( 2 )

20.8K 1.4K 9
                                    

Selamat membaca:)

Pukul 11:54 kelas Adra selesai, Adra membereskan barang bersiap untuk pulang. Adra melihat-lihat dompet yang terjatuh dari saku pria tadi pagi yang di ambil olehnya, sekarang ia bingung harus apakan dompet ini, apakah kembali kan pada pria tadi? Tapi bagaimana caranya, apa ia minta tolong saja pada teman sekelasnya, dilihat sekitar tidak ada siapapun hanya Adra seorang dikelas, dengan segera Adra pergi pulang.

Sesampainya di rumah Adra tak menemukan ibunya 'mungkin masih jualan' batin Adra, ya ibunya Adra berjualan kue dan membuka pesanan kue.

Adra masuk ke kamarnya lalu mengganti pakaian menjadi pakaian rumahan, "ini dompet gw apain anjirr, apa bilang ibu aja ya" setelah lama berkutat dengan pikirannya akhirnya ia tak bisa mengalahkan rasa ingin tahunya dan membukanya, dilihatnya isi dompet itu terdapat tujuh lembar uang berwarna merah dan 5 kartu tempat menyimpan uang, (kartu ATM) ia tau karna bang Bony tetangganya selalu mengajaknya jajan ketika bang Bony gajian.

"Busett ni pasti orang kaya" ucap kaget dan was was Adra saat melihat isi dari dompet itu, namun rasa was was nya terkalahkan oleh rasa ingin tahunya, Adra lihat ada kartu nama tempat orang yang punya dompet ini kerja, tertulis disana nama Rony, Adra mengingat-ngingat wajah orang yang bertubrukan dengannya tadi pagi, umurnya kisaran 26 tahunan dan wajahnya lumayan tampan dengan kantung mata yang lumayan besar.

Lama dengan lamunannya, hingga suara sang ibu terdengar memanggil namanya, Adra pun bergegas menuju tempat sang ibu yaitu dapur.

"Kamu ini udah di panggil beberapa kali gak nyaut, lagi ngapain sih" omel sang ibu, Adra yang mendengar Omelan sang ibu hanya menyengir dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Adra mau makan apa? Hari ini ibu dapet uang banyak lohh" Adra yang mendengarnya berbinar " mau makan ayam suwir kecap buk!" Delina yang melihat putranya bahagia pun ikut bahagia, Adra mendekat dan memeluk ibunya dan menduselkan wajahnya di dada sang ibu "mau susuu" Delina yang melihat anaknya sedang dalam mode manja hanya terkekeh, "iya ibu buatkan duduk dulu sana".

Setelah selesai menyusu, Kini Adra berniat ingin mencari orang yang bertubrukan dengannya tadi, mungkin saja masih ada di sekitar sini pikir Adra.

"Buk Adra mau main dulu!" Ucap Adra sedikit berteriak.

_____________

Dilain tempat.

"Tuan muda, apakah yakin anda ingin berhenti disini?" Ucap ragu sang asisten bernama Rony, sebab baru pertama kali sang tuan ingin berhenti di taman yang di penuhi anak-anak, apakah tuannya ingin mencari mangsa anak-anak? Pikir Rony.

"Hmm" hanya di balas gumaman oleh sang empu, Stefon Earth Seidner itulah namanya, seorang remaja yang menduduki bangku SMA kelas sepuluh, seorang putra kedua serta anak bungsu dari Aaron Seidner yang terkenal kejam, bengis, dan dikenal sebagai pemain wanita. Sifatnya menurun kepada anak-anaknya bengis dan tak kenal ampun.

Stefon tak tau mengapa ia ingin berhenti di tempat seperti ini, padahal dia sangat anti dengan yang namanya keramaian, fokusnya tertuju pada bocah menggemaskan yang sedang berbicara sendiri dengan menendang batu kerikil jalan, satu kata yang muncul di pikiran Stefon, 'Menggemaskan!'.

Sedari tadi berjalan Adra menoleh karna merasa di perhatikan, matanya bersitatap dengan mata tajam bak elang yang menatapnya sangat tajam, seorang pemuda tampan memakai seragam sekolah SMA, iya langsung memutuskan kontak mata dengan pemuda itu, jantung nya Dag Dig Dug tak karuan. Dengan cepat Adra berbalik arah, matanya melihat pria yang tadi bertubrukan dengannya tadi pagi keluar dari mobil menghampiri pemuda yang menatapnya tajam barusan.

"Tuan muda apakah ada sesuatu yang ingin anda lakukan? Tuan Aaron menghubungi saya untuk membawa anda pulang secepatnya".  Rony melirik bocah yang ditatap tajam oleh  tuan mudanya yang menatapnya seperti ingin mengatakan sesuatu, Rony menghampiri bocah tersebut "Anak kecil cepatlah pulang, cuaca sebentar lagi akan mendung". Adra terlihat tengah mengeluarkan sesuatu dari kantung nya, lalu mengeluarkan dompet berwarna hitam kepada Rony,
Kemudian berlari menjauh menghiraukan panggilan Rony di belakang.

"Hahh.. hah.. haa..." Adra telah sampai di depan rumahnya, ia tengah menetralkan deru nafasnya, "Gila! pasti tadi orang itu nganggep Adra nyuri dompetnya, untung Adra langsung lari".

Delina melihat Adra yang tengah berbicara sendiri menghampiri Adra.

"Ada apa Adra?" Ucap lembut Delina sambil menyeka keringat di dahi Adra. Adra menoleh dan memeluk Delina erat, "Gakpapa buk Adra lagi main terus di kejar orang gila hehe" Delina hanya terkekeh mendengar perkataan Adra, "Cepat mandi ini keringat banyak banget!". "Siap!" Adra mengatakan sambil memperagakan tangan hormat, Sekali lagi Delina terkekeh melihat putra kesayangannya itu, ia senang melihat putranya bahagia, semoga putranya terus Bahagia, Semoga..

_________________

Di dalam mobil.

"Bocah tadi hanya memberikan dompet saya yang hilang tuan muda" Rony menjawab pertanyaan tuan mudanya itu, setelah kepergian bocah tadi tuan mudanya terlihat kesal.

"Mau saya Carikan data anak itu tuan muda?"

"Hmm" Hanya deheman lagi yang keluar dari seorang Stefon Earth Seidner.

Sedari tadi yang ada di otak Stefon adalah bocah menggemaskan itu memiliki pahatan wajah mirip dengan seseorang, setelah mengingat-ngingat smirk Stefon terlihat, Rony yang melihatnya bergidik ngeri, 'apakah tuan muda merencanakan sesuatu dengan bocah menggemaskan itu?' pikir Rony.

Sedari tadi yang ada di otak Stefon adalah bocah menggemaskan itu memiliki pahatan wajah mirip dengan seseorang, setelah mengingat-ngingat smirk Stefon terlihat, Rony yang melihatnya bergidik ngeri, 'apakah tuan muda merencanakan sesuatu dengan bo...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stefon Earth Seidner


Maaf kalo ada typo.

Adra's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang