Bab 15 - His Confession

821 273 45
                                    

"Tidak usah mencari lagi, Hyun Ki ada bersamaku," Mi Rae bicara melalui ponselnya dengan Young-Ran.

"Apa? Memulangkannya? Untuk apa? Untuk sekali lagi membiarkannya menjadi korban dari kecerobohan kalian? Hyun Ki akan tinggal bersamaku sementara. Aku sudah menghubungi pengacaraku. Mereka bilang hakim tidak akan senang dengan ini karena kalian sudah membahayakan Hyun Ki," Mi Rae lanjut bicara dengan percaya diri.

"Bagaimana aku menemukannya? Aku juga punya banyak teman baik. Aku bukan perempuan aneh tidak punya teman seperti yang kau tuduhkan. Jadi, dengar yang aku bilang? Hyun Ki akan tinggal sementara bersamaku. Jadi, besok pagi harap kirimkan tas dan peralatan sekolah Hyun-Ki. Aku yang akan mengantarnya. Selamat malam nona Park," Mi Rae menutup teleponnya dan mengulas senyuman puas. Ketika bicara dengan keluarga Park, dia harus tegas dan jangan izinkan mereka menyela.

Mi Rae menarik nafas merasa lega berhasil mengakhiri keresahan malam ini dengan akhir bahagia. Hyun Ki sudah meminum milkshake strawberrynya yang ke-dua sementara Hyeon Jun menyeruput Caramel Macchiatonya sambil memandangi Mi Rae.

Dia senang mengamati sang aktris. Dari wanita lembut yang layaknya malaikat dia rupanya bisa berubah tegas walaupun tetap imut. Dia terlihat berusaha keras menjadi galak. Dia seorang aktris dan Hyeon Jun tahu kalau dia pernah menjadi karakter antagonis. Tapi ketika di realita dia terlihat harus bersusah payah hanya untuk bicara balik dengan mantan iparnya.

"Kenapa mereka begitu keras ingin menjauhkanmu dari Hyun Ki?" Hyeon Jun tidak tahan untuk bertanya. Dia masih merasakan sisa-sisa debaran dari serangan pelukan Mi Rae. Dia mungkin akan sulit melupakan rasa lembut dan aroma tubuhnya yang murni tanpa parfum. Dia seperti orang mesum karena memikirkannya berlebihan. Tapi, apa yang bisa dia lakukan? Tuan muda Jun adalah laki-laki sehat dan normal.  Aktris secantik Mi Rae telah memeluknya. Itu menjadi pemicu serangkaian delusinya yang sedikit tidak sopan terhadap Mi Rae. Hyeon Jun merasa perlu mengalihkan pikirannya dengan membahas hal yang serius.

"Kau tidak akan bisa memahami cara pikir keluarga Park. Kepada orang lain, kurasa mereka bersikap normal. Hanya kepadaku mereka jahat. Karena aku telah merusak masa depan tuan muda mereka," Mi Rae membeberkan kisah hidupnya tanpa ragu.

"Jadi, mereka tidak membiarkanmu bahkan walaupun kau sudah bercerai?"

"Tidak, mereka tidak suka kalau aku mandiri dan bahagia. Mereka belum merasa puas membalas dendam. Mereka tidak menyukaiku namun sempat menahanku untuk membatalkan cerai. Itu sungguh mengherankan. Tapi, sudahlah. Jadi, bagaimana kau menemukan Hyun Ki, tuan Jun?"

Hyeon Jun tersenyum. Dia tidak langsung menjawab. Dia bahkan sudah lupa caranya menjadi badboy menarik yang diajarkan oleh para kroconya beberapa jam yang lalu. Kini dia kembali menjadi Hyeon Jun.

"Aku punya koneksi, mereka membantuku,"

Mi-Rae tidak mendesaknya. Namun dia tahu kalau Hyeon Jun tidak sebersih yang dia tunjukkan. Dia mungkin terlibat dengan hal-hal ilegal.

"Bagaimana dengan anak buahmu?"

"Siapa? Yang mana?"

"Mungkin kau belum dengar. Astaga, ini canggung. Tapi aku harus meminta maaf sekali lagi untuk ini. Manajerku Kim Sujin telah menendang selangkangan salah satu pengawal anda,"

Hyeon Jun tergelak dan tertawa sambil memegangi perutnya.

"Apa? Itu lucu. Maksudku, kenapa dia melakukannya?" Ujar Jun masih menyisakan tawanya.

"Dia pikir kami sedang diculik oleh para pengawal mu," Mi-Rae sedikit malu karena Hyeon Jun menanggapi seolah dia dan Sujin melakukan hal yang konyol. Tapi mereka memang konyol.

"Apa? Itu omong kosong,"

"Mereka menjemput Sujin dari rumahnya dan memaksanya bertemu denganku bahkan tidak mengizinkannya mengganti baju,"

"Apa? Itu—"

"Lalu, supirmu juga mengunci mobilnya seolah tidak mengizinkan kami keluar," Mi Rae melanjutkan.

"Hah? Tapi—"

"Kami tidak bisa menggunakan telepon dan kata supirmu mobilmu sudah dirancang untuk itu. Maksudku, orang normal manapun akan ketakutan jika berada di situasi itu. Tentu aku sangat berterima kasih atas bantuanmu menemukan Hyun Ki tapi—"

Secara mengejutkan, Hyeon Jun berdiri dari duduknya dan membungkuk dalam ke hadapan Mi Rae.

"Mohon maaf atas sikap tidak bijaksana yang ditunjukkan oleh para anak buahku, nona Mi Rae. Mereka tidak terbiasa bersikap ramah tapi percayalah kalau mereka tidak punya niat untuk menakuti kalian," Hyeon Jun berkata.

"Tuan Jun, angkat kepalamu. Maksudku, dalam situasi ini, yang dirugikan adalah anak buah anda, jadi—" Mi Rae ingin menawarkan kompensasi. Dia sungguh merasa tidak enak dengan prasangka buruk Sujin yang berujung kekerasan. Apapun alasannya itu bukan hal yang benar.

"Tidak, sebenarnya, mereka memang orang-orang bermasalah di mata orang normal sepertimu. Seharusnya aku tidak mengizinkan mereka berinteraksi dengan kalian sampai membuat kalian takut," Jun masih membungkuk. Sebelum akhirnya dia merasa puas dengan permintaan maafnya dan duduk kembali dengan raut wajah tegang.

"Tuan Jun, tenanglah. Kenapa kau terlihat tidak nyaman?" Mi Rae menggenggam tangannya dan memberinya sorot mata bersahabat. Sayangnya, Hyeon Jun merasa makin bersalah. Karena dia menanggapi keramahan Mi Rae dengan pikiran kurang ajar. Jun memaki dalam hati. Sejak kapan dia menjadi pria mesum seperti ini? Mi Rae sangat elegan layaknya titisan malaikat. Dia tidak boleh mengotori citranya walau hanya dengan delusi di otaknya.

"Pertemuan kita di kafe ini bukan kebetulan," Hyeon Jun mengaku.

"Apa?" Mi Rae menarik tangannya merasa ragu.

"Para anak buahku mengawasimu jadi kami tahu dimana kau berada dan apa yang kau lakukan. Aku sudah berbuat tidak sopan terhadap anda nona Song," Jun menundukkan kepala merasa bersalah.

"Tapi kenapa?"

"Ayahku akan mencalonkan diri sebagai walikota. Dia butuh popularitas dan katanya jika putranya mengencani aktris populer seperti anda maka elektabilitasnya akan naik. Jadi, saya mohon lupakan apa yang terjadi malam ini dan saya tidak akan mengganggu anda lagi," Hyeon Jun berdiri dan hendak meninggalkan mereka. Hyun Ki menyandarkan kepalanya pada ibunya dan tertidur.

Mi-Rae menarik lengan jaketnya dan menatap matanya.

"Tuan Jun, apakah benar anda terlibat dengan gangster?"

Hyeon Jun menatap mata wanita cantik itu dengan ragu kemudian memberinya anggukan kecil.

"Anda tidak perlu khawatir, kelompok kami tidak akan membiarkan fakta itu tersebar di media. Tapi kau mungkin sudah melihatku dengan berbeda. Bergaul denganku memang berbahaya. Jadi, selamat malam nona Mi Rae,"

"Tunggu," Mi Rae tidak mengizinkan pria itu pergi.

"Aku tidak melihat penjahat. Aku melihat pria gentleman yang jujur serta pahlawan yang menemukan anakku. Jadi tuan Jun, saya sedikit sedih kalau anda bilang tidak mau menemui saya lagi," kata Mi Rae dengan sorot mata duka yang tulus. Mi Rae tidak tahu apakah dia bisa kembali menemukan teman dengan latar belakang semenarik Jun di masa depan. Seorang Gangster? Mi Rae seolah berada dalam drama tapi ini realita.

Hyeon Jun terlihat senang walaupun dia berusaha keras menyembunyikan senyumnya.

"Kau tidak takut denganku?"

"Kenapa harus takut? Apa kau orang jahat?"

"Walaupun aku anggota gangster?" Jun tidak mengungkap kalau dia mungkin lebih dari itu. Dia pernah menjadi eksekutor andalan Serpent Fang ketika dia masih remaja. Dia bahkan adalah calon ketua klan berikutnya.

"Kau telah menyelamatkan Hyun Ki. Aku berutang padamu, tuan Lee. Jadi, kalau ada yang bisa kulakukan untukmu, kau boleh mengatakannya," kata Mi Rae.

Hyeon Jun berpikir. Dia masih dalam misi dari ayahnya. Perempuan itu juga sudah tahu latar belakangnya dan kalau Mi Rae menganggap dia berbahaya, sepertinya sudah terlambat baginya untuk lari.

"Ka— kalau begitu— apakah kau mau berkencan denganku?"

*****

Komen yang rame ya, jangan lupa vote. Aku akan update sering cerita ini. Tolong rekomendasikan cerita ini ke teman-teman kamu ya. (◍•ᴗ•◍)

Her Dangerous LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang