𖣔2. Berita mengejutkan

1K 99 5
                                    

"Apa?" Kue kering yang berada ditangannya meluncur jatuh ke lantai. Iris hitam itu memandang sosok di depannya dengan tatapan terkejut. Orang-orang yang berada di samping sosok tersebut pun ikut terdiam dengan wajah tenang. Waktu di sana terasa terhenti sesaat ia mendengar ucapannya.

"Apa?" Ia mengulang pertanyaannya.

"Dia calon tunanganmu, Sarada." Mulutnya terbuka, menatap tak percaya pada sosok
sang Ayah yang berbicara.

"Ayah pasti bercanda, aku masih SMA ...," Sarada menggeleng pelan. "Terlalu muda
untuk menikah," tolaknya menatap kedua orangtuanya.

"Hanya bertunangan, kalian bisa menikah setelah lulus atau beberapa tahun lagi. Tidak ada bantahan, Sarada." ucap Sasuke, mutlak.

"Tapi, Yah ..." Sakura memotong ucapan sang anak. "Sarada, ini untuk keamananmu. Kau tahu banyak orang berbahaya di luar sana, Ibu dan Ayah tak ingin sesuatu yang buruk terjadi denganmu," bujuk Sakura dengan nada lembut.

"Aku bukan anak kecil yang harus diawasi setiap saat. Aku bisa melindungi diriku
sendiri, dan apa kakek menyetujui hal ini?" Tanya Sarada menatap sang kakek yang
juga duduk bersebelahan dengan sang Ayah.

Fugaku Uchiha—sang Kakek—tersenyum lembut, menatap cucu perempuan
satu-satunya yang sangat ia sayangi. "Kakek rasa ini hal yang bagus untukmu, kau tau Kakek selalu khawatir dengan keselamatanmu saat berada di luar." Si Kakek berkata seraya menyesap tehnya.

"Bodyguard juga bisa melakukannya. Tidak perlu sampai menikah seperti ini," ucap
Sarada memijit pelipisnya. Ia pusing, sungguh. Keluarganya benar-benar gila, sangat gila. Ayolah, dia masih ingin menikmati masa-masa sekolah dengan tenang tanpa gangguan dari lelaki yang akan menjadi tunangannya.

"Lagipula, Kakek sudah merencanakan ini. Menjodohkanmu dengan cucu Minato, dia
sangat menginginkannya." Menaruh kembali cangkir tadi di atas meja, kini ia menatap Sarada dengan lembut. "Dan kau, tidak bisa menolaknya. Ini untuk kebaikanmu juga, Sarada. Calon tunanganmu sangat baik, kau tenang saja." Lanjutnya.

Baik? Kenapa Kakeknya langsung menyimpulkan dia baik? Batinnya bertanya dengan rasa ragu.

Matanya beralih menatap sosok yang duduk di samping sang Ibu dengan ekspresi datar. Tangannya bertumpu pada lengan sofa seraya menopang pipi. Iris biru yang persis seperti langit pagi itu memandangnya dengan dingin. Rambut kuning yangtidak tersisir dan beraturan membuatnya terlihat seperti seorang berandal. Dia....

"Dia calon tunanganmu, namanya Boruto Namikaze. Kau bisa memanggilnya,
Boruto." Sang Ibu menjelaskan begitu mendapatinya menatap lelaki itu. "Ah, dia juga satu sekolah denganmu, Sarada. Dengan begini, kalian bisa langsung akrab," jelas Sakura.

...Merepotkan, batinnya menilai.

"Salam kenal," sapanya dengan posisi yang tak berubah. Tatapan dan wajah datar itu
sedikit membuat Sarada risih.

"I-iya, salam kenal. Aku ..." Calon tunangannya itu langsung memotong ucapannya.

"Sarada Uchiha, 'kan? Tak perlu perkenalan ulang." Nadanya terdengar datar dan
dingin. Ia sedikit familiar dengan suaranya.

"A-ah, iya ... Siapa juga yang ingin berkenalan?!" Ucap Sarada dengan berbisik di akhir kalimatnya.

"Baiklah. Sudah diputuskan, pertunangan kalian akan diadakan lusa!" Seru sosok
yang Sarada yakini, ialah Minato--kakek dari Boruto yang mengajukan perjodohan
ini.

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang