❛ Chapter 50 ༉‧₊˚ ||A Momentary Peaceful Time - Part 1||

9 2 0
                                    


╔══ஓ๑♡๑ஓ══╗

꧁ A Momentary Peaceful Time - Part 1 ꧂

╚══ஓ๑♡๑ஓ══╝

Claire: 16 tahun

Rayga: 17 tahun

✧༺●༻∞



"Kamu benar-benar sangat bersemangat ya..." Remi menatap apa yang dilakukan Claire dengan tatapan prihatin.

"Diamlah, aku sedang berusaha di sini." Claire menatap serius pola yang telah ia buat di selembar kain. Ia kemudian melanjutkan jaritannya yang tertunda karena mesti mengganti warna benang.

Lagi-lagi Remi menatap prihatin jari jemari Claire yang entah berapa kali telah tertusuk jarum.

"Aku tidak tahu kalau diriku di masa lalu seberbakat ini. Kalau dulu aku berusaha dan berlatih apa aku bisa membuat yang lebih baik dari ini?"

Anehnya, terlepas dari banyaknya bekas luka tusukan jarum, jahitan pola di kain tersebut tidaklah seburuk yang terlihat. Malah terlihat rapi dan indah, meski belum sepenuhnya selesai.

"Jika kamu bekerja keras, mungkin saja, iya?" Balas Claire tanpa menoleh, "Mungkin sih..." tambahnya sedikit ragu.

"Ada apa dengan nada ragu-ragumu itu, huh?" Protes Remi seraya memicingkan matanya. Ia kemudian melipat tangannya dan menumpukan kepalanya di atas meja bundar yang ada di dekat balkon kamar Claire.

"Haa...." Remi menghela napasnya, "Kira-kira jika aku tahu semua hal buruk itu akan terjadi di garis waktuku... apa aku bisa menghindarinya dan membuat semuanya bahagia?" Remi bergumam.

Claire memotong benang jaritannya, sebelum menancapkan jarumnya ke salah satu gulungan benang yang ada di keranjang jahit.

"Aku yakin kamu pasti bisa, Remi."

Remi mengangkat kepalanya, menatap Claire yang berkata demikian.

Claire yang duduk bersebrangan dari Remi tersenyum hangat, "Jika Remi yang sekarang pasti bisa melakukannya. Aku yakin itu," sambung Claire.

"Benar..." Remi menegakkan tubuhnya kembali. Ia menunduk dan menutup matanya sejenak sebelum membukanya, menatap Claire disertai senyuman hangat, "kamu benar Claire. Jika aku diberi kesempatan, mungkin saja aku bisa memperbaiki semuanya."

"Terima kasih Claire," lanjut Remi.

Claire terpana melihat Remi. Senyum hangatnya benar-benar membuatnya terlihat cantik seperti malaikat.

'Ya Tuhan, aku tidak tahu diriku di masa depan akan secantik ini. Bahkan aku sendiri tercengang- Tidak. Claire, jangan narsis pada dirimu sendiri!'

Claire menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha menghilangkan pikiran anehnya. Lagipula masih ada Ariadna. Temannya itu pasti jauh lebih cantik dari dirinya saat dewasa nanti.

"Ngomong-ngomong, kamu menjahit saputangan itu untuk siapa?" Tanya Remi penasaran seraya melirik saputangan yang baru jadi seperempat.

"Itu-"

"Ah, ya... anak itu kan?"

'Anak itu'... Remi baru saja menyebut seorang Duke Crawford dengan panggilan 'anak itu'.

"Pasti cocok sebagai good luck charm saat anak itu pergi ke perbatasan."

Wajah Claire memuram. Benar, Ray akan pergi ke sana sesuai rencana. Meski laki-laki itu bilang ia akan baik-baik saja karena semuanya sudah diatur dan direncanakan dengan baik, tetap saja Claire khawatir.

I Meet My Future SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang