Pasusu 2
“Jangan marah” —— sore itu bumi di guyur hujan dengan langit berhiaskan cerah. Dan Taehyung menemukan dua kesayangannya dalam keadaan basah kuyup sedang berlarian kecil di halaman belakang rumah dengan tembakan air di tangan masing-masing. Tawa terdengar mengiringi langkah kaki mereka yang kotor tanpa alas, menginjak rumput-rumput liar yang ditata cantik oleh tukang kebun suruhan serta tanah-tanah basah sekaligus genangan air; yang berhasil menyebarkan bercak-bercak kecoklatan pada sebagian pakaian yang mereka kenakan—— keduanya terlihat senang, sampai tidak menyadari seseorang tengah mengawasi dari balik pintu kaca halaman belakang rumah dengan sorot teramat tajam, alisnya menukik dan sesekali decakan keras terdengar.
Lalu, lima belas menit setelahnya; seolah pertahanan dirinya terkikis serta kesabarannya yang semakin menipis, Taehyung akhirnya menunjukkan diri, kehadirannya yang tiba-tiba serupa kejutan tidak terduga, Jungkook serta Tanna serempak berhenti, seolah-olah sudah direncanakan sebelumnya mereka bersamaan berdiri di hadapan Taehyung dengan kepala tertunduk bak seorang siswa yang tengah dimarahi. Kemudian, hanya helaan nafas Taehyung yang terdengar diikuti perinntah tegasnya tanpa bantahan, “Mandi dan istirahat di kamar” begitu titahnya yang lekas dituruti, keduanya berjalan beriringan masuk ke dalam rumah, membiarkan lantai basah akibat jejak-jejak kaki mereka, diikuti Taehyung di belakang keduanya. "Masuk kamar mu, biar Tanna di bantu bibi” Langkah ketiganya terhenti di ujung anak tangga terakhir, Jungkook melirik sekilas ke arah Taehyung dan berakhir mengangguk patuh, ia berjalan ke sisi berlawanan dengan Tanna seraya melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, Tanna balas melambaikan tangan kemudian berlari kecil menuju kamarnya disisi lain; asisten rumah tangga sewaan Taehyung sudah menunggu di dalam sana.“Kak, jangan marah” rengek Jungkook nyaris berulang kali dari selepas ia selesai mandi. Tangannya terulur menerima sodoran secangkir teh hangat dari Taehyung yang kini mendudukkan tubuh tepat di belakangnya. “Kak——”
“Minum” potong Taehyung dengan nada yang tedengar dingin, lelaki itu mengambil handuk di bahu Jungkook dan mulai mengusap rambutnya dengan gerakan yang teramat hati-hati. Begitu lembut, enggan menyakiti. Sementara Jungkook mencebik, merasa jengkel sebab terus diabaikan, tetapi tetap menurut mengikuti perintah Taehyung, ia berseru puas ketika rasa hangat menjalar memebuhi tenggorokannya hingga ke perut.
“Jangan diam, kak” ucapnya lagi, masih berupaya keras merayu. “Hujannya nggak besar kok tadi, nanti aku sama kakak Tanna minum vitamin biar nggak sakit, kitanya kuat kok kak” kali ini decihan terdengar sebagai balasan, Jungkook menoleh sekilas, mendelik tidak terima. “Apa? Beneran, ish. Tapi tadi seru, main hujan” diakhiri kekehan tanpa rasa bersalah, kepalanya bahkan bergoyang ke kanan dan ke kiri sembari menyenandungkan bait-bait sebuah lirik lagu. “Ish, jawab. Jangan diam!”
“Hukuman buat anak nakal”
Jungkook mengerutkan keningnya, “aku baik” sanggahnya tidak terima.
“Anak baik, nggak main hujan tanpa izin”
Jungkook menghela nafas panjang, reaksinya seolah sudah lelah menjelaskan padahal sedari tadi tidak ada yang meminta penjelasannya. Ia berakting dengan sempurna. “Hujannya kecil” selorohnya masih bersikukuh tidak ingin mengalah, apalagi merasa bersalah, “lagian ku pikir pulangnya masih lama” cicitnya dengan suara yang mengecil, nyaris berbisik, tetapi karena hanya sepi yang mengisi sekitar mereka dan posisi keduanya yang tak berjarak, Taehyung jelas masih mampu mendengarnya.
“Jadi, mau sembunyi-sembunyi?”
Jungkook membulatkan matanya, buru-buru menggelengkan kepalanya sebelum Taehyung menjadi salah paham. “Nggak gitu maksudnya”
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasusu 2 √ tk.
أدب الهواةIni kelanjutan warna-warni dari kehidupan si Pasusu, diramaikan oleh si manis kloningan cilik mereka yang bernama Kim Taera. Akankah mereka merasa cukup hanya dengan bertiga? Ataukah yang dulu merasa utuh malah menjadi jenuh kemudian runtuh? Masih...