❛ Chapter 39 ༉‧₊˚ ||The Past||

13 1 0
                                    


╔══ஓ๑♡๑ஓ══╗

The Past

╚══ஓ๑♡๑ஓ══╝

Rayga Crawford: 8 Tahun

✧༺●༻∞



Tak banyak hal menyenangkan yang terjadi di masa lalu. Menjadi seorang Crawford sama artinya dengan mesti bersiap menghadapi banyak musuh. Dia tahu betul bahwa menjadi seorang Carwford berarti harus menjadi kuat dan tak tergoyahkan demi menjaga nama tersebut dan bahaya yang mengikutinya.

Sejak Ayahnya meninggal, yang adalah Duke Crawford terdahulu, Ibunya yang merupakan seorang Duchess lah yang kemudian menjadi pengganti dan mengemban tugas-tugas yang seharusnya ditangani oleh seorang Duke. Tugas Duchess sendiri sudah cukup banyak, namun ditambah dengan tugas seorang Duke yang mesti ia emban, seolah menambah beban lagi yang sudah ia pikul sebelumnya.

Meskipun begitu, Duchess berhasil mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan baik. Lalu dengan waktu luang yang tersisa -meski hanya sedikit- berhasil pula memberikan perhatian kepada putra satu-satunya sebagai seorang Ibu.

Ray kecil yang masih berumur 8 tahun di masa itu sangat menyayangi Ibunya serta mengaguminya. Bagaimana ibunya bekerja keras mengemban semua tanggung jawab dan begitu pula masih berkesempatan meluangkan waktu untuk dirinya sebisa mungkin. Saat itu Ray berpikir Ibunya-lah yang terbaik di dunia ini.

Saat itu, tugas Ibunya sebagai pemimpin yang terlampau banyak membuat para pelayan setia yang berada di mansion mereka khawatir, termasuk Head Butler, Oliver, yang melayani keluarga Crawford sejak Duke terdahulu.

Beliau ikut membantu Duchess dengan mengemban beberapa tugas seorang Duke -karena beliau juga pernah berpengalaman menjadi asisten Duke- meskipun keputusan mengenai sesuatu tetap berada di tangan Duchess.

Begitu pula Risa, yang menjabat sebagai Head Maid di mansion tersebut, ikut membantu mengurus tugas seorang Duchess. Kedua pelayan setia itu bekerja sama membantu Duchess. Meskipun begitu, pekerjaan tetap bertumpuk karena kapasitas jumlah pekerjaan yang mesti diselesaikan memang cukup banyak setiap harinya.

Mengurus wilayah Crawford, militer dan pertahanan, ekonomi, politik dan sebagainya. Belum lagi persoalan di dalam mansion yang mencangkup urusan pekerja, budget dan pengeluaran.
Hal ini tentu membuat hari-hari Duchess semakin sibuk dan sulit untuk meluangkan waktunya. Ray yang meskipun saat itu masih berumur 8 tahun, mengerti dengan kondisi Ibunya tersebut terlepas dari umurnya yang masih terlampau muda.

Ray memutuskan untuk mempelajari mengenai pekerjaan seorang Duke lebih awal guna mempersiapkan dirinya menjadi pewaris gelar tersebut selanjutnya dan juga demi membantu Ibunya tersebut.

Meskipun masih muda, seorang Ray berhasil memahami pembelajaran tersebut dalam waktu singkat. Ia mampu menguasainya dengan baik dan dengan kecepatan yang lebih cepat dari anak sepantarannya. Selain latihan berpedang, Ray pun juga lebih unggul dalam pembelajaran lain seperti di bidang akademik dan non akademik, membuatnya disebut-sebut sebagai jenius muda.

Ibunya merasa bangga pada putranya itu dan menyempatkan diri bertemu hanya untuk memuji putranya itu sebelum dirinya harus kembali lagi ke balik meja kerja untuk mengurusi pekerjaannya lagi.

Kendati demikian, Ray tetap senang Ibunya masih menyempatkan diri menemuinya. Senyum bangga Ibunya merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi Ray.

Hari-hari berlalu sampai seorang anak yang lebih tua 4 tahun darinya datang dan ditunjuk menjadi pengawal, asisten, ajudan, pengikut sekaligus teman dekatnya. Peran yang cukup banyak untuknya bagi seorang Ray yang masih belia.

I Meet My Future SelfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang