Kim Dokja selalu berhati-hati terhadap jalan yang dia tempuh. Memanfaatkan celah di mana Han Sooyoung lupa memberinya batas waktu, dia menggunakan kebebasannya untuk menata seluruh rencananya baik-baik.
Lewat seluruh pertimbangan dan demi meningkatkan probabilitas dia ditolak mentah-mentah, maka Kim Dokja mulai merancang banyak sekali skenario terburuk yang akan membuat Yoo Jonghyuk murka padanya sebelum mengajak jadian.
Tidak bermaksud berlebihan, hanya Kim Dokja ingin kepastian penuh. Siapa yang tahu jika pemuda itu benar-benar tidak tertarik pada wanita dan punya kecenderungan di sisi menyimpang? Setidaknya, Kim Dokja telah menyiapkan diri untuk jadi pria yang paling tidak disukainya.
Dengan demikian, siang ini Kim Dokja telah berlari ke kelas tetangga untuk mencari Yoo Jonghyuk.
Satu kenyataan lagi, mereka beda kelas. Kim Dokja berada di kelas 2-5 sedang Yoo Jonghyuk ada di kelas 2-4. Keduanya pernah berada di kelas yang sama tahun lalu, tetapi itu cerita lama dan Kim Dokja juga lebih sering absen dibanding masuk sekolah. Kedatangannya ke sekolah tiap bulan bahkan bisa dihitung dengan jari, untuk itu hampir tidak pernah ada kesempatan baginya berbaur di kelas lamanya. Selain Lee Hyunsung yang menjadi teman semejanya di kelas saat itu, Kim Dokja hampir tidak punya kesempatan mengenal teman lainnya dengan baik. Termasuk Yoo Jonghyuk.
Di ingatan Kim Dokja, Yoo Jonghyuk tidak lebih dari sosok yang menjadi pusat perhatian semua orang. Saat mereka berinteraksi juga hanya beberapa kali. Di antaranya terdapat dua yang paling diingat Kim Dokja. Pertama, saat Kim Dokja diminta guru meminjam catatan Yoo Jonghyuk dan yang kedua saat Kim Dokja berada di kelompok bahasa yang sama dengan pemuda tersebut.
Pada dasarnya mereka saling mengenal, tetapi tidak akrab.
Kim Dokja sendiri nyatanya adalah sosok yang cukup dikenal oleh mayoritas siswa di sekolah. Mengenyampingkan jumlah ketidakhadirannya yang menggunung di kelas satu, dia mulai berbaur di kelas dua dan segera menjadi pusat atensi banyak orang setelah langkah terang-terangnya mempermalukan seorang siswa bermasalah.
Setelah mengobrol dan berinteraksi dengannya, banyak orang mulai beranggapan pemuda itu begitu menarik, walau dia sendiri tidak pernah merasa seperti itu.
Berkat berteman dengan Han Sooyoung dari kecil, rasa malu Kim Dokja juga telah menghilang entah tersangkut di mana sejak lama.
Han Sooyoung selalu sangat blak-blakan dan tidak pernah menahan apa pun, termasuk kebiasaannya menerobos kerumunan dan menjadi pusat perhatian dengan lidah manis miliknya yang tak segan menjatuhkan siapa pun.
"Dokja! Kebetulan sekali, kami kekurangan orang. Ayo main basket." Seorang pemuda di kelas 2-4 tersenyum lebar dan merangkul leher Kim Dokja ramah.
"Aku sedang malas berkeringat, mana Yoo Jonghyuk?" tanyanya mengalihkan topik cepat pada target utamanya.
Lee Sungkook mengangkat alis, tampak heran dengan temannya yang tiba-tiba mencari Yoo Jonghyuk. "Entahlah, aku tidak tahu," jawabnya menggeleng.
Kim Dokja memalingkan pandangan, kebetulan seorang gadis baru saja masuk ke kelas dan hendak berjalan ke bangkunya. Kim Dokja bergegas mencegat lengannya lantas tersenyum mengajukan tanya, "Lee Seolhwa, apa kau lihat Yoo Jonghyuk?" Dia teringat jika Lee Seolhwa tampaknya cukup dekat dengan Yoo Jonghyuk. Mengandalkan memorinya yang buruk, jika tak salah keduanya ada di klub yang sama.
Lee Seolhwa mengerjap sesaat, gadis cantik itu menjawab tak yakin, "Sepertinya dia pergi ke perpustakaan?"
"Oke, terima kasih." Kim Dokja mengangguk kemudian menepuk bahu Lee Sungkook santai. "Mari main lain kali."
Selepas itu, dia segera pergi meninggalkan kelas tetangga.
Seorang pemuda di kelas itu bergumam, "Tumben sekali ada yang mencari Yoo Jonghyuk."
Lee Sungkook menoleh pada teman di sampingnya dan mengangkat bahu. Dia bercanda ringan, "Biasanya yang datang selalu mencalonkan diri jadi pacar. Mungkin Kim Dokja mau ikutan uji nyali."
Mereka tidak tahu bahwa candaan itu memang benar adanya.
Sedang di sisi lain, Kim Dokja sudah membawa langkahnya menuju perpustakaan sekolah.
Kali ini, Kim Dokja tidak butuh waktu lama untuk segera menemukan sosok pemuda itu di salah satu meja sudut perpustakaan.
Dia bergegas menghampiri. Namun, tepat lima langkah dari meja pemuda itu, Kim Dokja tersadar.
Tunggu sebentar, dia belum berpikir akan melakukan apa di perpustakaan?
Tadinya, jika itu di kelas mudah untuk membuat Yoo Jonghyuk jadi pusat perhatian dan memancing kekesalannya, tetapi Kim Dokja belum mempertimbangkan jika di perpustakaan akan bagaimana.
Mata Kim Dokja mau tak mau melirik pada meja penjaga perpustakaan di kejauhan. Dia tidak berani membuat keributan yang keterlaluan dan dikenai sanksi.
Setelah berpikir lima detik, Kim Dokja memutuskan tidak peduli. Mari pikirkan lagi saat dia menghampiri pemuda itu pertama.
Di detik selanjutnya, satu ide segera melintas dalam benaknya.
Apa yang paling seorang pemuda serius nan anti-sosial tidak suka?
Jawabannya mudah, usik saja ketenangannya hingga dia tidak akan nyaman dengan sendirinya.
Dengan pikiran itu, senyum Kim Dokja semakin dalam. []
.
.
.
Bersambung.
Yang nunggu Is It Just Me update 17, nanti malam, ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Their Story (JongDok)
Fanfic[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Katanya, masa SMA itu waktu paling terkenang. Jadi apa masa sekolah Kim Dokja juga begitu? . Atas cetusan bodoh, Kim Dokja bertaruh dengan Han Sooyoung. Han Sooyoung bertaruh bahwa Yoo Jonghyuk, sosok palin...