Pasusu 2
---
Taman komplek menjadi destinasi paling menyenangkan untuk menghabiskan waktu di hari minggu pagi—— dan hal yang selalu menjadi rutinitas Taehyung adalah membawa keluarga kecilnya bersepeda mengelilingi sekitaran taman seraya menikmati udara segar yang di suguhkan secara alami.Pagi itu, langit berhias biru cerah ditemani gumpalan-gumpalan awan seputih kapas yang membuat cuaca sedikit terik tapi tidak menyengat. Biasanya, mereka akan beristirahat sejenak di bawah naungan pohon; setidaknya untuk minum atau sekedar meluruskan kaki, membiarkan Tanna menikmati wahana bermain yang tersedia bersama anak-anak lain yang seusianya, atau berlarian kesana-kemari bersama Yeontan—— energi anak kecil itu seperti tidak ada habisnya, ia bahkan tidak terlihat kelelahan meskipun keringat sudah mengucur deras melewati pelipisnya, pun tidak sama sekali menghentikan langkahnya ketika terjatuh diatas rumput, ia hanya akan menengok ke arah Jungkook yang memberinya sebuah senyuman lebar, penuh akan rasa bangga; maka dengan senyuman bundanya ia sudah merasa cukup untuk tidak perlu menangis.
Sesekali si kecil akan berjongkok, membuka bungkus makanan anjing yang sedari tadi ia bawa, beberapa anak anjing akan langsung mengelilinginya dan Tanna dengan senang hati memberi mereka makanan satu persatu. —— "bunda, kenapa mereka kotor?" Tanyanya suatu hari ketika melihat anjing liar yang berlarian di taman, terlihat tidak terurus dan kelaparan; berbeda sekali dengan Yeontan yang baginya sangat menawan. Ia melirik ke arah Jungkook dengan pandangan menelisik ingin tahu, dan bunda terdiam sejenak, tapi ia tidak perlu merasa khawatir sebab bunda selalu memiliki jawaban dari setiap pertanyaannya.
Lalu Jungkook mencubit gemas pucuk hidung mungilnya, "karena mereka nggak punya rumah" Kening Tanna berkerut heran, ia mengajukan pertanyaan lagi, "kalau begitu, mereka tinggal dimana?"
"Mereka tinggal dimana-mana, mencari makan sendiri dan mencari tempat untuk berteduh kalau hujan atau beristirahat kalau malam, tidak memiliki rumah yang tetap seperti Tannie" Tanna mendadak menatap sendu ke arah beberapa anjing didepan sana bergantian ke arah Yeontan yang sedang diajak main ayah. Tidak bisa membayangkan bagaimana kalo Yeontan yang berada di posisi anak-anak anjing itu. "Kasian" Gumamnya sedih. Jungkook memiringkan kepalanya, nada suaranya melembut, "Tanna bisa membantu, kalo mau"
"Bisa?"
"Bisa" Jawab Jungkook menyakinkan, senyuman terlukis diwajah kecilnya yang kemerahan, pipinya mengembang penuh seperti roti sukses membuat Jungkook membubuhkan banyak kecupan disana. "Jadi mereka bisa dibawa ke rumah, ya?" Oh, sepertinya ada yang salah paham.
"Membantu tidak harus membawa mereka semua ke rumah" Jungkook terkekeh ketika melihat Tanna semakin kebingungan, "bunda sama ayah sibuk, nanti tidak ada yang merawat mereka soalnya Tanna juga harus sekolah dan membantu ayah bunda, menjaga Tannie saja terkadang masih kesusahan. Jadi, kalau dibawa ke rumah mereka nanti tidak terurus dan malah semakin kasian" Paparnya melanjutnya, memberi pengertian bahwa tidak bisa semudah itu membawa anak-anak anjing liar itu ke rumah, lagipula sudah banyak yang melaporkan mereka ke pihak taman untuk di bawa ke tempat yang lebih layak atau diadopsi oleh beberapa orang.
Tanna mengerjap lambat, "jadi... Bagaimana caranya?"
"Caranya mudah kok, dengan membagikan makanan ke mereka"
Tanna menatap ragu, "boleh membagikan makanan Tannie ke mereka?"
"Boleh, selama Tanna minta ijin Tannie, ayah dan bunda"—— maka itulah yang menjadi awal mula kenapa si kecil selalu membawa makanan anjing setiap berkunjung ke taman, bahkan pernah memberikan sebagian uang bekalnya kepada Taehyung, katanya untuk membantu membeli makanan anjing dan Taehyung dengan senang hati menerimanya, meski uang itu pada akhirnya ia masukan diam-diam ke celengan kelinci milik si putri kecil.
"Sekarang jadi mudah ngantuk, apalagi kalau udah makan" Ujar Taehyung mengambil sebagian atensi Jungkook yang sebelumnya terfokus seluruhnya pada si kecil, Jungkook menepuk pelan dada Taehyung beberapa kali, "sehabis makan?" Tanyanya menyakinkan yang Taehyung balas anggukan pelan, tubuhnya bersandar pada pohon di belakang mereka, meneguk kembali sebotol air mineral yang dibawa keduanya.
"Ada masalah berarti sama pencernaan mu" Dari tepukan kini berakhir menjadi elusan lembut, "harus perbanyak makan apel, nanti aku potongin ya" Lanjutnya lagi.
Taehyung menarik Jungkook pelan untuk ia bawa ke dalam pelukan hangat, menyimpan dagunya dengan nyaman di pundak si kesayangannya, pandangan matanya fokus mengawasi Tanna yang kini tengah mengobrol dengan anak sebayanya; si kecil itu pandai bersosialisasi, sekali lagi persis sekali dengan Taehyung. "Mumpung Tanna nggak liat" Katanya; si kecil itu suka sekali memonopoli Jungkook, menjatuhkan ultimatum bahwa bunda adalah miliknya.
"Kantor lagi sibuk banget ya?"
Taehyung menganggukkan kepalanya beberapa kali, "ada project baru" Jawabnya, nada lelah kentara sekali pada suaranya. Jungkook mengurai pelukan, mengusap pipi Taehyung dengan lembut, "pusing nggak?" Tanyanya.
"Sedikit"
Tangan Jungkook kemudian terangkat tepat di depan wajah Taehyung yang terlihat kebingungan, kemudian tangannya bergerak seakan-akan tengah mengibas-ngibas udara, "udah, pusingnya udah diusir" Apa katanya? Jadi yang tadi itu gerakan seolah sedang mengusir pusing? Maka Taehyung menyambutnya dengan tawa ringan, mencuri banyak kecupan basah di wajah si kesayangannya; astaga tingkah Jungkook masih sama menggemaskannya seperti dulu.
"Lucu banget sih, jadi pacar ku mau nggak?" Jungkook mengusap pipinya yang kemerahan akibat gigitan pelan Taehyung, ia mendengus malas, "lebay" Cibirnya.
"Beneran ih, mau nggak jadi pacar ku?"
"Punya apa kamu? Kebutuhan dan makan ku banyak, harus kaya dulu kalo mau jadi pacar ku" Jungkook balas bermain-main, mencoba mengikuti alur drama yang diciptakan suaminya itu. "Ya udah nanti aku jual ginjal dulu biar kaya raya" Balas Taehyung pongah, Jungkook mendorong bahunya main-main, berujar gila berulang kali sementara Taehyung malah mengeratkan pelukannya sebab gemas.
"Kenapa ya aku nggak nikahin kamu aja dari awal kenal?"
"Lho, kan kamu yang ninggalin aku 4 tahun lamanya" Sindir Jungkook; oh perihal itu masih seringkali membuat Jungkook sedikit kesal jika mengingatnya, meski sebenarnya ia jauh lebih banyak merasa bangga pada suaminya ini. Taehyung tertawa pelan mendengarnya, "kan buat mu juga" Balasnya dengan nada yang lebih lunak, halus sekali. "Memangnya mau nikah sama aku yang miskin? Katanya makanmu banyak" Ia balas menggoda, terdengar menyebalkan sekali, apalagi ucapannya sengaja diberi penekanan pada kalimat makan mu banyak.
"Ish! Nyebelin" Dipukulnya pelan punggung Taehyung, bukannya mengaduh si suami malah keenakan, katanya seperti di pijat. "Nanti di rumah aku pijatin" Ujar Jungkook kemudian yang dibalas anggukan semangat. Keduanya masih dalam posisi saling berbagi kehangatan dengan berpelukan, sampai suara Tanna melengking menyapa rungu mereka.
"IH AYAH, JANGAN AMBIL BUNDA KU" Teriaknya diikuti langkah kaki yang mendekat, Yeontan mengekor dibelakangnya. Dibalas helaan napas berat oleh Taehyung, sementara Jungkook yang mendengarnya malah terkekeh, setengah merasa iba dan sedikit tidak rela, sebab sebenarnya ia pun masih sama nyamannya berada di pelukan Taehyung.
"Sabar ya, nanti malem ku kasih hadiah" Bisiknya diakhiri kecupan singkat di bibir si suami yang langsung kembali sumringah, di susul pelukan yang di lepas secara paksa sebab Jungkook kini menyambut Tanna ke dalam pelukannya, gadis itu merengut kesal, menatap sengit ke arah Taehyung seakan-akan menyalakan kobaran api permusuhan yang Taehyung balas kalah sengit—— ia memang hobi sekali menggoda putri kecilnya.
Love,
Ad💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Pasusu 2 √ tk.
أدب الهواةIni kelanjutan warna-warni dari kehidupan si Pasusu, diramaikan oleh si manis kloningan cilik mereka yang bernama Kim Taera. Akankah mereka merasa cukup hanya dengan bertiga? Ataukah yang dulu merasa utuh malah menjadi jenuh kemudian runtuh? Masih...