Pasusu 2
"Terus?"
"Ya gitu, akhirnya nangis sambil pelukan" Jungkook tidak bisa berhenti tersenyum sejak Taehyung mulai menceritakan bagaimana harinya berjalan begitu melelahkan, katanya; sebab kerepotan mengurus ke-empat bocah kecil menggemaskan yang tadi siang sempat terlibat keributan kecil, berakhir Taehyung yang harus turun tangan dan ikut andil dalam bermain, mengikuti mereka berlarian kesana sini seraya mengawasi agar hal tidak diinginkan seperti sebelumnya terulang lagi. Sesekali ia bertugas untuk melerai jika sudah ada perselisihan kecil, ikut masuk ke dalam obrolan mereka yang sebenarnya tidak ia mengerti sepenuhnya, lalu ia harus rela ketika diserang sana-sini sebab dijadikan sebagai sosok musuh ketika masuk ke dalam permainan perang-perangan melawan monster jahat. Ya sudah mau bagaimana lagi, alhasil ia pasrah meskipun sebagian tubuhnya kini terasa nyeri.
"Terus bisa memar gini, gimana ceritanya?" Taehyung tersenyum kikuk ketika sekarang tubuhnya sedang diperiksa dengan seksama oleh Jungkook, sebab sedari tadi ia mengeluh sakit. Kemudian mulai bercerita lagi tentang bagaimana memar itu bermula. "Lain kali, kalo ngerasa sakit, mainnya jangan diterusin, kasih tau mereka buat mainnya pelan-pelan aja, atau coba alihin mereka ke permainan lain. Jangan maksain diri sendiri sampai dapet memar kayak gini" Seperti biasa—— Jungkook masihlah sosok yang sering mengomel kalau mendapati Taehyung terluka atau kesakitan.
Si kesayangannya itu kemudian berjalan ke arah kamar mandi dan kembali lagi dengan sebaskom air hangat yang ia taruh di bawah kasur, "sini" Perintahnya yang segera Taehyung turuti. "Kakinya di masukin ke dalam air hangat dulu kak" Tidak berhenti sampai disitu, Jungkook lalu keluar dari kamar dan beberapa menit kemudian kembali lagi dengan baskom kecil berisi air dingin dan beberapa es batu di dalamnya yang mulai mencair.
"Sakit nggak?" Taehyung meringis kecil ketika luka memar di lengan atasnya disentuh pelan, "tenaga anak kecil kan besar kak, lain kali hati-hati. Nanti aku bilangin ke mereka juga buat nggak main kayak gini lagi" Jungkook mulai mencelupkan lap kompres yang sedari tadi menggantung asal di bahunya ke dalam baskom berisi air dingin, kemudian mengusapkan dan menekannya pelan ke atas memar Taehyung yang seketika terasa ngilu.
"Aku udah mau berhenti main tadi, tapi takut mereka sedih" Jungkook berdecak menanggapinya, ia mendelik tajam ke arah Taehyung yang langsung mengalihkan tatapan ke arah lain.
"Ya coba kamu kasih tau mereka buat mainnya pelan-pelan aja, nanti mereka jadi kebiasaan kayak gini, kamunya sih ngerasa nggak papa, kalo yang diajak main orang lain, gimana? Atau mereka malah mukul satu sama lain, gimana?" Taehyung menelan ludahnya susah payah, membenarkan kalimat Jungkook. "Kalo kamu nggak bisa tegur mereka buat kebaikan diri mu sendiri, seenggaknya tegur mereka buat kebaikan orang lain. Kalo kamu nggak bisa jaga diri mu buat kebaikan diri sendiri, maka seenggaknya lakuin itu buat orang-orang yang kamu sayang, buat orang-orang yang sayang kamu! Apa kata ku soal harus mentingin diri sendiri kak? Jangan selalu mentingin orang lain, harus dirimu sendiri dulu baru orang lain. Kamu nih kebiasaan apa-apa lain dulu, yang penting orang lain seneng, sampe lupa sama diri sendiri..." Dan ya begitulah seterusnya, omelan Jungkook masih terus berlanjut semakin melebar kemana-mana. Taehyung hanya sesekali menanggapi ketika ditanya atau menganggukkan kepala beberapa kali, berusaha sebisa mungkin untuk menahan senyumannya agar Jungkook tidak semakin kesal. Taehyung sendiri tidak merasa marah atau kesal sama sekali ketika mendengarnya, sebab ia tahu omelan Jungkook itu pertanda khawatir kepadanya.
"Maaf"
"bukan maaf aja, tapi dilakuin!"
"Iya sayang"
"Jangan sayang-sayang deh, kamu nyebelin soalnya"
Taehyung merengut, "masa nggak boleh sih sayang-sayang sama suami ku sendiri" Tangannya dengan jail mencolek dagu Jungkook yang langsung berusaha menepisnya.
"Ish diem deh, aku lagi ngompres luka mu ini!"
"Sayang, kalo cemberut makin cantik lho——aw.. " Taehyung meringis sakit ketika lukanya dengan sengaja Jungkook tekan, ia terkekeh kecil ketika mendapati wajah si kesayangannya sudah memerah samar. Keduanya masihlah seperti pengantin yang baru menikah kemarin, masih sering malu-malu ketika di goda seperti tadi. "Ih, malunya lucu banget" Serunya dengan gemas yang mana malah membuat Jungkook berdecak semakin kesal dengan pipi yang kian memerah.
"Nyebelin ih! Sakit kan tuh? Rasain"
"Sakit tapi nggak papa soalnya Jungkookienya lucu banget" Enggan menanggapi lagi, Jungkook segera berpindah pada betis Taehyung yang juga terdapat memar, sementara Taehyung mengelus memar yang sebelumnya Jungkook tekan. Rasanya cukup berdenyut meskipun ia tahu Jungkook tidak bermaksud menyakitinya, pun ini disebabkan oleh ulahnya sendiri yang gemar menggoda si kesayangannya.
"Maaf" Taehyung mengangkat alisnya kebingungan, "maaf kenapa?" Tanyanya heran.
"Luka memar kamu malah tambah sakit" Lirih Jungkook pelan.
Taehyung tersenyum hangat, menarik Jungkook yang sebelumnya berjongkok untuk kembali duduk di sebelahnya. "Hei, nggak papa. Sakitnya bukan karena kamu kok" Ujarnya berusaha menenangkan meskipun terdengar sekali bahwa ia berbohong. Jungkook mendengus, ikut mengusap permukaan memar tadi dengan begitu hati-hati, sampai Taehyung tidak mampu merasakan sentuhannya. "Nggak papa, sayang" Ujarnya mempertegas, tidak ingin Jungkook berlarut terlalu lama dalam rasa bersalahnya. Lalu selintas ide jahil muncul di kepala Taehyung.
"Tapi, kalo memarnya di cium sama kamu, pasti bisa langsung sembuh"
Jungkook memutar bola matanya malas, "ngaco!" Cibirnya.
"Beneran sayang, coba deh cium, aku yakin besok langsung sembuh"
"Mana ada begitu"
"Ih, kita kan nggak tau. Makannya biar tau, kamu coba deh cium sekarang" Menghela napas berat, Jungkook sadar jikalau itu memang hanyalah akal-akalan Taehyung belaka. Tapi meski begitu, ia tetap menurutinya untuk mencium luka memar di lengan bagian atas itu, disusul kecupan yang Taehyung berikan pada dua pipinya sebagai balasan seraya berujar, "makasih sayang, aku yakin besok memarnya langsung sembuh" Katanya dengan penuh keyakinan yang jelas tidak akan terbukti benar.
"Terserah kamu deh" Jungkook kemudian membawa baskom kecil dan kompresan tadi untuk ia simpan kembali ke dapur, sementara tanpa disuruh Taehyung juga membawa baskom berisi air hangat yang berhasil merilekskan sendi di kakinya itu kembali ke dalam kamar mandi. Sehingga ketika Jungkook kembali ke kamar, keduanya bisa langsung berbaring di kasur untuk beristirahat.
"Sayang, ayo tidur" Seru Taehyung ketika Jungkook sudah kembali lagi ke kamar. Ia menepuk-nepuk ruang kosong disampingnya—— tempat yang biasanya digunakan Jungkook untuk tidur. Jungkook lekas menurutinya, ikut terbaring nyaman dibalik selimut seraya membalas pelukan Taehyung.
"Kak, jangan luka lagi. Aku nggak suka" Gumamnya pelan yang membuat Taehyung tersenyum, sebab hangat merayap memenuhi dadanya. "Diusahakan ya sayang" Balasnya diakhiri beberapa kecupan yang ia bubuhkan pada pucuk kepala Jungkook.
"Maaf, buat kamu jadi repot. Padahal kamu capek baru pulang dari kampus tapi udah harus urus Tanna sama aku" Jungkook mendonggakkan kepalanya, tangannya terangkat untuk mengusap rahang Taehyung hingga membuat si empunya menundukkan kepalanya, untuk sesaat tatapan mata mereka dibiarkan bertemu.
"Sudah tugas ku kak, kamu nggak perlu minta maaf" Katanya dengan tulus.
Taehyung mengerjap beberapa kali, tersenyum semakin lebar, "kalo begitu terimakasih sayang" Taehyung mendekatkan wajah keduanya, mencuri satu kecupan singkat di sudut bibir Jungkook, si kesayangannya mendesah tidak puas dan bergerak cepat menyambar bibir Taehyung lebih dulu, mencumbunya rakus seakan-akan tidak ada lagi hari esok.
Love,
Ad💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasusu 2 √ tk.
FanfictionIni kelanjutan warna-warni dari kehidupan si Pasusu, diramaikan oleh si manis kloningan cilik mereka yang bernama Kim Taera. Akankah mereka merasa cukup hanya dengan bertiga? Ataukah yang dulu merasa utuh malah menjadi jenuh kemudian runtuh? Masih...