Bagian 10

61 43 32
                                    

Akhirnya, acara di cafe selesai dan aku serta Mahesa memutuskan untuk pulang bersama.

"Ren, hari ini gue nginep di rumah lo ya?" tanya Mahesa sambil menatap Kak Rendy.

"Yaudah, yuk," jawab Kak Rendy.

"Gue ikut, Bang," timpal Haikal.

"Gue juga ikut," sambung Jovan.

"Gue juga, Ren," kata Nathan.

"Lah, malah pada ikut semua," keluh Mahesa.

"Udahlah, gapapa. Lagian udah lama juga gak ngumpul," sahut Kak Rendy.

"Mampus lo, Bang. Gak bisa modus sama Ayana," cibir Haikal.

"Diem Anjing. Ngeselin banget sih lo," balas Mahesa dengan ngegas.

"Malah berantem nih bocah," komentar Jovan.

"Tau, njir. Pusing gue," keluh Nathan.

"Udah-udah, jangan berantem," kataku mencoba meredakan suasana.

"Udah, yuk pulang. Udah malem," ajak Kak Rendy.

Saat kami semua sudah berada di luar cafe, tiba-tiba ada seseorang yang tidak sengaja berpapasan dengan Mahesa.

"Brukk...

"Aduh, maaf Kak, aku gak sengaja," kata perempuan tersebut kepada Mahesa.

"Iya, gapapa. Lain kali hati-hati kalau jalan ya," balas Mahesa sambil tersenyum kepada perempuan itu.

"Sekali lagi aku minta maaf ya, Kak. Oh ya, kenalin nama aku Vivi," katanya.

"Iya, gapapa. Nama gue Mahesa," jawab Mahesa sambil tersenyum.

"Hmm... yuk, pulang yuk," ajak Kak Rendy.

"Oh ya, kenalin, ini temen gue Rendy, dia juga kakaknya pacar gue," kata Mahesa.

"Hai, aku Vivi," katanya sambil tersenyum.

"Rendy," balas Kak Rendy.

"Kenalin, gue Haikal, adiknya Bang Mahesa."

"Hai, aku Vivi," katanya lagi.

"Gue Nathan," kata Nathan sambil tersenyum.

"Gue Jovan," kata Jovan.

"Hai, Jovan, Nathan. Aku Vivi," katanya.

"Hai, kamu pacarnya Mahesa kan?" tanyanya kepadaku sambil tersenyum.

"Iya, hehehe... Kenalin, aku Ayana," jawabku sambil tersenyum.

"Hai, Ayana. Aku Vivi," katanya sambil tersenyum ke arahku.

Setelah kami selesai berkenalan, tiba-tiba ada sebuah mobil yang terhenti di depan kami.

"Dek," panggil orang tersebut.

"Sini, Kak," kata Vivi kepada kakaknya itu.

"Maaf, Kakak telat jemput kamu, soalnya tadi macet banget," katanya.

"Loh, Ayana, kok kamu bisa sama Vivi?" tanyanya.

Saat aku menoleh untuk melihat orang tersebut, ternyata orang itu adalah Kak Dimas.

"Jadi Kak Dimas itu kakaknya Vivi?" tanyaku.

"Iya, dia baru pulang dari LA," jawab Kak Dimas.

"Oh, pantesan gak pernah liat," kataku sambil tersenyum.

"Jadi kalian udah saling kenal?" tanya Vivi.

"Iya, Dek, kita semua satu kampus," jawab Kak Dimas.

"Oh gitu," kata Vivi lagi.

"Kita berdua duluan ya, dah Ayana, sampai ketemu besok," kata Kak Dimas sambil tersenyum.

"Dah, Kak, hati-hati," balasku.

Setelah mobil Kak Dimas pergi, aku menoleh ke arah Mahesa, dan ternyata ia sedang menatapku.

"Asik banget ya ngobrolnya, sampe-sampe kamu lupa ada aku di sini?" kata Mahesa.

"Kan aku cuma ngobrol, Esa. Emang salah?" kataku sambil tersenyum.

"Enggak salah sih, tapi... aghh, kamu gak ngerti, Sayang. Udah, yuk pulang," kata Mahesa lagi.

Tiba-tiba saja Haikal berbisik kepadaku.

"Abang cemburu, Ayana," kata Haikal dengan pelan sambil berjalan ke arah mobil.

Aku yang mendengar itu pun langsung menggeleng-gelengkan kepala.

Sesampainya di dalam mobil, Mahesa hanya diam saja, ia tidak berbicara sepatah kata pun.

"Esa, kok kamu diam aja sih?" tanyaku.

"Lagi males ngomong," jawab Mahesa dengan nada datar.

"Apa kamu marah gara-gara aku ngobrol sama Kak Dimas?" tanyaku kepada Mahesa.

"Enggak, aku gak marah," jawab Mahesa.

"Alah, udah tau cemburu, masih aja gak mau ngaku lu, Bang," kata Haikal.

"Apa yang dibilang Haikal itu bener, Sa?" tanyaku memastikan.

"Hmmm..." Mahesa hanya menjawab singkat.

"Ya ampun, Mahesa, kamu jangan cemburu gitu dong. Aku sama Kak Dimas cuma teman kok," kataku sambil tertawa.

"Iya, teman sih teman, tapi kalau Dimas suka sama kamu gimana?" tanya Mahesa.

"Ya gapapa, bagus dong berarti Ayana cantik kan?" kataku dengan wajah tersenyum jahil.

"Ishhh, kamu ini ya," kata Mahesa sambil cemberut.

"Hahahaha, enggak deh, Ayana cuma bercanda," kataku sambil mencubit pipi Mahesa.

"Udah ahh, aku ngambek nih, malesin banget kamu," kata Mahesa sambil membuang muka ke arah jendela mobil.

"Oh yaudah, kalau kamu masih ngambek, berarti Ayana besok mau jalan-jalan sama Kak Dimas ahh," kataku sambil tersenyum.

"Ishh, enggak ya, awas aja kalau berani," kata Mahesa sambil menatapku.

"Hahahaha, siapa juga yang mau pergi jalan-jalan sama Kak Dimas, orang aku cuma bercanda tadi," kataku sambil tertawa.

"Mahesa, lo tuh cemburuan banget sih," kata Kak Rendy.

"Enggak, siapa juga yang cemburu," elak Mahesa.

"Terus apa dong kalau bukan cemburu? Bulol gitu?" kata Haikal sambil melihat ke arah Mahesa.

"Ehh, bulol apaan, Kal?" tanya Nathan bingung.

"BUCIN TOLOL," jawab Jovan keras.

"Bacot banget kalian," kata Mahesa kesal.

"Oh ya? Jadi, dari tadi Ayana bacot mulu gitu?" kata Haikal.

"Kecuali Ayana," kata Mahesa sambil mengusap rambutku.

"Hadeuhh, kalau pada dasarnya bucin mah, bucin aja kali, jangan sok-sokan ngambek," kata Haikal sambil melempar kotak tisu kepada Mahesa.

"Ngapa lu, sirik? Wajar sih kan lu jomblo sejati, hahaha..." kata Mahesa merasa puas.

"Bacot banget deh lu, Bang," kata Haikal kesal.

"Hahahaha, mending lo diem aja deh, Kal," kata Jovan.

"Iya, pendapat jomblo gak dibutuhin di sini," kata Kak Rendy.

"Sabar ya, Kal," kata Nathan sambil tersenyum.

"KALIAN SEMUA BACOT," teriak Haikal.

Assalamualaikum guyss Alhamdulillah Akhirnya bisa up juga😍 gimana??cerita nya ngefeel gak??maaf yaa update nya lama🙏☺semoga kalian suka sama cerita nya ❤😘jangan lupaa vote+komen yaa, see u next part guys👋☺

KESEMPURNAAN CINTA - END√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang