𖣔13. Amarah

729 74 12
                                    

⚠️ WARNING!! TERDAPAT ADEGAN YANG MUNGKIN MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN⚠️
...

Mata birunya menatap layar komputer dengan intens. Memperhatikan gadisnya yang kini berada di kelas bersama sahabatnya. Ia tersenyum tipis saat Sarada terkekeh pelan mendengar lelucon dari Chocho.

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu, namun kedua perempuan itu tak kunjung pergi dari kelas untuk pergi ke kantin. Ia menikmati setiap ekspresi yang ditunjukkan oleh Sarada. Di saat ia asik mengamati, mata birunya menajam saat sosok lelaki mendatangi keduanya dengan membawa sebuah kotak bekal yang kemudian diserahkan pada Sarada.

Sarada terlihat bingung namun tetap mengambilnya dan membukanya. Di sana ada onigiri dan sushi yang disusun sedemikian rupa sehingga terlihat cantik. Mereka terpesona dengan keindahan bekal tersebut hingga akhirnya Chocho mengambil salah satu onigiri dan memakannya membuat keindahannya hancur seketika.

Ia merasa geram saat lelaki itu justru mengelus rambut Sarada. Ekspresi tak terima terlihat di wajah tampannya.

Brak.

"Oh, shit! Kau menjatuhkan es teh ke bajuku, Boruto!" Inojin berteriak panik saat seragamnya kejatuhan es teh milik Boruto yang ia taruh di pinggir meja.

"Apa yang sedang kau lihat sampai membuat bajuku kotor. Oh no, bagaimana aku bisa mendatangi Hima dengan bajuku seperti ini ..." ucap Inojin, lagi-lagi histeris. Ia menaruh es teh yang ada di tangannya ke atas meja, lalu menjauh dan mengambil tisu berusaha membersihkan nodanya.

"Hanya es teh, bukan kotoran. Tidak akan menurunkan kadar kejelekanmu Inojin, " ucap Mitsuki sembari tersenyum melihat kepanikan Inojin yang membuat heboh ruang OSIS.

"Diam kau, mayat! Aku tidak ingin berbicara dengan mahluk yang tidak hidup." Inojin berucap dengan nada kesal, matanya memberikan tatapan tajam kepada Mitsuki yang justru tertawa.

"Sayangnya aku mahluk hidup, jantungku masih berdetak dan aku masih bernafas. Tenang saja, Himawari bisa mencari kekasih baru yang lebih baik darimu yang ceroboh," ledek Mitsuki kembali menyusun kertas kertas yang berserakan di atas meja.

"Sialan kau, Mitsuki!" Maki Inojin dengan wajah kesalnya.

"Kau bisa membeli seragam baru, bodoh. Dan yang dikatakan Mitsuki memang benar, aku bisa menggantikan posisimu sebagai kekasihnya mungkin," celetuk Iwabe yang sibuk mengetik di komputer.

"Hima tidak mungkin mau dengan orang mesum sepertimu, lagipula jika hal itu terjadi aku tidak akan membiarkannya. Bisa-bisa Hima tertular dengan hobi anehmu itu," ucap Inojin membuang tisu tadi dan berjalan mengambil jaket di loker.

"Ah, Inojin aku titip roti yakisoba, ya ..." ucap Hako menoleh kearah Inojin yang hanya mengacungkan jempol dan pergi keluar.

"Dasar bucin," ujar Iwabe yang kemudian kembali fokus mengerjakan tugasnya.
Sedangkan Boruto kembali menatap komputer setelah menyaksikan kecelakaan kecil yang ia perbuat. Sarada dan Chocho masih tetap ditempat dengan memakan bekal pemberian dari lelaki itu.

"Shikadai, aku butuh bantuanmu." Boruto menatap Shikadai yang terkapar di sofa setelah bergadang semalaman hanya untuk menyelesaikan tugas dari Bu Anko.

Shikadai menyingkirkan buku yang menutupi wajahnya dan menatap kearah Boruto. "Apa?" Tanya Shikadai dengan wajah mengantuk nya.

"Informasi tentang Karatachi Kagura," tutur Boruto, kemudian berhenti menonton gadisnya dan kembali pada pekerjaannya yang belum tuntas.

"Oke, malam paling lambat. Aku ingin tidur sebentar." Shikadai kembali menutupi wajahnya dengan buku tadi melanjutkan acara tidurnya yang tertunda.

Lalu ruangan itu kembali hening dengan mereka yang sibuk akan kegiatannya masing-masing.

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang