Bab 31 - Their Past (2)

438 133 11
                                    

Masih flashback. Ayo mana komen dan votenya?

***

Choi Yo Han seperti seekor kera yang lepas dari penangkaran dan berusaha kembali ke hutan lindung. Dia riang, sesekali meledak-ledak dan punya semangat membara ketika memimpin klub drama. Do Hyun tidak tahu bagaimana bisa keluarga Choi begitu santai membiarkan pewaris mereka bergaul dengan orang-orang biasa dan serius mendalami seni peran?

Dia seolah berusaha berperang dengan mayoritas isi sekolah yang berasal dari kalangan elit. Walaupun dia disebut mudah bergaul—kenyataannya dia tidak begitu saja menyebut orang lain sebagai teman. Dia punya standar seperti apa orang-orang yang bisa bergaul dengannya.

"Baiklah, Do Hyun, katanya kau mau berteman denganku?" Yo Han, yang mengecat sebagian rambutnya dengan warna pirang bertanya sambil memandangnya lekat dan melipat tangannya.

"Kau tahu seperti apa keluarga konglomerat. Aku harus berteman denganmu. Aku di peringkat lima dan kau di peringkat dua," tanggap Do Hyun kalkulatif.

"Eh, apanya?"

"Peringat kekayaan keluarga tentunya,"

"Eeeeh?? Membosankan. Aku tidak peduli soal itu," kata Yo Han sedikit mencibir.

"Apa kau jenis pewaris yang tidak peduli dan ingin mundur dari suksesi?" Tanya Do Hyun. Ada beberapa orang seperti mereka. Do Hyun menganggap mereka naif dan hidup dalam delusi karena tenggelam dengan harapan mereka untuk menjadi seniman, musisi atau profesi yang tidak terlalu menghasilkan.

"Apa? Tidak tentu saja tidak aku yang akan menjadi pemimpin bisnis keluarga Choi di masa depan tentu!" Kata Choi Yo Han yakin.

"Kau tidak terlihat handal mengelola bisnis,"

"Itu semua akan terjadi secara alamiah. Bakat bisnis pasti akan menurun padaku, untuk apa harus mengkhawatirkannya sekarang? Kita masih muda. Kau juga kan masih SMA," Yo Han mengangkat bahunya percaya diri. Dia lalu memberi isyarat kalau akan kembali sibuk dengan urusan klubnya dan pergi.

"Tunggu dulu!" Do Hyun menahannya.

"Kami sedang akan latihan drama," Yo Han tampak terganggu.

"Aku ingin bergabung,"

"Seputus ada itukah kau berusaha berteman denganku?"

"Tidak, bukan begitu. Aku —"

"Yo Han, kita membutuhkan dia. Apapun alasannya ingin bergabung ke Klub— kau tidak boleh menolaknya," Mi Rae menyela pembicaraan mereka.

"Eh? Bagaimana kalau dia bersikap menyebalkan dan menjilat?"

"Apa? Kau kira sehebat apa dirimu? Dia pintar dia pasti bisa menghafal naskah lebih baik darimu. Selain itu— klub drama kekurangan orang tampan!" Mi Rae, siswi kelas satu yang juga wakil ketua klub drama berargumen.

"Astaga, ya sudah terserah kau saja. Asalkan dia bisa berakting dengan baik aku akan mengizinkannya," Yo Han menggaruk telinganya seolah bosan.

Mi Rae mengepalkan tangannya senang. Dia merasa baru saja menemukan harta Karun. Dia harus menaikkan popularitas klub dramanya. Pertunjukan terakhir mereka sepi peminat. Banyak yang datang karena penasaran dengan Choi Yo Han yang disebut pewaris orang nomor dua terkaya di Korea. Tapi mereka bukan penggemar teater sejati. Sekolah daesan dipenuhi orang-orang dengan kepentingan tertentu. Tidak jauh berbeda dengan Do Hyun.

Tapi Yo Han tetap berharap akan ada saatnya usahanya dinilai atas bakatnya sebagai sutradara. Bukan hanya karena dia terlahir sebagai Choi Yo Han.

Mi Rae menggandeng tangan Do Hyun ke sisi lain dari aula. Do Hyun merasa gadis itu terlalu cepat akrab dengan seseorang. Bagaimana mungkin dia bisa dengan santai menggandeng tangan seseorang yang baru dikenalnya? Do Hyun pun menilai. Gadis itu cantik, mungkin salah satu peringat teratas di sekolah Daesan. Dia mungkin sudah punya kekasih karena seperti terbiasa berinteraksi dengan laki-laki.

Her Dangerous LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang