Bagian 18

29 23 37
                                    

"Meskipun bisa pergi kemana saja,meskipun sanggup memilih siapa saja,untukku kamu tetap menjadi pilihan yang pertama diantara pilihan yang ada"

Mahesa Abimana

•••

Pagi ini aku sedang menyiram tanaman di halaman depan, tiba-tiba saja Mahesa datang dengan tergesah-gesah.

"Pagi, Sayang..." katanya sambil berlari.

"Ya ampun, Esa, jangan lari-lari bisa gak?" tanyaku sambil melihat ke arahnya.

"Maaf, Sayang, abisnya aku buru-buru," katanya sambil tersenyum.

"Emang kamu mau kemana sih?" tanyaku kepada Mahesa.

"Mau ketemu kamu lah, Sayang," katanya sambil mengusap rambutku.

"Kirain mau kemana," kataku sambil melanjutkan menyiram tanaman.

"Eh, Sayang, tapi hari ini aku mau main baseball, kamu ikut ya, biar aku semangat," kata Mahesa.

"Nggak ah, kamu aja. Kalau aku ikut nanti ribet, nyusahin, harus bawa kursi roda, lebih baik jangan ya," kataku.

"Hush, gak boleh gitu ya, Sayang. Bagi aku, kamu itu gak nyusahin, malahan aku seneng, kamu bisa ikut," katanya sambil tersenyum.

"Yaudah, Ayana ikut. Emang siapa aja?" tanyaku.

"Yang main baseball cuma aku, Dimas sama Jovan," jawab Mahesa.

"Udah cuma bertiga?" tanyaku.

"Kalau yang main baseball emang cuma bertiga, kalau yang ikut nonton ada Haikal, Vivi, Nathan sama yang lainnya," jelas Mahesa.

"Yaudah, aku ikut. Bentar, aku siap-siap dulu," kataku sambil masuk ke dalam rumah. Tapi tiba-tiba Mahesa menahan tanganku.

"Sayang, kamu ikut sama aku, bukan karena ada Dimas kan?" tanya Mahesa dengan hati-hati.

Aku yang mendengar itu pun langsung menoleh ke arah Mahesa.

"Pacar aku di sini, Kak Dimas atau kamu, Sa?" tanyaku.

"Aku," jawab Mahesa dengan pelan.

"Nah, kamu tau itu kan? Mau ada Kak Dimas atau nggak, aku bakal datang, Sa, karena di sini yang pacar aku itu kamu, bukan Kak Dimas," kataku sambil berlalu masuk ke dalam rumah.

"Ayana, maafin Esa," katanya sambil menunduk.

Selang beberapa menit, Rendy datang menghampiri Mahesa.

"Sa, cemburu boleh tapi kalau gini caranya, yang ada lo bikin Ayana ragu sama lo tau gak?" kata Rendy sambil melihat Mahesa.

"Maafin gue, Ren. Bukan maksud gue bikin Ayana ragu sama gue, tapi gue kan cuma nanya, emang salah?" kata Mahesa pelan.

"Salah sih nggak, mungkin perkataan lo kurang enak didenger sama Ayana, Sa," jelas Rendy kepada Mahesa.

"Maafin gue ya, Ren," kata Mahesa sambil menepuk pundak Rendy.

KESEMPURNAAN CINTA - END√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang