Bab 30 - Their Past (1)

517 159 21
                                    

Flashback masa lalu Mi Rae dan Do Hyun

Semua sudah direncanakan sejak Do Hyun lahir. Sebagai putra pertama dan calon pewaris gurita bisnis keluarga Park— Do Hyun hanya perlu menjalani hidup yang hasilnya sudah ditentukan. Ibunya mengandung di waktu yang sudah direncanakan lama. Dia lahir di rumah sakit terbaik yang sahamnya juga dimiliki oleh keluarganya. Semua pengasuhnya juga keturunan dari pekerja yang lama mengabdi pada keluarga Park. Mereka semua sudah terlatih dan bisa multi bahasa.

Do Hyun juga bersekolah di sekolah terbaik yang ada di Seoul. Dan kini, ketika dia berusia tujuh belas tahun, dia  bersekolah di akademi Daesan yang telah meluluskan banyak politisi, menteri dan profesional terbaik Korea Selatan.

Tentu saja, dia bukan hendak menjadi orang terpintar Korea Selatan atau semacamnya. Hidupnya sudah terjamin. Dia tidak perlu membuktikan apapun selain berusaha menjadi yang terbaik di kelasnya. Dia bersekolah di Daesan karena harus berteman dengan sesama pewaris keluarga konglomerat. Bahkan sejak belia pun dia harus membangun relasi sebanyak mungkin dengan putra dan putri orang kaya.

Sayangnya, itu menjadi kelemahannya. Park Do Hyun telah mengikuti test psikologi dan dia dinyatakan sebagai seorang introvert. Itu bukan masalah besar. Itu sama sekali bukan penyakit. Tapi itu membuatnya sulit untuk berteman apalagi membangun pembicaraan.

Do Hyun sadar kalau dia bukan orang yang menyenangkan dan lebih suka sendirian. Untungnya, sebagai putra dari keluarga yang disebut urutan ke lima terkaya di Korea Selatan — secara alamiah anak-anak lain berusaha berteman dengannya dan berusaha menyenangkannya.

Do Hyun membenahi kacamatanya dan berjalan keluar dari perpustakaan. Dia yang benci keramaian memutuskan untuk menyendiri di setiap jam istirahat tiba. Perpustakaan adalah tempat favoritnya. Di sana dia tidak perlu bertemu penjilat yang berusaha akrab dengannya. Penjaga perpustakaan akan memarahi mereka jika bicara di perpustakaan. Itu menjadi semacam tempat pelarian yang sempurna untuknya.

Namun dia punya tugas baru dari pamannya. Do Hyun harus berusaha berteman dengan pewaris keluarga konglomerat Choi. Dia tidak tahu bagaimana caranya karena mereka seolah berada dunia yang berbeda darinya. Putra putri choi sangat supel dan gemar bergaul. Sulit untuk mendekati mereka hanya berbekal nama keluarga dan status pewaris seperti yang dia miliki.

Choi Yo Han adalah pewaris selanjutnya. Kakeknya adalah orang nomor dua Terkaya di Korea Selatan. Tapi dia sama sekali tidak terlihat seperti konglomerat terkekang yang harus hidup sesuai aturan keluarga. Nilainya bahkan tidak istimewa dan tidak pernah menjadi yang terbaik di kelasnya. Dia satu angkatan dengan Do Hyun namun di kelas yang berbeda. Do Hyun ada di kelas unggulan sementara dia di kelas biasa.

Hari ini, Do Hyun akan mencoba menyapa Yo Han. Entah bagaimana caranya, dia harus berteman dengannya.  Ini sangat sulit. Do Hyun tidak pandai bergaul dan dipaksa harus menyapa kupu kupu bebas seperti Yo Han. Tapi kalau Do Hyun lari, pamannya tidak akan terima.

Pamannya tidak punya anak perempuan. Dari hampir selusin cucu dari Park Shin Woo yang adalah kakeknya— Do Hyun adalah cucu laki-laki Pertama. Berbeda dengan saudari dan sepupu perempuannya yang lebih bebas tekanan — Do Hyun merasa kalau keluarganya terlalu membebaninya.

Do Hyun berdiri di balik tembok sambil melihat Choi Yo Han yang entah bagaimana terlihat menyilaukan. Dia bergaul dengan sesama anak konglomerat yang berusaha menjilatnya. Namun dia juga tampak akrab dengan anak-anak biasa yang sangat beruntung bisa bersekolah di Daesan.

Do Hyun melihat seorang gadis berambut panjang yang diikat kuncir kuda sedang tertawa dengannya. Mereka tampak akrab, tapi Do Hyun tahu dia mungkin hanya anak biasa. Karena do Hyun sudah menghafal nama dan wajah anak-anak konglomerat yang bersekolah di Daesan. Namun, alih-alih fokus pada Yo Han, dia tidak bisa berhenti memandangi gadis itu. Ada aura berbeda dari dirinya. Dia gadis yang berjiwa bebas dan menolak dikekang. Dia cantik alami tanpa jejak operasi apapun di wajahnya. Dia berpakaian sopan, tanpa berusaha mengecilkan seragamnya atau apa untuk menonjolkan lekuk pubertas seperti kebanyakan gadis SMA lainnya.

Walaupun tidak berdandan berlebihan, namun gadis itu tetap dengan mudah mengalahkan gadis SMA lain hanya dengan senyumnya.

Gadis misterius itu tampak mengeluh dan berdebat dengan Yo Han. Mereka menyebut sesuatu seperti klub drama, teater atau semacamnya. Apakah Choi Yo Han bergabung dengan klub drama atau semacamnya? Do Hyun seharusnya juga meneliti itu. Dia mungkin tidak sekelas dengan Yo Han tapi bisa satu klub dengannya.

Do Hyun juga sedikit berdebar. Kalau dia bergabung dengan klub drama— apakah dia juga bisa punya kesempatan berteman dengan gadis berambut panjang itu?

Gadis itu menoleh dan bertatapan dengan Do Hyun. Dia berubah ceria dan berjalan ke arah Do Hyun. Kepanikan melanda Do Hyun karena sadar kalau dia mungkin sudah ketahuan sedang mengintip. Saat ini mereka sedang berada di aula sekolah tempat anggota klub drama berlatih.

"Halo?" Gadis itu menyapa dengan riang.

Do Hyun terdiam, mematung di tempat.

"Namaku Song Mi Rae, apa kau mencari seseorang?" Tanyanya lagi.

"Umm, aku tertarik dengan yang kalian lakukan, apakah ini—"

"Klub drama! Ini klub drama! Astaga apa yang dilakukan oleh Park Do Hyun dari kelas dua yang terkenal di sini? Katanya kau biasa di perpustakaan?" Gadis lain menyapa. Dia berpenampilan lebih mencolok dengan rambut dicat kecoklatan. Do Hyun mengenalnya. Dia Choi Yoona, sepupu dari Choi Yo Han. Tapi dia bukan anggota keluarga Choi yang penting. Dia tidak cukup cemerlang untuk menduduki posisi penting di perusahaan keluarga mereka.

"Tenanglah Yoona, kau menakutinya kalau seperti ini," Song Mi Rae mencegahnya mendekat.

Lalu, Mi Rae meraih tangan Do Hyun mengajaknya ke tempat yang lebih tenang.

"Maaf, apa kau berminat bergabung dengan klub drama? Ya, kami tidak bisa membiarkan sembarangan orang bergabung. Karena kebanyakan dari mereka hanya berusaha mendekati Yo Han. Aku tidak paham cara pikir orang kaya, tapi kami menjalankan klub yang serius di sini. Lalu, bagaimana denganmu?" Mi Rae bertanya. Entah bagaimana kalimatnya mengusik nurani Do Hyun. Sepertinya akan sia-sia jika dia berbohong.

"Aku ke sini karena ingin berteman dengan Choi Yo Han. Perintah dari pamanku," Do Hyun mengaku. Dia tersenyum. Mi Rae terlihat terhibur. Dia lalu tertawa sambil sedikit menutup mulutnya dengan tangan. Do Hyun menyukai matanya yang menyipit ketika tertawa dan menganggapnya manis.

"Apa? Ini menarik. Kurasa Yo Han akan menyukaimu. Kalian satu angkatan dan juga kakak kelasku. Ayo ke sini, kau bisa lihat latihan drama kami dulu sebelum memutuskan. Kau tidak perlu harus bergabung dengan klub kalau hanya ingin berteman dengannya," Mi Rae kembali menggandeng tangan Do Hyun dan mengajaknya pergi. Namun kacamata Do Hyun tanpa sengaja terjatuh ketika dia menundukkan kepala.

"Ah, maaf," Mi Rae membungkuk dan memungutnya. Namun ketika hendak menyerahkan kembali kacamata itu— Mi Rae terdiam.

"Apa ada yang pernah bilang kalau kau sangat tampan?" Ujar Mi Rae jujur dengan rasa berdebar.

"Hmm, apa?" Do Hyun bimbang menanggapinya. Keluarganya memang terlahir atraktif. Dia tidak merasa itu sebuah kelebihan atau sesuatu yang bisa dibanggakan.

"Kalau kau jadi bergabung dengan klub drama, kau akan jadi pemeran pangeran yang sempurna. Aku sebagai pemeran putri Rapunzel tidak akan mau pangeran lain selain dirimu," kata Mi Rae bersemangat tanpa ada niat untuk merayu. Do Hyun bisa melihat kalau teman barunya sangat menyukai akting dan semangatnya menyebar mempengaruhi sekitarnya. Do Hyun kini tertawa.

"Kalau kau sesuka itu dengan wajahku, aku tidak akan lagi pakai kacamata," katanya.

***

Pencet Votenya dong temans. Oh iya draft cerita ini sudah tamat dan aku akan berusaha menyelesaikannya biar bisa lanjut tamatin ceritaku yang lain hehe.

Her Dangerous LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang