Kim Dokja berusaha mengejar, tetapi Han Sooyoung sangat cerdik dalam berkelit dan sekolah mereka juga terlalu luas. Tidak butuh waktu lama hingga Kim Dokja kehilangan bayangan gadis itu.
"Sial!" Kim Dokja ingin mengutuk teman kecilnya seribu kali. Han Sooyoung sungguh tidak bisa dia hadapi!
Entah pergi ke mana gadis itu sekarang. Perasaan Kim Dokja buruk sekali.
"Jika namaku terdaftar dan Mom tahu ...." Kim Dokja berjongkok dan meratapi nasibnya.
Acara pegelaran seni itu nyatanya merupakan bagian unjuk diri wajib bagi para klub berbasis pertunjukan, seperti klub teater, musik tradisional, orkestra, band, hingga klub paduan suara dan lain sebagainya.
Meski siswa biasa juga diberikan kesempatan untuk bergabung, setiap tahunnya sangat banyak yang ingin ikut tampil dan akhirnya persyaratan bergabung kian ketat. Kim Dokja mendengar ada semacam seleksi yang mesti diikuti. Tahun lalu hanya ada dua belas posisi kosong yang tersedia untuk jalur umum.
Apa yang membuat pagelaran seni sekolah mereka terkenal sebab Kepala Sekolah setiap tahun akan mengundang banyak profesional hingga pengajar ahli untuk melihat bakat anak-anak. Tidak jarang siswa yang beruntung mungkin berpeluang untuk mendapatkan beasiswa sekolah seni atau tawaran lainnya. Bisa jadi juga mendapatkan undangan pribadi dari sebuah agensi musik seperti salah satu siswa perempuan beruntung tahun lalu yang bakat menyanyinya membuat banyak orang terpukau.
Bagaimanapun, sekolah mereka adalah salah satu sekolah unggulan, yang mana termasuk sekolah dengan jajaran alumni yang berhasil menggariskan kesuksesan besar.
Hal menarik lainnya ialah sekolah mereka tidak menaruh penjurusan, membuat siswa di sekolah ini lebih bebas mengekspresikan diri. Dukungan penuh sekolah pada tiap aktivitas klub juga menjadi salah satu alasan utama keberhasilan prestasi siswa, membuat sekolah ini selalu menjadi incaran banyak orang.
Kim Dokja sendiri kesulitan sekali masuk ke sekolah ini pada awalnya. Dia bukan Han Sooyoung dengan deretan nilai yang bagus, dia justru punya kelemahan besar dalam belajar dan peringkatnya di kelas juga selalu masuk lima terbawah.
Jika bukan karena dukungan prestasinya di bidang lain, Kim Dokja punya kesempatan nol persen untuk masuk di sekolah ini.
Sejujurnya, dia juga tidak tertarik masuk jika bukan ibu angkatnya yang memintanya untuk mendaftarkan diri. Dia dibujuk dengan kata-kata manis bahwa lulusan sekolah ini punya peluang besar untuk diterima di universitas ternama.
Namun, Kim Dokja tidak butuh otak untuk tahu bahwa Mom sendiri mengincar acara pagelaran seni ini. Sudah sejak tahun lalu wanita itu selalu menyiratkan bahwa mengikuti kegiatan seni di sekolah sangat bagus dan Kim Dokja semestinya mencoba juga untuk mempersiapkan diri.
Walau seluruh arahan itu pada akhirnya diabaikan oleh Kim Dokja. Pemuda itu luput untuk mengantisipasi keberadaan Han Sooyoung. Pasti Mom sudah meracuni pikiran Han Sooyoung untuk membuatnya ikut serta.
"Ah, aku lengah."
Kim Dokja masih dalam suasana hati yang buruk ketika dia mendengar ada suara perdebatan yang kian mendekat.
"Kau yang semestinya mengganti kerugian itu!"
"Itu bukan hanya salahku! Kau pikir kau sendiri tidak bertanggung jawab atas itu?"
"Aku sudah bekerja keras melakukan seluruh tugasku! Kau yang mengacaukan segalanya!"
"Melakukan tugasmu? Kau bahkan tidak pernah meletakkan peralatannya ke tempat yang benar! Itu salahmu aku menjatuhkannya!"
"Lee Gilyoung, berhenti beralasan dan menyalahkan orang lain atas kesalahanmu, ganti kerugian itu!"
Kim Dokja memandangi dua bocah yang saling berdebat. Seorang gadis berambut pendek terus mengejar seorang anak laki-laki dengan marah, sedang anak laki-laki yang mengenakan topi itu terus saja menolak kesalahan yang diarahkan padanya dan balas menuntut gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Their Story (JongDok)
Fiksi Penggemar[Omniscient Reader's Viewpoint Fanfiction] Katanya, masa SMA itu waktu paling terkenang. Jadi apa masa sekolah Kim Dokja juga begitu? . Atas cetusan bodoh, Kim Dokja bertaruh dengan Han Sooyoung. Han Sooyoung bertaruh bahwa Yoo Jonghyuk, sosok palin...