Bagian 12

56 33 31
                                    

Setelah kami selesai berbincang, tiba-tiba ada ketukan di pintu kamarku.

Tok...tok ....tok

"Bang Esa, Ayana, kalian makan dulu," panggil Haikal.

"Iya, bentar," jawab Mahesa kepada Haikal.

"Gue boleh masuk?" tanya Haikal.

"Nggak," jawab Mahesa.

"Ayana, gue boleh masuk?" tanya Haikal lagi.

"Boleh, Kal. Masuk aja," jawabku.

"Eh, kenapa kamu bolehin dia masuk sih?" tanya Mahesa dengan wajah cemberut.

"Emang kenapa sih, Sa, Udah gapapa, masa sama adik kamu sendiri gitu sih?" balasku.

"Tau ah," kata Mahesa.

"Ihh, kamu ngambek mulu, kayak cewek lagi dateng bulan," godaku sambil tertawa.

BRAK ....

"Nah loh, kalian berdua ngapain? Kata orang nggak boleh berduaan, nanti ketiganya setan," kata Haikal.

"Iya, lo setan nya, Kal," kata Mahesa sambil melihat ke arah Haikal.

"Sialan lu, bang. Ganteng-ganteng gini dibilang setan," kata Haikal kesal.

"Lagian, lo ngapain sih ke sini? Ganggu banget tau nggak?" kata Mahesa kesal.

"Kata Rendy, kalian makan dulu. Sekalian gue mau ngasih undangan buat Ayana nih," kata Haikal sambil menyodorkan kartu undangan kepadaku.

"Undangan dari siapa, Kal?" tanyaku.

"Dari Bang Dimas, Ay," kata Haikal sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal, lalu melihat ke arah Mahesa.

"Undangan apa?" tanyaku.

"Katanya sih, acara ulang tahun Bang Dimas," kata Haikal lagi.

"Ayana doang yang diundang, Kal?" tanya Mahesa kepada Haikal.

"Nggak, bang. Kita juga diundang kok," kata Haikal.

"Ohh gitu," kata Mahesa datar.

"Udah, yuk makan. Yang lain udah pada nungguin tuh," kata Haikal sambil berjalan keluar kamarku.

"Sa, makan dulu yuk?" ajakku kepada Mahesa.

"Hmm, duluan aja sayang. Aku mau ke toilet dulu," katanya.

"Ohh yaudah, aku tunggu di meja makan ya," kataku.

"Iya, Ayana," katanya sambil tersenyum.

Di sisi lain, Mahesa sedang memikirkan sesuatu.

"Apa gue beli baju couple aja ya? Biar semua orang tau, kalo Ayana tuh pacar gue," katanya sambil menatap cermin toilet.

Setelah itu, Mahesa segera menyusul yang lain untuk makan bersama di meja makan.

"Dari mana aja sih, Sa? Kok lama banget?" kata Rendy.

"Perut gue mules, Ren. Jadi lama deh," kata Mahesa.

"Yaudah, sini makan. Malah benggong, kesambet lu?" kata Nathan.

"Iya, bawel banget lu. Kayak cewek," kata Mahesa sambil berjalan ke arah kursi.

"Ayana?" panggil Mahesa.

"Iya, kenapa?" kataku sambil menoleh ke arah Mahesa.

"Beli baju couple yuk?" kata Mahesa sambil tersenyum ke arahku.

"Hah, baju couple, Tumben banget, kenapa, Sa?" kataku sambil menatap Mahesa bingung.

"Gapapa, lagi pengen aja. Emang gaboleh couplean sama pacar sendiri?" kata Mahesa.

"Ya boleh dong," kataku sambil tersenyum ke arah Mahesa.

"Kita beli warna ungu, apa biru, Ay?" tanya Mahesa.

"Terserah Esa aja, Ayana ngikut aja,"

"Gue juga mau beli ahh," kata Nathan.

"Mau beli apa?" jawab Jovan, sambil menatap Nathan tajam.

"Baju couple, hehehe," kata Nathan sambil tersenyum.

"Lo jomblo anying, kalo lo lupa, mau couplean sama siapa? Sama rumput? Dasar stres," jawab Jovan frustasi, akibat tingkah sahabatnya tersebut.

"Kan couplean sama lo, Jov," kata Nathan.

"Kita cowok goblok, masa mau couplean? Lo mau di kira kita belok hah?" jawab Jovan kesal.

"Gapapa, Jov. Kan biar sweet," kata Nathan.

"Sweet matamu, geli gue yang ada," kata Jovan sambil melempar kulit pisang ke arah muka Nathan.

"Makanya cari pacar dong Nat," kata Haikal enteng.

"Coba gue mau nanya sama lo, Emang lo udah punya pacar, hah Kan kagak?" kata Nathan.

"Ada dong, lu aja yang gak tau," kata Haikal.

"Alah, palingan juga Mbak Nurmi, yang jualan gorengan di depan komplek, iya kan?" kata Nathan datar.

"Tunggu, Mbak Nurmi? Yang suka lewat sini, yang jualan gorengan sambil bawa bocah?" kata Rendy sambil menatap Nathan dan Haikal bergantian.

"Iya, yang janda anak satu itu," kata Nathan sambil tertawa.

"Si anying, sembarangan kalo ngomong. Gini-gini juga selera gue berkelas ya, nggak sampe janda anak satu juga," kata Haikal kesal.

"Iya, gue juga kagak mau punya adik ipar janda," kata Mahesa sambil melihat ke arah Haikal.

"Siapa juga yang mau nikah sama janda, njing," kata Haikal sambil melempar jeruk ke arah Mahesa.

"Sakit, Haikal. Lu nggak ada sopan-sopannya sama abang. Lama-lama gue potong juga uang jajan lu, mampus nggak bisa makan," kata Mahesa dengan nada serius.

"Ampun, bang. Jangan gitu dong. Gara-gara lo sih, Na," kata Haikal sambil menyenggol tangan Nathan.

"Kok gue?" kata Nathan.

"Hahaha, makanya jangan sok-sokan kalo masih butuh," kata Mahesa sambil tertawa.

"Iya, bang. Maaf," kata Haikal sambil melihat ke arah Mahesa

Hallo guys,gimana cerita nya ngefeel nggak?? Semoga kalian suka sama ceritanya❤ jangan lupa vote and comment Ya supaya aku lebih semangat nulisnya😘 thank you See you next part guys👋❤

KESEMPURNAAN CINTA - END√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang