5. Balap

553 39 0
                                    

Pagi-pagi banget gue kebangun karena bising suara riak air kran yang beradu sama suara mual Natusha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi-pagi banget gue kebangun karena bising suara riak air kran yang beradu sama suara mual Natusha. Gue berdiri, masuk ke kamar mandi yang kebetulan pintunya terbuka lebar. Terlihat, Natusha lagi hectic banget sama urusan morning sickness di depan wastafel.

Gue mendesah kesal, berjalan mendekat guna memijat tengkuk Natusha yang tengah membungkuk. Membuat si empunya tengkuk terkejut. "Ngapain lo?"

"Mijet"

Natusha diem bentar, sebelum menjauhkan diri dari jangkauan gue. "Gue bisa sendiri," Ucapnya galak. Padahal tadi malem masih manja-manja minta peluk.

Gue mendengus, narik dia ngedeket terus mijet tengkuknya paksa. "Udah, cepet muntah terus balik tidur. Gue masih ngantuk."

"Gila," Natusha ngumpat, mungkin kesel karena gue paksa muntah.

Dengan gerakan cepat doi balik badan, keluar dari kamar mandi ninggalin gue sendirian. Gue bisa nebak kemana tujuan Natusha. Doi pasti lagi sibuk bikin sarapan di dapur. Ya, karena gue ngikutin di belakangnya sih.

Gue anteng ngeliatin dia yang lagi sibuk sama perkakas dapur. Ngeliatin Natusha masak emang seasyik itu, sampe-sampe gue nggak nyadar kalo gue berdiri di belakangnya dari tadi. "Ngapain lo?" Judesnya begitu nyadar lagi gue liatin.

"Laper,"

Natusha mendengus, "Duduk."

"Laper,"

"Iya, duduk dulu."

"Laper, Na"

Natusha menghela nafas, "Belum mateng sarapannya, Lentera."

"Oh," Gue ngangguk paham, terus duduk di salah satu kursi meja makan. "Cepet ya!"

Hari ini rencananya Natusha mau berangkat sekolah lagi. Mama bilang sekalian Senin depan aja, tapi Natusha nya udah nggak sabar mau ketemu temen-temen nya. Ya wajar sih, dua bulan ini dia struggle sama masalahnya sendiri.

"Nggak minum susu, Na?" Tanya gue begitu tanpa sengaja ngeliat kotak susu Natusha.

Yang di tanya menggeleng pelan, "Nggak bisa, tiap mau makan minum malah muntah,"

Gue ngangguk paham, nggak lagi maksa Natusha buat minum susunya. Toh dia nya emang nggak mau, ngapain masih dipaksa? Dan kebetulan juga gue bukan tipe orang yang suka maksa, jadi yang gue lakuin selanjutnya ya lanjut nontonin Natusha masak lagi. Toh gue yakin anak gue bakal tetep baik-baik aja meski tanpa segelas susu.

Selang sekian menit, masakan Natusha mateng. Dia ngasih satu piring ke gue, dan piring lainnya buat dia. Kami duduk hadap hadapan.

"Makan," tegur gue. Gue tahu banget kalo Natusha sebenarnya laper, keliatan dari mukanya yang pengen makan. Makanan terakhir yang dia makan cuma capcay tadi malem itu pun nggak abis karena mual lagi.

Lentera : phrase of hopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang