𖣔16. Fakta

615 60 19
                                    

Awalnya Sarada berencana untuk menyadarkan Chocho bahwa Shinki itu lelaki yang tak baik, namun sayangnya ia lupa kalau Chocho tak akan pernah sadar selama itu lelaki tampan. Rencananya untuk menjauhkan mereka juga sepertinya tak akan pernah berhasil. Lihat saja sekarang betapa romantisnya suasana di sekitar mereka. Chocho yang tersipu malu dan Shinki yang gemas dengannya, rasanya Sarada ingin muntah melihat pemandangan tersebut. 

"Bisakah kalian pergi keluar? Kalian mengganggungku." Sarada menatap keduanya dengan tajam.

Chocho yang mendengar perkataan Sarada lantas tertawa dan berkata, "Hei, kau iri karena tak bisa melakukannya?" goda Chocho yang langsung dihadiahi dengan lemparan pulpen yang ada di saku baju Sarada.

"Jika kau mengatakan hal yang aneh lagi, aku tak akan segan untuk membuatmu terbaring di ranjang rumah sakit ini." Sarada mengancam. Ia bahkan mengeluarkan tatapan maut untuk keduanya, membuat Chocho bergidik ngeri.

"Baiklah kami keluar, jika kau butuh sesuatu telepon diriku, oke?" 

Sarada hanya mengangguk sebagai balasan, lalu beralih menatap Kagura. Sarada duduk di kursi samping ranjang yang ditempati oleh Kagura. Matanya menatap luka yang ada di lengan kanan Kagura. Luka yang disebabkan oleh tembakan dari orang-orang yang mengepungnya kemarin. Ia juga menatap wajah Kagura, di dahinya terdapat perban yang mengelilingi kepalanya. 

Sebesar itu luka yang ia ciptakan pada Kagura, padahal dia hanya berniat untuk menjauh dari Boruto, lantas kenapa berimbas pada Kagura juga? Rasa bersalah terus menggerogoti hatinya, Sarada hanya bisa menatap Kagura dengan sendu. 

"Maaf," lagi, Sarada hanya bisa mengatakan hal yang sama. Ia menutup matanya, merasakan keanehan dalam dirinya yang bahkan Sarada sendiri tak tau bahwa ia bisa sangat merasa bersalah seperti ini. Ini kali pertamanya.

"Tidak apa."

Sarada langsung menatap Kagura yang kini tersenyum ke arahnya, tangan lelaki itu menggengam jari-jarinya. Gadis itu memandang lelaki di hadapannya dengan tatapan tak percaya. 

"Kenapa? Kau terpesona denganku?" Kagura terkekeh pelan saat Sarada justru memukulnya dengan pelan. 

"Bisa-bisanya kau tertawa." Sarada tersenyum tipis melihat Kagura yang menahan tawa. "Bagaimana kabarmu?"

"Tak pernah sebaik ini, mungkin karena kehadiranmu," kata Kagura membuat Sarada tak bisa berkata-kata.

Bagaimana bisa ada mahluk seperti Kagura yang baru bangun dan langsung memberikan sebuah gombalan. Sayang sekali Sarada tak terpengaruh dengan gombalan Kagura yang menurutnya sangat cringe

"Hah ... terserahlah, berarti aku tak perlu berada disini lagi, 'kan? Kau sudah sehat." Sarada bangkit dari kursi, hendak pergi namun Kagura memegang tangannya.

Sarada menoleh, menatap Kagura dengan tanda tanya. Sedangkan lelaki itu terlihat gelisah, wajahnya yang tersenyum dengan riang menghilang tergantikan dengan raut serius. "Kau dekat dengan Boruto?" Kagura bertanya.

"Tidak terlalu."

Kagura bangkit dari posisi tidurnya dan duduk. "Mungkin tanpa aku bilang kau sudah tau, tapi aku ingin mengatakannya. Jauhi Boruto, dia itu berbeda dari kebanyakan orang, dia sangat berbahaya. Sekali dia menginginkan sesuatu, dia akan terus berusaha untuk mendapatkan apa yang dia mau, meskipun harus melakukan hal yang kotor," jelas Kagura.

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang