Bagian 21

27 18 33
                                    

"Pagi ini aku pergi ke kampus dengan Kak Rendy, dikarenakan Mahesa ada kuliah pagi, karena jadwal kuliah kami berdua berbeda.

"Ayana," panggil Kak Rendy.

"Iya, Kak. Kenapa?" kataku.

"Kamu kenapa? Kok ngelamun terus?" tanya Kak Rendy.

"Gapapa kok, Kak. Yuk, kita masuk," ajakku kepada Kak Rendy.

"Yaudah, yuk," kata Kak Rendy sambil mendorong kursi rodaku.

Tiba-tiba saja ada orang yang menghampiri kami berdua sambil tersenyum ke arahku.

"Hallo, Ayana..." panggilnya sambil tersenyum ke arahku.

"Hai juga, Vivi..." jawabku sambil tersenyum ke arahnya.

"Yuk ke kelas," ajak Vivi kepadaku.

"Eh, tapi Kak Rendy gimana?" kataku sambil menoleh ke arah Kak Rendy.

"Kalau kamu mau bareng Vivi, gapapa kok, Ay," kata Kak Rendy.

"Yaudah kalau gitu, Ayana bareng Vivi ya, Kak," kataku kepada Kak Rendy.

"Yaudah, sana. Hati-hati ya," kata Kak Rendy sambil tersenyum.

"Iya, Kak," kataku sambil tersenyum ke arahnya.

Saat kami berada di koridor kampus, tiba-tiba saja Haikal berlari ke arahku.

"AYANA..." panggilnya sangat kencang.

"Please deh, ya. Ayana tuh gak budek, jadi lo gausah teriak-teriak, Haikal..." kata Vivi kesal.

"Yeuh, lagian gue manggil Ayana, bukan lo," kata Haikal sewot.

"Iya, tapi kan Ayana lagi sama gue? Otomatis gue ngerasa budek, gara-gara teriakan lo barusan. Ngerti?" kata Vivi kepada Haikal.

"Nggak..." jawab Haikal santai.

"Ish, lo ngebelin banget sih jadi cowok," kata Vivi kesal.

Aku yang melihat mereka berdebat hanya bisa menyimak saja tanpa melerai mereka berdua.

"Haikal, udah ya. Jangan berantem, malu dilihat orang," kataku kepada Haikal.

"Tau nih, Vivi duluan," kata Haikal.

"Kok jadi gue? Yang jelas ini gara-gara lo tiba-tiba datang kayak jelangkung," kata Vivi kepada Haikal.

"Gue kesini karena ada perlu sama Aya, bukan ke lo. Jadi gak usah kepedean ya, Mbaknya," kata Haikal.

"Dih, siapa juga yang ngarep disamperin cowok tengil kayak lo?" kata Vivi kepada Haikal.

Karena aku sudah lelah melihat mereka berdebat, akhirnya aku memutuskan pergi sendiri ke kelas dengan kursi rodaku.

"Ayana, tunggu," panggil Vivi sambil berlari.

"Ayana, Vivi, tungguin gue..." panggil Haikal sambil berlari.

Akupun sedikit melajukan kursi rodaku sampai akhirnya aku tidak sengaja menabrak tiga orang siswi di depanku.

"Bruk... Ahh, maaf. Aku gak sengaja..." kataku kepada ketiga siswi tersebut.

"Ohh, iya. Gapapa. Kamu sendiri gapapa kan?" kata orang tersebut.

"Gapapa kok. Sekali lagi maaf ya," kataku enggan melihat siswi tersebut.

"Gapapa, santai aja. Ngomong-ngomong, kelas kamu di mana? Mau kita anterin?" katanya sambil tersenyum.

"Ahh, gausah. Gapapa. Nanti ngerepotin," kataku sambil tersenyum.

"Ahh, gapapa kok. Oh ya, kenalin. Nama aku Raina, panggil aja aku Rain, oke?" katanya sambil tersenyum.

Raina pun memberi kode kepada dua sahabatnya untuk berkenalan denganku.

"Oh ya, kenalin. Aku Natasya, kamu bisa panggil aku Syasya," katanya sambil tersenyum.
"Iya, kenalin aku Darallinne, atau kamu bisa panggil aku Dara ya," katanya sambil tersenyum.

"Iya, kenalin aku Ayana," kataku sambil tersenyum kepada mereka.

"AYANAAA...." panggil Haikal dan Vivi bersamaan.

"Huh, kenapa lagi sih?" kataku kepada mereka berdua.

"Maaf...." kata mereka bersamaan.

"Ciee, barengan. Pasti nanti jodoh nih?" kataku sambil tertawa.

"DIHHH, OGAHH," kata mereka bersamaan.

"Tuh, Mbak dan Masnya aja ngomongnya barengan gitu, udah pasti jodoh sih," kata Raina santai.

Haikal yang mendengar itu pun langsung menoleh ke arah Raina dengan tajam.

"Siapa lo? Peramal? Pake acara tau jodoh gue segala," kata Haikal sewot.

"Ayana, mereka siapa?" tanya Vivi kepadaku.

"Kenalin aku Raina," kata Raina sambil tersenyum ke arah Vivi dan Haikal.

"Kenalin aku Natasya," kata Natasya sambil tersenyum ke arah Vivi.

"Kenalin aku Dara," kata Dara sambil tersenyum ke arah Vivi dan Haikal.

"Iya, kenalin aku Vivi," kata Vivi sambil tersenyum.

"Ohh iya, gue Haikal, cowok paling ganteng di kampus ini," kata Haikal dengan bangga.

"Dihh, males," kata Vivi kepada Haikal.

"Ahh iya, kalau gitu kita bertiga permisi dulu ya, Ayana," kata Raina sambil tersenyum.

"Iya, sekali lagi maaf ya," kataku kepada Raina.

"Iya, gapapa Ayana," kata Raina kepadaku.

"Sampai ketemu besok, Aya. Kita pergi dulu ya," kata Raina sambil melambaikan tangan.

"Iya, hati-hati ya, Raina," kataku kepada Raina.

Setelah kelas selesai, aku dan Vivi memutuskan untuk pergi ke kantin untuk makan siang.

"Ayana, ke kantin yuk?" ajak Vivi.

"Yaudah, yuk," jawabku.

Tak lama setelah itu, Mahesa dan Haikal datang menghampiri kami berdua.

"Hallo, Sayang..." kata Mahesa sambil tersenyum ke arahku.

"Hmm, Sa, kalau di kampus gini, jangan manggil sayang ya," kataku kepada Mahesa.

"Lho, kenapa?" tanya Mahesa kaget.

"Kamu gak sadar? Dari tadi dosen lihatin kita tau," kataku kepada Mahesa.

"Mana?" tanya Mahesa sambil melihat situasi.

"Tuh, liat ke depan," kataku kepada Mahesa.

Namun saat Mahesa melihat ke arah depan, pak dosen hanya bisa tersenyum ke arah kami berdua.

"Ya ampun, dasar anak muda..." katanya sambil tersenyum ke arah Mahesa.

Karena Mahesa merasa malu oleh tingkahnya tersebut, Mahesa mencoba menyapa pak dosen dengan rasa gugup.

"S-selamat siang, Pak," sapa Mahesa kepada pak dosen.

"Gak perlu gugup gitu, Sa. Bapak juga pernah muda kok," katanya sambil tersenyum ke arah Mahesa lalu pergi.

"Anjir, gue malu banget," kata Mahesa sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Makanya, bucin tau tempat ya, Bang," kata Haikal sambil tersenyum ke arah Mahesa.

"Hmm, pulang yuk, Ay?" kata Mahesa kepadaku.

"Apa gue gak salah denger, Bang? Biasanya manggil 'SAYANG', kok ini manggilnya 'Ay'?" kata Haikal dengan nada meledek

"Lo mau ikut pulang bareng kita? Atau gue tinggal?" kata Mahesa sambil menatap adiknya tersebut dengan tajam.

"Iya, Bang. Ampun, gue cuma bercanda kali," kata Haikal sambil cengengesan.

"Bacot," kata Mahesa sambil mendorong kursi rodaku dan pergi meninggalkan Haikal.

"Bang, tungguin gue," kata Haikal sambil berlari.

"Haikal, gue ikut," kata Vivi sambil menyusul Haikal.


Raina

Natasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natasya

Natasya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dara

Dara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Alhamdulillah akhirnya aku bisa up juga❤🤗gimana partnya?ngefeel gak?semoga kalian suka sama part ini yaa💕jangan lupa vote and comment yaa☺see u next part guyss thankyou👋

KESEMPURNAAN CINTA - END√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang