[14] "Lingkaran yang Menjerat"

4.7K 1K 91
                                    

Kim Dokja membeku. Bibirnya terbuka ingin membantah, tetapi dia tidak mampu melontarkan kata untuk menyuarakan bahwa apa yang mendiami isi kepalanya tidak lain agar Yoo Jonghyuk marah dan membencinya!

Bahkan jika dia diberi sepuluh nyawa, Kim Dokja tidak akan pernah berani menyatakan hal gila semacam itu.

Melihat wajah tak bisa berkata-kata dan bibir pemuda itu yang kembali mengatup rapat, Yoo Jonghyuk baru tahu jika menyaksikan hal semacam ini bisa membawa perasaan yang lucu juga.

Jadi apa ini yang dirasakan Kim Dokja ketika dia mencoba mengganggu dirinya? Yoo Jonghyuk bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Tampaknya dia merasa mulai memahami alasan pemuda itu tak hentinya mengusiknya.

Di sisi lain, Kim Dokja yang tak suka kalah lekas menjawab tajam, "Mengapa aku menginginkan itu?" Dia beranjak bangkit berdiri. Matanya menatap ke bawah pada Yoo Jonghyuk dengan kekesalan yang terlihat jelas. "Kau menilai dirimu terlalu tinggi, lagi pula tidak ada manfaatnya bagiku kau mau peduli atau tidak."

Kim Dokja tidak bisa menyadari jika nada yang dia utarakan terdengar lebih seperti beralasan.

Pemuda itu terus melanjutkan sinis, "Bukan seolah aku akan mendapatkan apa yang kuinginkan jika kau menatapku."

Kim Dokja tidak berpikir saat dia melontarkan semua itu. Dia hanya berusaha untuk menyatakannya dengan sarkastis, memberikan implisit jika dia hanya buang-buang waktu saja untuk mau peduli pada Yoo Jonghyuk.

Namun, di telinga Yoo Jonghyuk itu seperti Kim Dokja sedang berdalih saja sebab egonya yang terlampau besar. Dia lebih berkesan seperti kucing yang melompat terkejut dan mendesis marah sebab ekornya ditarik.

Yoo Jonghyuk dalam suasana hati yang cukup bagus sehingga dia mengikuti arus itu tanpa kekangan.

"Memangnya apa yang kau inginkan?"

Sewaktu pertanyaan itu jatuh, Kim Dokja kembali terdiam. Dia sungguh tidak akan mengira Yoo Jonghyuk benar-benar akan membalasnya.

Kesulitannya jelas meningkat!

Sekarang Yoo Jonghyuk tidak diam saja dan menerima semuanya. Ini semakin membuat kepala Kim Dokja disesaki kejutan. Dia secara mental belum mempersiapkan diri tentang ini.

Bagus jika Yoo Jonghyuk tampak geram, tetapi menghadapi ketenangannya dan ekspresi tak terbacanya seperti saat ini, Kim Dokja kelabakan. Dia tidak tahu apa pertanyaan itu termasuk negatif atau positif. Semua arah itu terlihat buram dan tak bisa dia uraikan.

Sebelum Kim Dokja bisa menjawab, pintu ruang musik terbuka dan sebuah suara menginterupsi mereka. "Kalian cukup akrab ternyata."

Kim Dokja menoleh pada asal suara ingin membantah keras yang satu itu. Akan tetapi, dia tidak mampu mengujarkannya saat melihat wajah tampan wali kelasnyalah yang kini memenuhi bidang pandangnya.

Kyrgios mendekati keduanya lantas berkata pada Yoo Jonghyuk, "Kepala Sekolah mencarimu, dia pergi ke kelasmu tadi dan gurumu bilang kau tidak masuk kelas. Nak, berani sekali kau membolos kelasmu. Mari lihat apa yang akan wali kelasmu katakan jika aku memberitahunya."

Mendengar wali kelasnya disebut, Kim Dokja yakin dia melihat punggung Yoo Jonghyuk yang tegap sedikit tersentak.

Pemuda dingin itu kemudian berdiri dan berbalik sopan untuk menatap guru seninya serius. "Saya sedang memikirkan tawarannya, untuk itu saya kemari dan tidak masuk ke kelas."

Kyrgios tahu itu hanya alasan saja. Yoo Jonghyuk jelas tidak tertarik pada pagelaran seni. Namun, anak itu dengan sengaja memanfaatkan kebebasan pribadi yang diberikan pada tiap siswa yang terpilih.

[BL] Their Story (JongDok)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang