❛ Chapter 8 ༉‧₊˚

76 7 0
                                    


╔══ஓ๑♡๑ஓ══╗

꧁ Suddenly, Engagment?! ꧂

╚══ஓ๑♡๑ஓ══╝

Claire: 10 Tahun

✧༺●༻∞



Tinggal beberapa langkah lagi anak laki-laki itu akan sampai di depannya dan Claire masih saja diam mematung, tidak bergerak dari posisinya. Ia ingin kabur, tidak kuat menghadapi Duke Crawford. Dirinya belum menyiapkan jawaban atas kejadian yang terjadi beberapa hari lalu.

'Aku harus bagaimana?'

Beberapa detik berlalu, Duke Crawford sudah berada di depannya, menatapnya dengan senyumannya. Claire malah bergidik akan senyum itu, entah kenapa merasa ada banyak hal yang disembunyikan dari senyuman itu.

Claire kemudian tersadar. Dirinya baru saja bersikap tidak sopan! Ia malah diam mematung di posisi ini padahal seorang Duke baru saja berdiri di depannya!

Setidaknya ia harus bangkit berdiri dan memberi salam selayaknya bangsawan. Claire tidak ingin menambah daftar kesalahan ketidaksopanannya lagi.

Namun, baru saja Claire hendak berdiri dan memberikan sapaan yang benar, Duke Crawford tiba-tiba saja berjongkok. Tidak tepatnya dia melipat kaki kanannya dan menekuk kaki kirinya, layaknya seorang pangeran yang hendak meraih tangan Sang Putri.

Tetapi bedanya, posisi Claire sedang duduk di bawah pohon. Anak laki-laki yang berumur tidak jauh darinya itu  tiba-tiba meraih tangannya dan mencium punggung tangannya.

Claire yang diperlakukan seperti itu tentu saja kaget bukan main. Meskipun mencium tangan seorang Lady adalah hal biasa di kalangan bangsawan, tetap saja fakta bahwa Duke Crawford baru saja mensejajarkan tingginya dengan Claire dengan postur layaknya seorang pangeran ini membuat Claire terkejut sampai tidak mampu berkata-kata.

"Senang bertemu denganmu lagi, Lady," ucap Duke Crawford, "Sebelumnya kita belum sempat berkenalan. Namaku Rayga Crawford," lanjut Rayga memperkenalkan dirinya. Meskipun sudah mengetahuinya, Claire tetap saja merinding ketika mendengar dirinya memperkenalkan diri.

Claire yang masih diam akibat syok, tiba-tiba tersadar saat Rayga menatapnya, seolah meminta dirinya untuk memperkenalkan dirinya juga.

"A-ah, sa-saya Claire Aylmer, Sir. Ma- ma- maksud saya Your Grace," balas Claire gugup. Rayga mencoba menahan tawa atas jawaban Claire.

'Meskipun sudah tahu, tapi bagaimana aku bisa lupa panggilan untuk seorang Duke?'  Rutuk Claire.

Melupakan itu, Claire kemudian melirik tangannya yang masih berada di genggaman tangan Rayga sedari tadi. Anak laki-laki itu sepertinya tidak berminat untuk melepaskannya.

"Sudah kuduga," ucapnya kemudian.

'Eh? Apanya yang "sudah kuduga"?'  Batin Claire bingung.

"Bolehkah aku duduk di sebelahmu?" Tanya Rayga meminta izin seraya melirik tempat di sebelah Claire.

"Eh? Ah, tapi, Your Grace, tempat ini..."

"Kotor? Tak masalah," potong Rayga, "Melihat Lady Aylmer duduk santai tanpa memikirkan kotornya tempat ini membuatku ingin melakukannya juga. Di pertemuan pertama kita, Lady Aylmer juga melakukan hal yang sama kan?"

Setelah itu Rayga berpindah dan segera duduk disebelah Claire. Berbeda dengan Rayga yang masih tersenyum ketika melihat gadis itu, Claire malah ingin menangis ketika Rayga mengingatkannya akan hari pertemuan itu. Hari dimana ia bersikap bebas dan melupakan etika bangsawan.

I Meet My Future SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang