Selamat membaca ~°
°
°
Adra merasakan tubuhnya melayang di angkat, pelakunya adalah Aaron. Ingin rasanya Adra memberontak dan memaki orang yang mengangkatnya ini namun, aura dan tatapan tajam pria itu membuat nyalinya hilang ntah kemana.
Sedangkan Stefon membatin memaki ayahnya. Ketika tadi ia akan mengangkat adiknya namun dengan gerak cepat Aaron mengambil alih adiknya.
Aaron mendudukkan Adra di pangkuannya dengan memegang perut Adra erat karena melihat anak itu yang akan berusaha turun.
"Adra... Sekarang makan ya. Setelah makan kami akan menjelaskan semuanya." Elena memberikan kata penenang ketika melihat wajah Adra yang panik dan melihat mata anak itu berair.
Adra hanya mengangguk pasrah ketika melihat semua mata yang ada di sana menatapnya intens.
Setelah makan dengan di suapi oleh Aaron secara paksa. Adra kini sedang duduk di ruangan yang berbeda dengan tadi, ruangan tadi di huni dengan orang-orang berpakaian hitam dan misterius sekarang berganti dengan orang-orang berbadan besar dan bertatto berlambang ular di badannya.
Semua mata yang ada di sana tertuju pada buntalan kecil yang duduk di samping Aaron. Adra menatap ngeri sekaligus takjup pada mereka yang terlihat keren dimatanya.
"Adra Asta Seidner." Aaron mengangkat dagu anak itu untuk menatap ke arahnya.
Adra yang mendengar pria di hadapannya memanggilnya dengan nama asing menepis tangan pria itu.
"Hehh seenak jidat nambahin nama orang." Adra meringsut mundur kebelakang dengan menatap Aaron tajam.
Aaron terkekeh melihat tatapan putranya yang menurutnya sangat menggemaskan itu. Ia menarik tangan anak itu kasar agar duduk di pangkuannya. Adra mendongak menatap wajah pria yang menurutnya aneh, tangannya terkepal bersiap untuk meninju wajah yang sialnya sangat tampan itu.
Bughh
Wajah Aaron tak sedikit pun tertoleh kesamping ketika mendapat pukulan dari putranya.
Orang-orang yang ada di sana cengo terbengong menatap kejadian barusan. Big Bos mereka dipukul oleh seorang bocah?? Dunia pasti sedang tidak baik-baik saja!
Sedangkan Stefon dan Saxon tertawa sinis melihat interaksi kedua anak dan ayah itu.
Tatapan Aaron berganti menjadi tatapan menusuk. Ia menunduk menatap putranya yang tengah kesakitan memegang lengannya.
Aaron mencengkeram tangan Adra erat yang membuat sang empu meringis.
"Sshh lepasin!!" Seakan tuli, Aaron semakin erat menggenggam tangan putranya yang tadi digunakan memukul wajahnya.
"Keberanianmu membuat papa bangga Adra. Namun sifat pemberontak mu harus di hilangkan." Aaron berkata tenang namun di setiap kata penuh dengan penekanan.
Adra yang tadinya menunduk mendongak menatap pria itu dengan Alis mengerut. Dirinya semakin bingung dengan semua yang terjadi. Sebenarnya ia sedang di culik atau apa, jika di culik masa di beri makan mewah dan di tidurkan di kamar yang megah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adra's Life
De TodoTentang bocah berusia 12 tahun yang di dewasakan oleh keadaan, dan selalu menampilkan senyum nya pada siapapun. Hidupnya yang datar tiba-tiba mendapat kejutan hidup yang tak terduga, dan dari sinilah kehidupan Adra berubah. Cerita ini murni hasil im...