[17] "Konversasi yang Mengalir"

4.5K 973 25
                                    

Ruang musik akan selalu penuh di akhir jam sekolah. Terlebih menjelang waktu seleksi Pagelaran Seni, akan banyak orang yang datang meminjam ruangan yang tidak dipakai oleh klub.

Kim Dokja juga tidak merasa aman jika dia harus berdiskusi berdua Yoo Jonghyuk di sekolah. Siapa yang tahu gosip konyol apa lagi yang akan muncul di forum sekolah nanti.

Oleh karena itu, Kim Dokja memutuskan untuk melakukannya di luar sekolah. Mereka akan bertemu di sebuah cafe yang lumayan jauh dari sekolah. Cafe tersebut juga berada di lantai tiga sebuah gedung penginapan sehingga tidak ada siswa yang akan pergi ke sana, selain pengunjung dari penginapan atau para pekerja dari kantor terdekat.

Salah satu alasan lain cafe itu tidak populer di kalangan siswa sebab harganya yang mahal dan tidak cocok untuk kantong pelajar.

Jika para pelajar punya uang lebih, mereka pasti akan memilih cafe yang lebih terkenal dengan kesan kontemporer, mustahil tertarik menghabiskan waktu pada sebuah cafe dengan interior yang membosankan serta latar belakang musik jazz yang membosankan.

"Apa aku membuatmu menunggu? Aku harus naik bus dua kali tadi," kata Kim Dokja menjatuhkan bokongnya ke kursi di samping Yoo Jonghyuk.

Setelah dia meletakkan ranselnya di atas meja baru pemuda itu menyadari bahwa tidak seharusnya dia menjelaskan alasan keterlambatannya. Itu berlawanan dengan karakter menyebalkan yang sedang dia bangun.

Yoo Jonghyuk tidak berkomentar dan hanya menggeser menu ke tangannya. Di depan pemuda jangkung itu sudah tersaji secangkir kopi hitam yang telah mendingin dan nyaris habis, jelas bahwa Yoo Jonghyuk telah menunggu cukup lama.

Kim Dokja terhadang banyak sekali masalah selama perjalanan. Dia terus saja didesak Han Sooyoung untuk ikut bersama gadis itu pergi ke bioskop dan melupakan urusannya dengan Kyrgios. Bukan berarti itu pertama kali Kim Dokja terlambat mengumpulkan tugasnya.

Memang benar Kim Dokja sudah terbiasa terlambat mengumpulkan tugasnya, tetapi kali ini beda cerita. Kim Dokja yakin Yoo Jonghyuk pasti akan membunuhnya jika dia membiarkan pemuda itu mengerjakan seluruh tugas itu seorang diri. Kim Dokja memang selalu niat cari ribut, tetapi dia masih menjaga batas yang tidak terlalu merugikan orang lain.

Beruntung sekali tadi ada teman sekelasnya—Jung Heewon yang rupanya tertarik dengan film yang sama. Gadis itu kebetulan akan pergi dengan Lee Hyunsung dan Yoo Sangah dari kelas sebelah. Jadi Kim Dokja hanya mendorong Han Sooyoung untuk pergi bersama teman-temannya yang lain.

Meskipun begitu, mengusir kelompok itu tidaklah mudah. Pada akhirnya mereka menunggunya pulang lebih dulu atas saran baik dari Yoo Sangah untuk tidak membiarkannya sendirian menunggu di halte, sehingga Kim Dokja harus naik bus pulang di bawah tatapan teman-temannya. Sebab itu, dia mesti turun di halte selanjutnya dan mengambil bus lain untuk kembali menuju cafe yang berlawanan arah. Semuanya benar-benar memakan waktu.

Kim Dokja menekan bel di atas meja, menandakan panggilan pada salah satu petugas cafe. Seorang pelayan wanita melangkah menghampiri meja panjang di mana dua pemuda duduk berdampingan menghadap ke jendela cafe.

Kim Dokja mengulas senyuman sembari menyebutkan pesanannya, "Tolong satu caramel iced coffe dan dua red velvet cookies. Ah, juga dua chocolate pudding dan apa bisa aku memesan satu ice cream sundae dengan ekstra cream?"

Pelayan wanita itu mencatat seluruh pesanan dan mengangguk pada pertanyaan terakhir pemuda itu.

Kim Dokja melirik gelas kopi Yoo Jonghyuk sebelum kembali menambahkan, "Dan satu lagi pesanan yang sama dengan yang dipesannya," tunjuknya pada gelas kopi yang nyaris tandas.

[BL] Their Story (JongDok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang