( 7 )

13.5K 1K 10
                                    

                    Selamat membaca~

                                     
                                    °

                                    °

                                    °

Pukul satu pagi Adra terbangun karena ingin buang air kecil, setelah selesai Adra termenung di kasur kecilnya.

Ia ingin susu, biasanya ia akan langsung membangunkan ibunya. Namun mengingat ibunya masih mendiamkannya membuat Adra berpikir lagi.

Ingin membuat susu sendiri tapi terakhir ia membuat tangannya terkena air panas dan semenjak itu sang ibu melarang keras ia membuat susu sendiri.

Karena kesal dengan pikirannya yang tak menemukan jalan keluar, Adra memutuskan untuk membangunkan ibunya.

Sampai di depan kamar, pintunya sedikit terbuka, Adra mengintip melihat ibunya sedang melamun di dekat jendela.

"Kayaknya ibu lagi nangis."

Delina yang sedang melamun terkejut mendapati putranya yang tiba-tiba berada di sisinya, dengan cepat ia menghapus air matanya.

Adra berhambur memeluk Delina erat.

"Ibuk maafin Adra, Adra janji gak bakal nakal lagi." Adra berkata sambil terisak.

Delina mengelus punggung yang bergetar itu.

"Adra kenapa belum tidur?."

Adra mendongak menatap ibunya.

"Adra mau susuu." Adra merengek sambil menduselkan wajahnya di dada ibunya.

Delina terkekeh, tangannya terangkat menggendong Adra menuju arah dapur.

Setelah mendudukkan Adra di meja ia memulai membuat susu.

"Ibuk beneran udah gak marah?." Adra yang sedari tadi memperhatikan ibunya membuat susu memulai obrolan.

Delina menoleh lalu tersenyum lembut menatap mata bulat putranya.

"Iya, ibu juga minta maaf karena udah bentak kamu."

Belum sempat Adra menjawab, Delina meyumpal mulut kecil itu dengan susu.

Delina menggendong Adra menuju kamarnya.

______________________

Pagi harinya Adra sedang melakukan sarapan, dan selama sarapan dirinya diberi wejangan oleh sang ibu.

"Ingat kata ibuk, jangan ikut orang asing sembarangan dan pulang sekolah langsung pulang!"

Adra hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon, cukup jengah kerena ibunya mengatakan hampir 20 kali.

"Adra pamit sekolah dulu buk." Ia beranjak setelah mencium pipi ibunya.

Dalam perjalanan hanya di isi oleh keheningan, ia juga malas berceloteh. Biasanya ia akan menyapa siapapun yang bertatapan dengannya.

Namun kali ini sepertinya moodnya kurang baik.

Brukkk

Adra terjatuh ke arah depan, dari belakang seperti ada yang sengaja mendorong nya.

Ia menengok dan melihat seorang pria terjatuh sama sepertinya.

"Om kalo jalan lihat-lihat dong!."

Pria itu bangun dan membatu Adra berdiri, saat membantu Adra. jam tangan milik pria itu tersangkut di rambut Adra membuat Adra memekik.

Adra's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang