32. Sebuah luka lama

877 115 19
                                    















Pasusu 2















"Jungkook is pregnant" Suara Taehyung dibiarkan mengambang di udara, tidak buru-buru mendapat sahutan atau tanggapan dari si lawan bicara yang kini refleks menoleh ke arahnya, ia jelas terkejut, tetapi senyumannya mengembang lebar—— tentu saja, berita kehamilan Jungkook memang menjadi yang paling di tunggu-tunggu sejak kehamilan terakhirnya dua tahun lalu yang berhasil meninggalkan bekas luka, bahkan sakitnya masih terasa hingga kini. Kehilangan hari itu tidak pernah mereka duga akan datang, hanya dalam kurun waktu empat bulan sejak calon bayi kedua Kim Taehyung dan Jungkook dititipkan, lalu Tuhan mengambilnya lagi tanpa dikira, meski semuanya tahu bahwa akan banyak hari sulit yang harus di lalui, tetapi nyaris semua orang mencoba untuk optimis bahwa kemungkinan terburuk tidak akan pernah terjadi. Hanya saja, meski segala cara telah dicoba, nyatanya calon bayi Kim kedua tidak mampu di selamatkan lagi.".... and the babies are twins" ujarnya seraya membawa tatap untuk meneliti satu persatu wajah dari dua orang lawan bicara di depannya yang memberikan reaksi hampir serupa. Terkejut. Kemudian gelak tawa bahagia terdengar saling bersahutan.

Taehyung segera memalingkan wajah, rasa bahagia terselip tipis bersamaan dengan sesak yang mulai memenuhi dada. Ia meringis pelan, lalu kembali menyambar untuk melanjutkan sebelum dua lawan bicaranya sempat menyahut sebagai tanggapan, "dan gue merasa takut" kalimatnya berhasil mengundang atensi sekali lagi, membawa ekspresi-ekspresi bahagia tadi meluruh seketika digantikan dengan alis saling bertaut dan kening berkerut kebingungan, keduanya baru menyadari bahwa sedari tadi Taehyung berujar dengan nada separuh sendu, terlebih ketika ketiganya akhirnya bertemu tatap, sorot kesedihan tersalur jelas lewat mata tajam milik Taehyung. "Gue Takut, Jim, bang. Nggak mau punya anak lagi, harusnya ini nggak boleh terjadi. Gue udah merasa cukup dengan bertiga, gue nggak butuh apapun lagi dan Jungkook nggak perlu hamil lagi. Gue takut——" Bugh. Ucapan Taehyung terhenti secara paksa tepat ketika satu pukulan mengenai pipinya dan hampir saja membuatnya terjatuh dari tempatnya duduk, Taehyung meringis pelan, menatap ke arah jimin yang berdiri menjulang di hadapannya, ia menarik kasar kerah kemeja Taehyung hingga kini keduanya berdiri saling berhadapan.

"BAJINGAN" Makian menjadi hal pertama yang keluar dari mulut Jimin, lelaki yang lebih pendek itu memandang begitu tajam ke arah kedua obsidian Taehyung yang sudah memerah. "Jangan jadi brengsek Kim Taehyung! Tarik semua ucapan sialan lo tadi!" Bentak Jimin, ia mendorong bahu Taehyung secara kasar, kemudian meludah tepat mengenai sepatu hitam mengkilatnya. "Cukup hanya dengan bertiga? Munafik! Jangan bicara seolah-olah lo nggak menginginkan ini semua, seolah lo nggak pernah nunggu-nunggu kehadiran mereka" katanya melanjutkan.

Taehyung menunduk sekilas kemudian berujar lirih, "gue takut, Jim"

"Pengecut" Jimin kembali mencaci, hendak kembali melayangkan satu sampai dua pukulan yang sekiranya akan membuat Taehyung sadar, tetapi Namjoon yang berada di tengah-tengah antara keduanya buru-buru menahan bahunya dan menariknya sedikit menjauh dari posisi Taehyung berdiri. "Lo yang berbuat, lo juga yang harus tanggung jawab, brengsek" pekiknya kesal, sejujurnya merasa tidak habis pikir dengan kalimat yang baru saja Taehyung ucapkan—— lelaki itu berkata seolah-olah memang tidak pernah mengharapkan kehadiran bayi-bayinya, padahal Jimin dengan pasti dapat menebak kalau Taehyung sebenarnya menjadi orang yang paling berbahagia diantara mereka. Hanya saja, rasa takut yang sedari tadi Taehyung ujarkan sebagai sebuah alasan tak masuk akal bagi Jimin itu, menjadi penghalang terbesarnya.

"Lo nggak akan ngerti, Jim"

"BACOT! Lo emang nggak punya alasan yang kuat kan?"

"Gue takut!" Jimin mendengus, membuang muka seraya mengusap kasar wajahnya sendiri dengan frustasi. "Gue takut kejadian dua tahun lalu bakal terulang, gue nggak mau Jungkook kenapa-napa. Kalo dengan hamil lagi malah bahayain nyawa dia, mending nggak usah, gue cuman butuh Jungkook dan kehadiran Tanna udah lebih dari cukup" balasnya berusaha memaparkan perasaannya sendiri, berharap Jimin dan Namjoon akan mengerti dengan yang ia maksud. Ketakutannya murni bukan hanya karena ketidak inginan semata, tapi karena kekhawatiran yang begitu besar sekaligus kasih sayang yang tiada bandingnya. Sebab, Taehyung tidak yakin mampu jika harus memilih untuk kedua kalinya, apalagi jika kini harus kehilangan Jungkook.

Pasusu 2 √ tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang