❛ Chapter 57 ༉‧₊˚||The Plan||

8 1 0
                                    


╔══ஓ๑♡๑ஓ══╗

 The Plan

╚══ஓ๑♡๑ஓ══╝

Claire: 16 Tahun

✧༺●༻∞



Hari itu, Vincent tampak tidak seperti biasanya. Ekspresinya sangat tidak baik dan wajahnya sedikit pucat saat ia kembali. Ia menggosok lehernya yang sedikit merinding kala mengingat kejadian sebelum ia sampai ke mansion.

Tepatnya saat ia dengan paniknya mencoba menyelamatkan Claire yang ia duga diculik atas perintah kakaknya. Ia yang tak sengaja mendengar rencana Roselia, memutuskan untuk bertindak. Vincent sudah muak dengan semua hal yang dilakukan oleh Ayah dan kakaknya dan berniat untuk menyelesaikan semua ini.

Apalagi jika masalah ini berkaitan dengan Lady yang merupakan tunangan Duke Crawford.


Dengan tekad kuat, Vincent melarikan diri berniat mencegah rencana itu terjadi, tetapi kala menyadari Claire tidak ada lagi di mansion saat pesta teh, ia pun menjadi panik. Dengan cepat ia menaiki kudanya dan mengejar orang suruhan Roselia, yang sempat ia temui jejaknya, dan berani menculik tunangan Rayga Crawford itu.

Namun, begitu sampai di sana dengan susah payah serta petunjuk yang semakin minim, keadaan tampaknya telah tertangani dengan baik. Sangat baik malah. Tentu saja, ekspresi Vincent yang menyaksikan itu penuh akan kebingungan saat itu terjadi.

Prajurit Crawford yang telah berhasil meringkus para pelaku dan Claire yang terlihat baik-baik saja membuat Vincent bisa menghela napas lega tapi, tetap saja satu pertanyaan tetap muncul di kepalanya. Bagaimana semua ini bisa terjadi?

Saat ia turun dari kuda dan berniat mempertanyakan keadaan saat itu, dua bilah pedang bagai kilat langsung terhunus ke arah lehernya. Lebih tepatnya terhenti 1 centimeter dari kulit dan berada tepat di sisi kiri dan kanan lehernya.

Tentu saja, Vincent syok bukan kepalang. Tubuhnya kaku dan bergetar sampai mengeluarkan keringat dingin. Dua prajurit kembar dengan masing-masing memiliki warna mata berbeda menatapnya nyalang. Saat itu sempat terlintas ia tidak akan pergi dari sini dengan selamat, meskipun niatnya baik untuk menyelamatkan Claire.

Tapi, ia juga sempat berpikir mungkin tidak ada salahnya mati di sini untuk menebus kesalahannya yang selalu diam saat Ayah dan kakaknya melakukan tindakan keji.

Di saat semua pikiran itu terlintas, gadis dengan rambut keemasan menghela napasnya. Sejujurnya gadis itu, Claire, juga terkejut saat dua prajuritnya menodongkan pedang tanpa alasan secara tiba-tiba kepada seseorang.

"Sir Alvern, Sir Elvern, turunkan pedang kalian," perintah Claire.

"Tapi, Nona.." Alvern dan Elvern tampak ragu.

"Sekarang," ucap Claire penuh ketegasan.

Pada akhirnya, mereka menurut. Alvern dan Elvern menyarungkan kembali pedang mereka. Namun tetap saja, mereka tidak menghentikan tatapan tajam mereka ke arah Vincent.

Vincent yang telah terlepas dari belenggu dua buah pedang pun langsung ambruk dan terduduk di tanah karena saking terkejutnya. Claire bergegas membantunya sambil menggunakan sedikit sihirnya untuk menenangkan Vincent.

Alvern dan Elvern hanya diam saat Claire membantu Tuan Muda Kurst itu menenangkan diri.

"Maafkan kedua prajurit saya. Sejujurnya mereka agak sensitif setelah kejadian ini dan kemunculan Anda yang tiba-tiba..."

I Meet My Future SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang