( 20 )

7K 643 17
                                    


Hai hai hai!!

Oke, pertama-tama author mau minta maaf kalo up nya lama mwehe (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

Author di serang tugas yang bejibun segunung, stres sampe BB author naik :(  tapi sekarang dah turun kan puasa yeyyy.

Oiya jangan lupa vote nya ya readers ku <⁠(⁠ ̄⁠︶⁠ ̄⁠)⁠>

Selamat membaca ~





Suasa ruangan yang sunyi tanpa gangguan, ruangan besar dan sangat mewah dengan dekorasi yang indah.

Di ruangan itu terdapat beberapa pria dan satu wanita dan jangan lupakan seorang anak kecil yang menatap mereka polos.

Di ruangan itu terdapat beberapa pria dan satu wanita dan jangan lupakan seorang anak kecil yang menatap mereka polos

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Foto dari Pinterest ya.

Hampir lima belas menit lamanya tak ada yang memulai percakapan, membuat seorang bocah yang duduk anteng merasa risih dan canggung di tatap dan di perhatikan dengan intens oleh sebagian orang yang berhadapan dengannya.

Adra melirik Aaron yang tengah berkutat dengan laptop nya.

'giliran lagi gini malah ga merhatiin!' Adra menatap Aaron dengan bibir melengkung lalu kemudian mimik wajah anak itu terlihat marah dengan alis menukik.

Adra melirik ke arah kiri dirinya terkejut melihat pria berambut pirang yang saat itu melemparkan pisau ke arahnya. Dengan cepat Adra mengarahkan wajahnya kembali ke arah Aaron berharap pria itu dapat melindunginya.

Namun, apa kenyataannya? Aaron sama sekali tak bergerak dan tak meliriknya sedikitpun. Kembali, bibir anak itu melengkung namun kali ini dengan mata yang sedikit berair.

'ekspresi wajahnya bervariasi sekali' Seseorang yang sejak kedatangan Adra memperhatikannya terkekeh melihat tingkah adiknya yang menurutnya unik.

"Astaga Cucuku! Cup cup sini kemarilah". Suara nyaring seorang wanita berhasil mengalihkan perhatian semua orang yang berada di ruangan.

Fishya Aatum Seidner Seorang nyonya besar keluarga Seidner telah pulang dari hobinya dengan keadaan bajunya yang di lumuri darah.

"Cucuku~ kemarilah... Kau tak rindu dengan grandma?

Bagi anggota keluarga Seidner itu adalah situasi yang sangat normal layaknya seorang nenek dan cucunya yang saling menyayangi. Namun, di penglihatan Adra berbeda.

Adra melihat Fishya seperti predator yang menemukan mangsanya, bagaimana tidak? Wajah wanita itu yang tersenyum menyeringai dengan penampilan yang di penuhi darah itu menuju ke arahnya dengan semangat gairah yang nyata.

Adra's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang