𖣔15. Murid Baru

531 53 3
                                    

"Wah, tumben sekali datang cepat, biasanya juga agak siangan." Chocho menatap Sarada yang baru saja duduk di kursinya dengan wajah kesal.

"Hm, terpaksa."

Gadis dengan kulit tan itu mendekat dengan wajah penasaran. "Kenapa? Bertengkar sama Kak Kawaki?" tanya Chocho mengingat hanya lelaki itu yang bisa membuat mood Sarada di pagi hari anjlok.

Sarada melirik Chocho dengan tajam, lalu menghela nafas seraya menutup matanya— berusaha meredam amarahnya dan kembali terbuka, menampilkan senyum manisnya pada Chocho yang justru menatapnya dengan bingung.

"Ketua OSIS kesayanganmu yang membuatku seperti ini, aku tak menyangka ada orang gila sepertinya." Sarada menghela nafas kasar, lalu berkata, "Kau tau aku benci saat dipaksa dan dia malah memaksaku untuk berangkat bersama, dengan ancaman. Benar-benar gila." Sarada terus memaki tanpa peduli beberapa teman sekelasnya melirik ke arahnya.

Chocho melongo, tak mengira jika ia bisa melihat berbagai macam ekspresi marah dan jengkel dari sahabatnya itu. Selama ini Sarada hanya menunjukkan wajah tak berminat pada apapun. Ini seperti sebuah keajaiban. Chocho harus memberi Boruto tepuk tangan karena berhasil membuat Sarada sekesal ini.

"Ya sudahlah, Sarada, lagian beruntung sekali kau bisa dijemput dan berangkat bersama Boruto. Sepertinya aku tidak melihatnya mengantar perempuan ke sekolah selain kau. Jadi, harusnya kau bersyukur dapat lelaki seperti Boruto. Jarang sekali lelaki seperti itu, lho." Chocho bersandar pada kursinya, lalu mengambil camilan dalam kolong meja dan memakannya.

Sarada mendelik mendengar perkataan Chocho yang seolah-olah menyuruhnya dirinya untuk bersyukur karena mendapatkan tunangan seperti Boruto. Sarada menghela nafas kasar, sepertinya ia salah menceritakan kekesalannya pada Chocho. Ia hampir lupa jika sahabatnya itu hanya peduli pada lelaki tampan.

"Ah, iya aku dapat gosip baru, katanya Kagura masuk rumah sakit." Chocho menatap Sarada yang juga menatapnya dengan tajam.

"Kalau dari beritanya sih jatuh dari motor. Kasihan sekali, padahal ia tampan. Kurang ajar yang membuat motornya Kagura jatuh, kalau ketemu aku akan langsung menghajar orangnya." Chocho menunjukkan wajah kesalnya. Koleksi lelaki tampannya terluka karena jatuh dari motor dan ia tidak tau orang yang membuat Kagura jatuh.

Sarada menegang, ia kembali diingatkan tentang insiden kemarin yang menimbulkan rasa bersalah karena penyebab Kagura kecelakaan. Tentu saja itu karena dirinya. Jika saja dia tak menolak ajakan Boruto, sudah pasti lelaki itu baik-baik saja. Andai ia tidak meninggalkan Kagura.

"Kau mau ikut jenguk Kagura?" Tanya Chocho membuat Sarada menatapnya dengan penuh harap.

Sejak kemarin ia terus mencari rumah sakit mana Kagura dirawat, bertanya pada bawahan sang Kakek yang berujung dirinya langsung tatap muka dengan Kakek. Kakeknya tak memberi tau, begitu pula saat ia bertanya pada Boruto yang justru hanya diam.

"Kau tau di mana?"

Chocho mengangguk lantas berkata, "Rumah Sakit Konoha. aku tau dari salah satu siswa yang sedang menjenguk ibunya dan kebetulan melihat Kagura dilarikan ke IGD." Chocho memakan keripiknya dengan lahap.

"Kabarnya sekarang sudah dipindah ke ruang inap, sih. Ya, Kagura itu sangat hebat, ia bahkan pulih dengan cepat. Hanya dalam semalam ia sudah sadar." Chocho tersenyum mengingat tampang Kagura yang membuat hatinya meleleh.

"Kau ikut?"

"Ya."

...

"Selamat pagi, perkenalkan namaku Shinki. Pindahan dari Sunagakure. Salam kenal, semua." Ucap Shinki dengan senyum menawan.

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang