hanya tahu, karena kau berbeda dengan perempuan yang biasa aku kenal," kata Hyeon Jun. Dia bicara tentang para wanita yang berada di lingkaran para gangster. Para pekerja bar, hostess, dan kriminal berpakaian provokatif.

"Berbeda dengan para wanita yang biasa anda kencani?" Mi-Rae tersenyum.

"Y—ya kira-kira seperti itu," sahut Jun dengan memalingkan wajahnya.

"Ini tidak adil ya? Kenapa pria tampan seperti anda bisa bebas berkencan dengan siapa saja tanpa harus takut dikatai jalang, tapi perempuan tidak bisa seperti itu. Lagipula, ini era modern kenapa masih saja ada yang berpikir kolot begitu? Kau bukan penganut seks setelah menikah kan?" Tanya Mi-Rae. Jun mulai gugup karena obrolan mereka mulai membahas hal yang sedikit dewasa.

"Tidak, aku tidak seperti itu," sahut Jun walau tetap menunjukkan ragu. Dia tidak pernah bersumpah suci atau apa. Hanya saja, Jun belum pernah menemukan situasi atau pasangan tepat.

"Aku tidak begitu, aku cukup romantis dan menikah sebelum melakukannya untuk pertama kalinya," kata Mi-Rae lagi.

"Ah kau pasti menganggapku kampungan ya karena itu?" Mi-Rae menuduh walau dengan nada bergurau.

"Tidak, menurutku itu mengesankan. Para gadis sekarang terlalu mudah menyerahkan diri mereka," kata Jun mengkritik seolah dia ahjumma tua yang mengeluhkan soal pergaulan bebas.

"Ahahaha, kau tidak cocok bicara seperti itu, tuan Jun," Mi-Rae tampak terhibur.

Dia merasa tidak nyaman dengan pengalaman dikejar-kejar para perempuan seumur hidupnya. Bukan hanya karena tampan, mereka tertarik dengan statusnya yang pewaris ketua klan. Gadis yang berada di sekitarnya juga kebanyakan tangguh dan persisten karena bergaul dengan gangster. Mereka tidak tahu malu dan tidak akan menyerah hanya karena ditolak dengan kata-kata. Kadang, Jun harus mengirim anak buahnya untuk memberi mereka pelajaran.

Jun selalu cemas. Kalau dia sembarangan menyentuh gadis— para wanita licik itu bisa menjebaknya, mengaku hamil dan semacamnya. Seperti ayahnya sendiri yang entah sudah punya berapa anak haram dari para simpanannya. Tapi, semua anak itu tidak bisa benar-benar mewarisi kekayaan dan kekuasaan klan Serpent Fang. Karena itu mereka membenci Jun yang belakangan bersikap tidak serius soal mewarisi gelar ketua klan.

Her Dangerous LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang