Saat ini keluarga azam sedang melaksanakan makan malam bersama seperti biasanya.
"Kak Lo baik baik aja kan?"tanya adik perempuan Azam yang melihat kakaknya terlihat pucat sedangkan orang tua yang tadinya fokus Pada makanan menjadi fokus pada Azam.
"Ngak,khm gw ngakpapa"elak Azam padahal dirinya saat ini merasa mual dan pusing.
"Nak,kalau sakit kekamar gih,bunda bawaain makanan ke kamar"bujuk bunda azam.
"Azam ngak-"perkataan Azam terpotong karna Azam tiba tiba berlari menuju kamar mandi, didalam kamar mandi azam muntah muntah dan pusing menyerangnya.
"Gw kenapasih"gumam azam menatap dirinya sendiri di cermin saat sudah agak lega dirinya keluar sebelum keluar dirinya mencuci mukanya.
"Kamu sakit?"tanya papah azam Melihat Azam kembali dengan sedikit lemas
"mungkin cuman masuk angin biasa pa"ucap azam.
"Besok Tante bakalan dateng kamu tanyaain aja keluhan kamu sama dia"ucap bunda azam diangguki Azam sendiri.
Bunda azam menatap anak perempuanya "sana anter Abang kamu kekamar terus kamu tidur"ucap sang bunda membuat klaura mau tak mau harus menurut.
Klaura pun mengantarkan Azam ke kamarnya Samapi di kamar bukanya pergi klaura malah berbaring di kasur Azam membuat Azam bingung.
"Ngapain Lo tidur sini?"sinis kesal azam klaura pun hanya menatap malas Abang didepanya ini.
"Apsiiii terserah gw dong"cuek klaura membuat Azam pasrah lalu Azam merebahkan dirinya ke kasur didekat kalura
"Bang,Lo tau Naira?"tanya klaura membuat azam yang dari tadi diam menjadi menatap klaura.
"Khemm,Naira siapa?"tanya Azam menutupi kegugupannya.
"Itu dia salah satu anggota OSIS,Lo ngak tau ya"ucap klaura dan azam hanya menggunakan kepala.
"Emang dia kenapa?"tanya Azam mendudukkan dirinya ke kasur.
"Diaaa hilang, maksudnya dia udah 2 mingguan ngak berangkat skolah dan keluarganya pun ngak izinin dia apa apa"ucap klaura membuat Azam menatapnya.
"Ibunya?,ayahnya?,dia benar benar ngak izin?"tanya Azam bertubi tubi membuat klaura bingung.
"Lo ngak tau ya,Naira tuh ibunya udah meninggal,ayahnya cmn kerja yang ngak nentu katanya teman teman Naira ayahnya juga baru baru ini sakit karna terus mikirin Naira"ucap klaura dengan wajah sedih, walaupun kalura tidak dekat dengan Naira tapi mendengar cerita teman temannya membuat dirinya tersentuh.
"Naira juga bisa masuk sekolah elite kayak kita karna beasiswanya"tambah klaura,Azam yang mendengar kan cerita klaura menjadi tak enak,Azam mulai menggelengkan kepala tak peduli.
"Gw ngak peduli sama yang namanya Naira itu"cuek Azam membuat kalura tak habis pikir
"Dih,ngak punya hati banget sih Lo bang"kesal klaura tapi di hiraukan Azam.
"Sutttttt,mendingan Lo pergi aja sana"ucap Azam lalu menarik klaura agar berdiri dari tempat duduk.
"iihhh bang gw mau cerita tauuuu,kasian "ucap klaura
"Ngak ngak gw ngak peduli sama Naira mau dia kemana mati gw ngak peduli,capat balik kekamar Lo"usir Azam lalu menarik klaura agar keluar dari kamarnya.
"Abang ngak punya hat-"perkataan klaura terpotong karna Azam Tiba tiba menutup pintu dengan kencang membuat klaura kesal lalu pergi dengan menyumpahi abangnya itu.
Sedangkan Azam sudah mondar mandir memikirkan Naira.
"Issssss, kenapa gw mikirin tuh orang sih,huft tenang Lo ngak butuh dia lagi Lo ngak cinta ataupun peduli sama wanita itu,yang Lo pikirin Gimana caranya papah dan yang lain ngak tau tentang Naira"ucap Azam dengan mencoba tidak memikirkan Naira,tapi semakin berusaha pikirannya malah terus tertuju pada Naira membuat dirinya tidak fokus.
"Harksss,gw kenapasih"teriak Azam mengacak rambut frustasi dirinya menatap cermin didepannya.
"Dia bukan anak gw,"teriak Azam,tanpa Azam sadari sedari tadi dibalik pintu kamarnya terdapat seorang perempuan yang mendengar semua perkataan Azam, perempuan itu menutup mulut tak percaya bahwa laki laki yang dia percayai berbuat seperti itu?, sungguh tak menyangka,dirinya Mulai berjalan pelan dengan semboyongan menuju kamarnya,dirinya akan tanyakan besok pada Azam pikirnya.
•••
Disisi lain di kediaman ibu Siti Naira sedang malakukan pekerjaan yang biasa ia lakukan.
"Nai udah malem gih tidur"ucap ibu Siti yang menghampiri Naira.
"Bentar ya buk,kmren nai lupa kalau ada pesanan kue hehehe, bsok takut yang pesen komplen"ucap Naira sambil membuat adonan.
"Kamu lagi hamil hamil kamu juga udah agak membesar ibuk takut kamu sakit atau kenapa Napa,udah ya biar ibuk aja yang lanjut"ucap ibu Siti dengan raut khawatir membuat Naira tertawa geli tapi juga terharu.
"Ibuk Nai ngakpapa ini bentar lagi juga selesai"ucap Naira tapi dihiraukan ibu Siti yang terus menatap Naira dengan cemas.
"Maaf ya nai ibuk berlebihan,kamu tau kan ibuk hanya sebentar merasakan apa itu kehamilan dan menjadi seorang ibu,ibu khawatir kalau kamu dan anak kamu kenapa Napa"ucap ibu Siti membuat Naira tak enak.
"Buk Naira benar benar ngakpapa,kalau Naira ngerasa capek Naira bakalan berhenti kok,Naira juga ngak ngemaksain diri Naira buat ngebuat kue jadi ibuk tenang aja, yaoudah Naira udahan aja nih bikin kuenya biar ibuk ngak khawatir sama Nai nih"ucap Naira sambil membereskan beberapa bahan yang berceceran membuat buk Siti tersenyum hangat.
"Ngak usah diberisin biar ibuk aja ini udah malem sekarang nai tidur aja"ucap buk Siti membuat Naira tertawa pelan.
"Haha,iya iya,yaoudah nai kekamar" Naira menatap perutnya "sayang dada dlu sama nenek,dada nenek"ucap Naira sambil menirukan suara bayi membuat buk Siti tertawa melihat kelakuan Naira.
"Naira Naira"gumam buk Siti menatap Punggung naira yang mulai menjauh.
•••
Spamm kata buat Azam dong mwehehe.
Keknya nai nai jadii sad grils aja ngak sih???.
Bakalan upp terus pokonya tungguin yahh seee youuuu😌.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAIRA
Teen Fiction{Follow sebelum baca} bagaimana jika kamu hamil diumur yang masih belia umur 17 tahun,disaat dia harusnya membahagiakan ayahnya dan bermain bersama teman temanya harus pupus karna suatu kejadian yang merebut mahkotanya,lebih parahnya laki laki yang...