"Kau — Apa??" Suara Sujin terdengar kurang jelas. Dia sedang berada dalam kereta komuter saat ini untuk menuju ke kantor agensinya. Dia menerima telepon Mi Rae yang menceritakan kencan pertamanya dengan Hyeon Jun dengan panik.
"Aku tidak tahu, astaga. Tapi aku sungguh melakukannya. Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" Mi Rae menelepon melalui ponselnya ketika dia menunggu mobil sewaannya datang. Mi Rae memakai kaus sederhana dengan topi serta kacamata hitam. Dia terlihat berbaur dengan orang-orang di sekitarnya yang sibuk menyambut pagi mereka yang monoton dan tampak tidak peduli dengan orang lain.
"Bukannya itu cuma pura-pura??"
"Awalnya kukira begitu, tapi—"
"Ya aku paham, dia memang sangat tampan. Jadi sekarang kau sudah terjebak menjadi salah satu mangsanya, ya Mi Rae? Astaga kukira kau bisa bertahan dari rayuannya,"
"Apa dia benar-benar pria yang seperti itu?"
"Sudah kubilang kan, sumberku bilang dia playboy. Penakluk wanita nomor satu di Kelompok gangsternya. Eh, soal ini masih rahasia ya. Kabarnya ketua Lee akan menghajar kita kalau jati diri Hyeon Jun diungkap ke orang lain. Ini rahasia umum tapi tabu untuk dibahas,"
"Aku tahu, tapi soal Jun—"
"Kenapa?"
"Sepertinya dia bukan pria yang suka mempermainkan perempuan?"
"Mi Rae, apa yang kau tahu soal laki-laki? Kau hanya pernah bersama satu pria— Ayahnya Hyun Ki. Aku kan sudah bilang, laki-laki seperti Jun pandai merayu. Dia pasti pura-pura lugu dan perhatian ketika mendekatimu. Lalu segala omong kosong soal pura pura pacaran ini hanya akal-akalan dia saja. Dia sudah tidur denganmu, jangan sampai dia melakukannya lagi. Astaga Mi Rae. Kenapa kau mau saja dirayu begitu?"
"Aku masih belum yakin— maksudku— sebenarnya akulah yang memulainya. Aku yang lebih dulu menciumnya. Dan semuanya terjadi secara natural. Dan dia—" Mi Rae menelan liur. Enggan melanjutkan. Kepalanya penuh dengan kenangan yang terjadi tadi malam. Wajahnya berubah merah karena malu.
Mi Rae masih mengingat ciumannya, sentuhannya yang canggung, otot tubuhnya yang tetap menawan walau lebih tegang dari biasanya. Ekspresi wajahnya dan reaksinya yang— sedikit amatiran. Mi Rae mengalami malam yang menyenangkan. Tapi dia tidak melihat Jun sebagai laki-laki yang terbiasa meniduri perempuan. Malam pertama mereka kemarin— Mi Rae lah yang menjadi Alphanya. Dan mi Rae menyukai seluruh aktifitas malam mereka.
Apakah Jun sedang bersandiwara? Atau mungkin dia punya kesukaan terhadap perilaku seks tertentu? Misalnya pura-pura menjadi perjaka. Karena Mi Rae bisa merasakan keraguan dan sedikit ketakutan dari dirinya ketika dia menyentuh Mi Rae. Namun juga ada keinginan kuat dari Jun untuk menyenangkan Mi Rae. Hyeon Jun tidak bersikap egois dan melakukan apapun yang dia pikir akan menyenangkan Mi Rae.
Sang aktris tidak pernah mengalami malam sepanas itu sebelumnya. Termasuk ketika dia masih remaja dengan Do Hyun.
Kini setelah semua selesai. Dia menjadi takut. Dia khawatir kalau yang dikatakan Sujin benar adanya. Mi Rae tidak siap kalau harus berhubungan serius dengan seseorang. Lebih buruk lagi, kalau Jun benar bukan pria baik-baik. Apakah sesuatu yang buruk akan terjadi padanya?
Jun seorang gangster, dia playboy dengan latar belakang berbahaya. Tapi mi Rae mengandalkan instingnya. Dia pernah menyelamatkan Hyun Ki. Seharusnya dia bukan orang jahat. Tentu saja dia juga tidak akan menolak kalau pria itu minta bantuan padanya? Ketika Mi Rae mengiyakan— Sujin kembali melakukan investigasi. Dia pun memperingatkan Mi Rae kalau hubungannya dengan Jun mungkin bisa berbahaya untuk karirnya.
Bagaimana kalau identitasnya sebagai gangster terbongkar dan nama Mi Rae terseret menjadi ikut buruk? Tapi bukan itu yang dia cemaskan. Dia khawatir akan Hyun Ki. Kalau keluarga Park tahu dia berhubungan dengan Gangster— mereka bisa melarangnya bertemu Hyun Ki untuk selamanya.
Percakapannya dengan Sujin tidak membantu. Dia menutup komunikasinya dengan gusar. Rasa bersalahnya menguat semakin jauh dia berjalan dari Apartemen Jun. Jun tampak terluka. Seolah Mi-Rae telah menyakitinya. Mi Rae menyesali perkataan jahatnya. Seharusnya dia ingat kalau dia sudah dewasa. Dia tidak bisa pergi begitu saja.
Hyun Ki.
Mi Rae seharusnya mengutamakan putranya.
Sang aktris menggelengkan kepalanya Gusar. Dia tidak tahu kalau dia mungkin sudah cukup terpikat dengan Jun sampai dia bisa mengabaikan putranya untuk kencan sampai pagi. Mi Rae menepuk pipinya seolah itu bisa membuat rasa bersalahnya lenyap dari kepalanya.
Mi Rae membuka pintu apartemennya. Seharusnya, Hyun Ki sudah berangkat ke sekolah. Tapi ada seseorang di sana.
"Mama!" Hyun Ki berlari memeluknya.
Mi Rae membalas pelukannya bingung, lalu menggendongnya.
"Apakah kau sakit? Kenapa tidak sekolah?"
"Aku sudah menelepon wali kelas Hyun Ki, hari ini dia ijin tidak masuk," Mi Rae menoleh, mendapati sosok yang pernah sedekat nafasnya dan kini begitu asing baginya.
"Do Hyun, ini apartemenku," mi Rae berkata geram. Dia membawa Do Hyun dekat dengan dirinya.
"Hakim bilang, aku bisa menjenguk putraku kapan saja," sahutnya santai.
"Tapi bukan berarti kau bisa begitu saja menyusup ke apartemenku,"
"Pengasuh Hyun Ki yang membukakannya. Dia bekerja untuk keluarga Park. Aku ke sini tidak ingin bertengkar, Mi Rae. Hyun Ki, bilang pada mama kita mau ke mana?"
"Pulau Jeju! Papa akan mengajak kita ke Pulau Jeju!" Bocah yang hampir tujuh tahun itu melompat riang.
Mi Rae melihat pakaiannya sudah siap untuk pergi. Do Hyun sendiri menanggalkan jas dan setelan kakunya. Menggantinya dengan sweater tipis tangan panjang yang nyaman dengan bawahan celana denim yang kasual. Do Hyun tetap tampan. Dengan rambut hitam lurus yang jatuh ke telinganya dengan ringan. Raut wajah tidak bercela dan sepasang mata cokelat yang dalam dan membuat siapapun ingin terus memandangnya. Ekspresinya tetap serius, jarang tersenyum dan lebih suka bicara dengan nada formal.
"Kau tidak boleh mengajaknya pergi sejauh itu. Bagaimana kalau nanti Hyun Ki hilang lagi? Itu kesalahan ibu dan adikmu kan?" Mi Rae melarang.
"Bicara apa kamu? Tentu saja kau akan ikut kan? Ini liburan keluarga. Kami sudah mengemasi pakaianmu,"
"Do Hyun kau tidak boleh seenaknya. Aku juga punya pekerjaan!" Mi Rae menolak namun Do Hyun malah sibuk memakaikannya topi lebar dan merangkul lengannya untuk membawanya keluar dari apartemennya.
"Sudah kubereskan, kau tidak usah pikirkan pekerjaanmu. Aku juga orang yang super sibuk. Tapi kita harus melakukan liburan ini sekarang," Do Hyun mencengkram bahu mantan istrinya dan bicara sambil melihat matanya.
"Kau yang seenaknya. Sudah hampir lima tahun kau berada di Jerman tanpa sekalipun peduli pada kami. Lalu sekarang kau ingin bermain peran menjadi ayah yang baik?" Mi Rae menepis tangannya.
"Cepatlah, jet pribadiku sudah menunggu di bandara. Simpan protesmu untuk nanti, Mi Rae," tegas do Hyun sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Dangerous Lover
RomanceBersama Hyeon Jun, Mi Rae merasa nyaman dan hidupnya terasa seperti petualangan. Dengan Do Hyun, Mi Rae merasakan cinta pertama yang menyapa hatinya lembut seperti musim semi. Namun semua itu dibarengi oleh kecemasan. Haruskah Mi Rae merajut kembali...