Leeteuk mengerjabkan mata beberapa kali menyesuaikan dengan cahaya yang masuk dari sela tirai yang sedikit terbuka, dia berniat untuk bangun saat tangan yang melingkari pinggangnya menarik tubuhnya kembali, dia membalikkan posisi tubuh menghadap seseorang yang masih memejamkan mata membuatnya punya kesempatan memandang keindahan itu sepuas hati.
"Sampai kapan kau akan menatapku seperti itu hmm?" gumam lelaki itu yang membuat Leeteuk tersenyum, dia mendekatkan wajah mematuk perlahan bibir merah tersebut.
"Selamat pagi Chul"
"Pagi Teuki, haruskan kita bangun?"
"Bukankah kau ada rapat penting pagi ini?"
"Hhmmmm yeah, tapi aku ingin seharian memelukmu seperti ini"
Leeteuk tersenyum bahagia, mereka telah saling kenal beberapa tahun dan mulai 'dekat' kurang dari setahun tanpa status apapun, Leeteuk merasa bahwa hanya dialah yang mencintai pria itu dan tidak bisa protes apalagi marah apabila dia berhubungan dengan wanita lain yang berati akan melupakannya beberapa saat.
"Sepertinya aku memang harus bangun" pria itu membuka mata langsung menatap Leeteuk "terimakasih untuk malam yang indah" dia mengecup panjang keningnya "aku mencintaimu" bisiknya
"Dasar pembohong" jawab Leeteuk yang merasa pria itu hanya ingin menggoda apalagi tak ada bantahan dan hanya memperlihatkan seringai nakal sambil berlalu kekamar mandi masih bertelanjang.
"Nana....Nana......" suara kecil dan tepukan dipipi membangunkan Leeteuk, dia membuka mata menemui wajah bagai malaikat menatapnya "Nana tersenyum, apa Nana mendapat mimpi yang indah?"
"Apa Nana tersenyum?"Leeteuk balik bertanya tentu dia tak menyadari apakah potongan mimpi tadi membuatnya tersenyum
"Ya Nana tersenyum, aku berharap itu sesuatu yang menyenangkan"
"Ya jagoan...itu sesuatu yang menyenangkan, kemarilah peluk Nana sebentar" lelaki kecil itu menurut tanpa bertanya lagi, berada dalam pelukan Nana adalah hal favorit yang membuatnya selalu nyaman.
Leeteuk menarik nafas sesekali mencium rambut anaknya mengingat mimpi yang bukan sekali dua kali datang dalam 8 tahun ini, dulu saat mimpi itu datang hanya akan membuatnya menangis merasa kehampaan dan kerinduan yang tak bisa disalurkan.
Berbeda dengan pagi ini, dia itu menghangatkan hatinya walau akan tetap disimpan baik untuk dirinya sendiri.Sekali lagi dia mencium rambut sang anak yang tengah bermain dengan kancing piyamanya, ketakutan menyelinap begitu saja, takut harapannya dulu tumbuh kembali karena banyak hal yang harus dihadapi, bukan saja perasaannya tapi kedua anaknya.
"Nana...kenapa sekarang menangis" jari mungil menghapus air mata yang mengalir menyadarkannya.
"Ah maafkan Nana, ini hanya tangis bahagia baby" dia memberikan senyum terbaik dan sebuah ciuman "Cha kita bangun, apa SooJin masih tidur?"
"Ya...aku sudah membangunkannya sebelum kesini tapi dia sama sekali tidak bergerak"
"Persis seperti Dadda"gumam Leeteuk lalu bangkit diikuti anak lelakinya yang sudah melompat kepunggung.
Heechum memacu langkah dari tempat parkir menuju Cafe & Resto yang berada diantara gedung tinggi pusat bisnis di kota besar itu. Dia baru saja memeriksa projek di daerah lain yang tengah berjalan kembali menuju kantor ketika memutuskan untuk mampir sejenak menikmati sesuatu yang sangat terlambat untuk sarapan dan terlalu dini disebut makan siang. Harapannya hanya satu, bisa bertemu dengan pemilik tempat itu.... lagi.
Jantungnya entah kenapa ikut berdetak semakin kencang saat langkahnya makin dekat ke gedung yang sudah terlihat. Berkali-kali dia menarik nafas panjang berusaha mengendalikan diri dan baru menyadari tangan yang sudah berkeringat dingin ketika membuka pintu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teukchul Scribble
AléatoireKumpulan coretan yang memang dibuat khusus untuk disini atau yang pernah di upload di tempat lain seputaran member Super Junior dan orang-orang terdekatnya dan lebih spesifik ke 2 pilar Suju dengan latar bisa apa aja sesuai mood, tentu saja hasil d...