"Menurutmu, sebaiknya kapan kita menikah? Bagaimana jika di musim gugur?" Seorang pria berwajah bulat dengan mata yang nyaris tidak terlihat berbicara. Walaupun tubuhnya sedikit berisi, pria itu makan dengan elegan. Jemarinya yang gemuk mengiris daging salmon panggang Alaska yang dimasak dengan mentega serta bawang putih. Ada potongan kentang dan asparagus di sudut piringnya yang hanya dia makan setengahnya.
Park Young Ran sama sekali tidak terkesan dengan kencannya hari ini. Dia berada di sebuah restoran mewah dengan pencahayaan temaram. Di hadapannya ada sepiring tiramisu dengan taburan caviar serta sendok perak. Namun gadis ramping itu tidak menyentuhnya sama sekali.
"Apakah tidak terlalu cepat membicarakan ini?" Young Ran menanggapi, matanya memandang ke luar jendela.
"Kita sudah bertunangan lebih dari dua tahun, Young Ran," pria itu tersenyum ramah kepadanya. Ada ketulusan dari sorot matanya. Namun young Ran tidak merasakan apa-apa. Dia tidak pernah puas dengan pasangan yang dipilihkan untuknya. Pria itu, tidak menarik dan membosankan. Dia mungkin akan menjadi tangkapan luar biasa berharga bagi gadis-gadis biasa. Tapi tidak bagi young Ran.
"Apa kau tidak sebaiknya melakukan sesuatu dengan berat badanmu? Apa kau mau berjalan di altar seperti itu?" Tanggap Young Ran lagi tanpa berusaha menyembunyikan rasa tidak sukanya.
"Ah ya, dokterku bilang aku cukup sehat. Berat badanku saat ini tidak cukup berbahaya untuk menimbulkan serangan jantung atau apa. Aku akan berusaha tidak terlalu antusias melihatmu berjalan di altar dengan gaun putih," pria itu tertawa canggung dengan tangan kanan menggaruk belakang kepalanya.
Dia menyukai Young Ran. Tentu saja, secara fisik dan latar belakang, Park Young Ran adalah wanita sempurna. Tapi tidak begitu dengan Ran. Dia terpaksa menerima perjodohan ini.
Dia tidak paham kenapa para pria kaya raya itu kebanyakan enggan melakukan usaha lebih untuk penampilan mereka. Kakaknya do Hyun juga sama. Selain sesekali ke pusat kebugaran— dia tidak terlalu sering merawat diri. Tapi Do Hyun terlahir tampan. Dia pangeran sejak lahir yang dicintai semua orang.
Sementara Han Seong Woo yang ada di hadapannya saat ini, punya wajah biasa. Dia pria yang sama sekali tidak atraktif dengan kekayaan luar biasa. Hanya satu tingkat di atas keluarga Park. Ran merasa dia terlalu bagus untuk Seong Woo. Young Ran cantik, dan dia memastikan menjaga penampilannya dengan perawatan termahal.
Untuk apa dia susah payah meningkatkan penampilannya hanya untuk bersama pria kaya raya berperut buncit yang enggan merawat diri? Kenapa pria-pria kaya raya merasa tidak perlu melakukan apa apa dan menganggap semua gadis akan bahagia dengan uang mereka?
"Kau harus menurunkan berat badanmu, operasi plastik, atau lakukan apa saja untuk terlihat cukup tampan dan bisa kuperkenalkan ke teman-temanku,"
"Eh? Operasi plastik?" Seong Woo tampak lebih bingung ketimbang tersinggung.
"Aku tidak tertarik pada uangmu, kita dijodohkan. Apa menurutmu adil jika hanya pihak perempuan yang berusaha mempercantik diri dan pihak laki-laki bersikap tidak peduli dengan penampilan mereka? Kau punya uang kan? Gunakan itu untuk wajahmu. Setidaknya pakai pelembab, atau cuci mukamu dengan benar," Young Ran mengkritiknya.
"Wah, kau benar-benar tidak menyembunyikan perasaanmu ya? Yah, maaf kalau kau harus bersamaku. Tapi demi keluarga Han dan Park—"
"Aku tidak peduli, karena kita akan menjadi suami istri kau harus membiarkanku mengatakan ini semua. Kalau perlu, aku yang akan mengatur penampilanmu," kata gadis itu sedikit galak.
"Eh, aku tidak yakin," Seong Woo ragu dan melihat ke arah lain.
"Apa kau tidak bisa sekali saja mengabulkan permintaanku? Aku tidak peduli kalau kau memberiku emas permata bahkan jet pribadi. Aku sudah memiliki semuanya. Kalau kau menghargaiku sebagai calon istriku— rubah penampilanmu," Young Ran memerintah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Dangerous Lover
Любовные романыBersama Hyeon Jun, Mi Rae merasa nyaman dan hidupnya terasa seperti petualangan. Dengan Do Hyun, Mi Rae merasakan cinta pertama yang menyapa hatinya lembut seperti musim semi. Namun semua itu dibarengi oleh kecemasan. Haruskah Mi Rae merajut kembali...