Selamat membaca~°
°
°
Adra, si bocah riang yang menggeliat seperti kupu-kupu bermain di taman. Ia menyusuri padang rumput dengan langkah-ringan seperti raja angin yang tak tertandingi. Seperti oase di padang pasir, Adra membawa cemilan manis seperti anugerah manis yang menenangkan jiwa.
"Tuan kecil, sepertinya kita perlu istirahat sebentar." Sera dengan setia mengikuti Adra dengan payung yang ia arahkan pada nya.
"Sera jika lelah duduk saja disana, aku belum puas jalan-jalan."
Sera menggeleng
"Tidak tuan kecil, lihatlah keringat anda sudah mencapai pelipis anda." Sera menarik anak itu agar beristirahat sebentar di bawah pohon.
Adra mengerucutkan bibirnya, setelah insiden dengan Rhaegar waktu itu, dua hari lamanya ia tak keluar kamar dan menghindari semua orang yang ada di Mansion.
Saat ini ia jalan-jalan di halaman belakang Mansion saja seperti sebuah keberuntungan mendapat ijin dari ayahnya, itupun Aaron beri ijin karena tak kuat di diamkan oleh anak bungsu kesayangannya.
"Tuan kecil, waktunya tersisa dua belas menit lagi. Sebaiknya kita kembali." Sera dengan cermat membersihkan mulut Adra yang belepotan oleh krim kue.
Dari arah depan terlihat Paul pengawal pribadi Adra mendekat dengan sedikit terburu-buru.
"Tuan kecil anda diminta untuk kembali, ada seseorang yang sedang menunggu anda." Paul tunduk untuk menyapa Adra.
"Siapa?" Adra menatap Paul lekat. Jika yang menunggunya adalah si Rhaegar mana sudi ia kembali.
"Sebaiknya anda melihatnya langsung." Paul tersenyum tipis.
"Tidak mau!" Adra Menjauh dari Sera dan Paul.
Paul terlihat membisikkan sesuatu pada Sera yang mana membuat Adra jengkel.
"Beraninya kalian saling bisik di depanku." Adra menatap mereka sinis.
Sera terkejut mendengarnya. Sifat seorang Seidner mulai terlihat pada diri anak itu, Sera tersenyum getir mana bisa ia melanjutkan tekadnya untuk membuat karakter malaikat di tengah Seidner.
Sera menghela nafas lelah melihat Adra yang menyiapkan ancang-ancang untuk lari, ia memberi kode pada Paul yang di balas anggukan oleh sang empu.
"Maafkan aku tuan muda." Paul mengangkat Adra ala karung beras membuat Adra bergerak dengan brutal dan memukulinya.
"Tuan kecil sebaiknya anda tenang, tubuh anda akan sakit jika terlalu banyak mengeluarkan tenaga begitu." Sera menghela nafas lagi, ia harus ekstra sabar mengurus bayi ajaib tuannya.
"Lepasin! Dasar pria batu! Kau akan ku.."
"Akan apa?" Suara anggun seseorang berasal dari arah belakangnya.
Adra berbalik sekilas dan berbalik lagi pada Paul kemudian kembali memukuli pria itu.
"Nyonya, anda sudah kembali." Sera menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adra's Life
RandomTentang bocah berusia 12 tahun yang di dewasakan oleh keadaan, dan selalu menampilkan senyum nya pada siapapun. Hidupnya yang datar tiba-tiba mendapat kejutan hidup yang tak terduga, dan dari sinilah kehidupan Adra berubah. Cerita ini murni hasil im...