𖣔3. Permainan di Mulai!

974 94 4
                                    

Mendaratkan bokong di kursi penonton dengan kedua kakinya yang menyilang. Netra hitam miliknya menatap lurus ke arah para pemain basket.

Mereka terlihat baru saja selesai melakukan pemanasan, saat ini mereka bersiap untuk latihan saling tanding. Sorakan terdengar dari beberapa murid yang ikut menonton, mereka bahkan rela membuang waktu setengah dari jam istirahat hanya untuk menonton.

Dagunya bertumpu pada punggung tangan, ia terlihat begitu antusias menyaksikan permainan basket tersebut. Namun, nyataannya ia tak menikmati permainan itu. Matanya saja tak fokus menonton permainan Basket. Wajahnya terlihat sedang serius memikirkan sesuatu. Posisi kedua tangannya berganti dan menaruhnya di atas pangkuan saling menggenggam dengan keringat dingin.

"Salahkah?" Gumamnya berkomentar. "Tidak. Ini sudah benar, tak ada jalan 'tuk kembali."ucapnya terdengar bertekad akan sesuatu.

Menghela nafas lelah, kepalanya mendongak, menatap langit biru. Matahari begitu terik, ia jadi tak bisa menatap langit itu lebih lama. Tangannya terangkat menimbulkan bayangan yang melindungi matanya dari sinar Matahari. "Panas," gumamnya pelan.

"Mereka hanya cadangan sih."

Kepalanya menoleh menatap sosok yang berkomentar tengah duduk di sampingnya dengan camilan stay di tangan. "Oh, Chocho. Kau disini?" Tangannya ia turunkan seraya memperbaiki posisi duduk.

"Yaah, hari ini kau terlihat tidak semangat.. sayangnya pemain inti tak ada di sini, huh. Jika mereka ada mungkin kau bisa lebih bersemangat, benar 'kan, Sarada." Chocho mengedipkan sebelah matanya. Menggoda Sarada yang membalas dengan hembusan nafas. 

Itu lagi?

"Aku tidak mengerti apa maksudmu, sudahlah." Kepalanya tertunduk menatap jam yang ada di pergelangannya. Jam menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit, masih ada waktu 45 menit sebelum bel berbunyi, ia bisa bersantai sebentar.

"Bukankah aku sudah pernah bilang, Kagura itu menyukai dirimu. Dia bahkan selalu mengkhawatirkan keadaanmu--"

"Lalu hubungannya semangat tidaknya aku hari ini, apa?" Sarada bersuara menyela ucapan Chocho.

Kini Chocho menghela nafas lelah. Kenapa dalam hal seperti ini, dia tidak peka atau dia sadar tapi tak menanggapinya? Kasian Kagura, Kuharap kau tidak sakit hati, batin Chocho bersimpati pada Kagura yang sudah memberikannya hati namun, si gadis bahkan tak menganggapnya sebagai seorang yang di kenalnya.

"Apa kau tidak memiliki sedikit saja rasa suka pada Kagura? Dia terlihat begitu sungguh-sungguh terhadapmu.." kepalanya mendongak menatap awan putih dengan bentuk abstraknya. "Aaa, jika saja aku jadi dirimu, aku tak akan menyia-nyiakan Kagura. Enaknya jadi kau Sarada, curang." Ia merengek layaknya anak kecil yang mengadu.

Senyum terlukis di wajahnya, ia ikut menatap kearah Chocho memandang. "Jika kau jadi diriku, mungkin tidak akan serumit ini," ucap Sarada seraya merentangkan kedua tangannya, merasakan angin sejuk menerpa tubuhnya.

"Kau bilang apa?"

"Tidak ada," jawab Sarada menampilkan senyum yang sama.

Chocho mengerutkan keningnya, merasa ada yang tak beres dari tingkah laku Sarada. "Kau.. punya masalah?" Chocho memang peka dan punya insting yang kuat. "Jangan berusaha menyembunyikannya dariku," lanjutnya dengan nada serius.

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang