𖣔Bab 27. Ingatan

863 67 16
                                    

Hening, ruangan yang penuh akan kerumunan itu terasa seperti makam. Tidak seorang pun berani, untuk bergerak barang sedikit. Di depan mereka sosok lelaki duduk, menyilang kaki sambil menopang dagu, netranya menatap tajam sekumpulan orang yang berdiri, menghadap dirinya.

"Berjagalah di ruangan gadisku, jangan biarkan dia kabur." Suaranya terdengar menusuk. Suasana di sana semakin mencekam. 

"Baik!" 

Mata birunya kini melirik sosok lelaki yang berdiri di sampingnya dengan wajah cerahnya. "Hee.. jadi kau sungguh menculiknya?" Lelaki itu tersenyum lantas berjalan mendekat.

"Boruto, aku turut prihatin dengan Sarada karena sudah terjebak bersama lelaki sepertimu. Bukankah dia tak kan suka jika kau melakukan hal ini padanya?"  

Prak.

Boruto melempar pisau yang kini melesat cepat dan menggores pipi lawan bicaranya. Lelaki itu mematung dengan darah yang mengalir dari luka goresan. Boruto menatap lawan bicaranya dengan tajam.

"Diam. Aku tidak ingin mendengar komentarmu Shinki." Suara penuh ancaman itu  berhasil membungkam Shinki yang kini terdiam sebelum akhirnya menyeka darah yang mengalir di pipinya.

Shinki melipat tangannya di depan dada lantas menatap Boruto dengan senyum kagum. "Hmm.. benar juga, kau tak butuh itu. Kau lebih peduli pada tugas ku kan? Tenang saja mereka sudah ku bereskan. Jadi apa tugas selanjutnya?" 
"Memberi tontonan yang menarik untuk gadisku." 

Kali ini ekspresi wajah Shinki berubah. Senyum cerahnya menghilang terganti dengan wajah datarnya. Meskipun ia sering membunuh tapi ia masih punya hati pada orang yang tidak bersalah dan saat ini Boruto menyuruhnya untuk memperlihatkan tontonan yang menarik atau lebih tepatnya-mempertontonkan adegan menyiksa orang di hadapan gadis itu- jelas Shinki akan menolak karena Sarada tidak bersalah. Setidaknya menurutnya.

"Tidak, dia itu kekasih mu kan? Kenapa kau mau membuatnya trauma?" 

Perdebatan antara Shinki dan Boruto menjadi tontonan yang mencekam. Mereka-para bawahan Boruto-terdiam tak tau harus bagaimana untuk menghentikan keduanya.

Shinki memiliki peran cukup penting sebagai pengganti Boruto, kalau lelaki itu sedang tidak ada di sini. Selama mereka mengenal Shinki, Shinki itu lelaki yang sadis, tak kenal ampun pada musuhnya. Sedangkan Boruto sendiri pemimpin mereka yang menakutkan dan suka sekali membunuh orang. Mereka sama sama menyeramkan jadi tak ada yang bisa menghentikan pertengkaran mereka berdua.

"Hanya dengan ini dia bisa mengingatnya."  Boruto menatap tajam Shinki. "Dan kau harus menjalankan tugasmu." Lanjutnya dengan nada mengancam.

Boruto mengganti posisi duduknya, kini menurunkan sebelah kakinya bangkit dari sofa yang ia duduki. Ia melangkah meninggalkan ruangan itu.

Shinki menghela nafas kasar. Jika Boruto bilang begitu ia tidak punya pilihan selain menjalankan tugasnya. Yah  itu menguntungkannya, ia jadi bisa menyiksa orang walau harus memperlihatkannya.

Lagipula ia harus balas Budi pada Boruto,  karena lelaki itu sudah membantunya untuk memuaskan keanehan dalam dirinya yaitu; membunuh orang. Awalnya Shinki tak sadar dengan keanehan yang dimilikinya sampai suatu hari ia tak sengaja membunuh preman jalanan yang hendak merampoknya, ketika itu tidak ada rasa takut atau pun bersalah karena telah membunuh manusia. Dan dari sana keanehan dalam dirinya terus berkembang, bahkan banyak orang yang menganggapnya dirinya tak waras, berulang kali ia mencoba mengobati dan menyembunyikannya namun nihil, ia terus merasa haus saat tak melihat darah. 

Dan saat semua orang menjauhinya Boruto datang, membawanya menuju dunia dimana ia bisa bebas memuaskan dahaganya terhadap darah. Ia tak menyesal sedikit pun sudah menjadi bawahan dari sosok seperti Boruto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ferocious (BoruSara)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang