45. ayah, Tanna & Jiyoo

716 101 17
                                    















Pasusu 2















"Lihat ke depan, tarik lalu hembuskan napasmu sebanyak dua kali secara perlahan-lahan, tidak perlu memikirkan apapun dan jangan gugup" Ia menoleh sejenak, mendapati ayah tengah tersenyum lebar, lalu melanjutkan dengan begitu antusias, "ingat ini bukan hal yang sulit, kamu pasti bisa melakukannya" kembali alihkan tatap ke depan, Tanna mengangguk berulang kali dengan keyakinan penuh, ia patuh mengikuti semua instruksi yang ayah beri. "Sekarang, tendang bola dengan kuat" lalu seolah, semesta memihak lewat takdir yang digariskan-- dan hasilnya adalah sesuai prediksi, "...GOAL. HEBAT" bola itu tepat masuk ke dalam gawang kecil yang berjarak sekitar tiga meter dari tempat mereka berdiri. Keduanya berteriak heboh, saling berpelukan lalu melempar kecupan basah di pipi masing-masing secara berulang kali sebagai bentuk rasa syukur, lanjut menari riang sembari bernyanyi penuh kemenangan seolah-olah baru saja memenangkan pertandingan olahraga internasional dan berhasil membanggakan negara. Pagi itu, halaman belakang rumah sudah ramai sekali oleh tawa sekaligus senandung lagu penuh semangat; dari sosok ayah dan anak yang masih mengenakan piyama serupa berwarna kuning bergambar bebek-bebek kecil.

"Selamat kepada Kim Taera atas kemenangannya pagi ini" segelas susu diberikan sebagai bentuk hadiah atas kemenangannya, si kecil itu tersenyum senang kemudian membungkukkan setengah tubuhnya tiga kali ke arah yang berbeda. Lalu, diterimanya segelas susu dari sang ayah. "Terimakasih ayah" katanya sebelum meneguk habis segelas susu ditangannya hanya dalam satu helaan napas, Taehyung bertepuk tangan bangga, menerima kembali sodoran gelas yang kini sudah kosong dari tangan Tanna, "kakak masih mau main lagi, ayah" pintanya sembari menunjuk bola yang tadi dia mainkan-- seandainya Jungkook tahu, dipastikan ia akan mengomel karena Tanna jadi menyukai hobi bermain bola seperti seorang laki-laki dan penyebab utamanya adalah Taehyung.

Sementara sang ayah tidak buru-buru menjawab, tampak berpikir sejenak seraya melirik layar datar ponselnya untuk memastikan waktu. Masih pukul delapan pagi, di hari weekend ini. Maka, "boleh" sahutnya mengijinkan diikuti anggukan kepala beberapa kali, "tapi pakai ini dulu" dikeluarkannya sekotak cream dalam kemasan bergambar bayi dan matahari dari dalam saku baju piyamanya, aroma lembut mengguar tatkala penutupnya dibuka dan Taehyung mencolek sedikit untuk ditempelkan di wajah Tanna, si kecil hanya pasrah terdiam, terlampau sudah terbiasa sebab papa sering memakaikannya-- katanya pelindung panas. Tanna tidak begitu mengerti, tetapi ia sangat menyukai aroma harumnya. Hanya saja, yang terlihat sedikit di tangan Taehyung itu justru nyatanya malah kebanyakan diwajah kecil Tanna, "kenapa nggak bisa diratakan?" gumamnya pelan, ia terkekeh kecil, melihat wajah Tanna yang kini menjadi cemong dan tampak seperti mochi.

"Ayah, sudah belum?'

"Sebentar" Taehyung kewalahan menahan tawanya. "Kecil, wajah mu seperti mochi" komentarnya, Tanna mencebik heran dan Taehyung buru-buru memujinya sebelum si kecil menjadi merajuk dan sulit untuk di bujuk, "Kamu cantik. Astaga, memang anak ayah." katanya. "sudah selesai, ayah siapkan sarapan dulu, papi Yo sepertinya sudah datang. Tidak apa-apa main sendiri?" Anggukan diberikan beberapa kali, si kecil bahkan mengacungkan kedua jari jempol mungilnya untuk menyakinkan, lalu sibuk menggiring bola untuk di masukan ke dalam gawang. Taehyung tersenyum sekilas, membawa langkah masuk ke dalam rumah untuk membukakan pintu utama setelah mendengar bel berbunyi beberapa kali, ketika pintu dibuka, ia mendapati Yoongi dan si sulung Jiyoo berdiri sejajar, tanpa banyak berkata lelaki itu menyodorkan beberapa kotak makanan yang dibawanya ke hadapan Taehyung.

"Makasih ya, kak. Maaf jadi repotin lo, Tanna dari semalam ngoceh terus pengen sarapan yang nasi sama makanannya dibentuk lucu-lucu, gue bingung, nggak bisa buatnya, kasihan juga kalo pagi-pagi Jungkook udah harus turun ke dapur"

Pasusu 2 √ tk.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang