( 3 )

18.9K 1.3K 5
                                    


Kerlap-kerlip lampu yang menerangi jalan sepanjang malam menjadi saksi bisu kejadian antara Aaron Seidner dan sang mantan kekasih Elena Arhe Kalebic yang tengah melakukan hubungan panas di dalam mobil.

"Ahh... Ahhhh.. shhhh.. haaaa" erangan keduanya terdengar sangat keras melepas pelepasan mereka berdua, di luar mobil berjajar rapi mobil pengawal dan orang-orang ber Jas dan bertato berlambang keluarga Seidner.

Aaron merapikan bajunya berjalan keluar menuju mobilnya setelah melakukan pelepasan dengan Elena, sedangkan Elena memandang kepergian Aaron dengan Smirk diwajahnya, ia puas setelah berdandan begitu lama membuat seorang Aaron terpikat dengannya.

Elena merapikan bajunya dan mengingat misi dia mendekati Aaron adalah untuk membantu sang Ayah dan menemukan seseorang "Aku tak akan membiarkan kejadian dulu terulang kembali!" Elena beralih menatap perutnya yang dulu pernah terisi bayi anak dari seorang Aaron, Elena tak pernah melihat bayinya, hanya Aaron dan putra sulungnya yang pernah melihat bayinya, ketika terbangun sehabis melahirkan elena di beri tahu bahwa terjadi peristiwa kedatangan musuh Aaron yang menyebabkan bayinya hilang, dan semenjak itu Elena tak pernah lagi bertemu dengan Aaron.

Ketika dulu ia mendekati Aaron adalah untuk menyelesaikan perintah dari sang Ayah agar hubungan keluarga Kalebic dan Seidner semakin erat, Namun lama kelamaan muncul benih-benih cinta pada mereka,hanya sebentar semenjak mereka kehilangan anak mereka.

"Drrrttt" Elena beralih menatap benda pintar itu, ia melihat sekretaris Zack tertera pada layar, dengan santai ia mengangkat panggilannya, "Nona, tuan meminta besok jam 3 sore bertemu di taman xxxxtz" Elena yang mendengarnya mengeluarkan Smirk "Hmm" setelah menjawab Elena mematikan sambungan sepihak.

________________________

Adra saat ini tengah menyedot susunya dengan rakus, Pukul 4 pagi dia terbangun dan menangis ingin di buatkan susu pada ibunya, Delina sedari tadi menenangkan Adra yang rewel hingga Adra terlelap kembali.

Delina memandang Adra yang tengah terlelap dengan sendu, pikirannya menerawang ketika dulu ia menemukan Adra ia membawanya kerumah, beberapa hari ia merawat Adra, ia merasa nyaman dan rumahnya dipenuhi kehangatan dari Adra, dan sering ia melihat orang-orang ber Jas dengan tatto menyeramkan di badan mereka seperti mencari sesuatu, hingga lama-kelamaan Delina tau bahwa yang mereka cari adalah Adra.

Delina memutuskan untuk menjual rumah dan meninggalkan kuliahnya Demi melindungi Adra, ia tak tau mereka adalah orang baik atau jahat yang mencari Adra, ia meninggalkan rumah peninggalan mendiang oratuanya demi melindungi Adra, ia sudah terlanjur sayang dengan putranya ini, bagaimanapun ia harus menjauhkan Adra dari orang-orang itu.

Lama menatap wajah putranya membuat Delina merasa bersalah karna dirinya, Adra hidupnya tidak tercukupi, Delina tau Adra selalu Murung ketika melihat teman-temannya memiliki mainan baru, baju baru, dan ketika temannya menceritakan perjalanan liburan mereka dengan keluarganya, ya Delina tau semua namun Adra anak yang baik hati ia selalu menutupi kesedihannya di didepan Delina, bahkan Adra tak pernah menuntut apapun pada Delina.

Delina bekerja sangat keras demi memenuhi kebutuhan Adra tapi semua itu hanya mampu untuk membeli kebutuhan makan mereka dan kebutuhan rumah, memikirkan hal itu tak terasa setetes air mata mengalir di pipi mulus Delina. 'aku harus semakin berjuang untuk membahagiakan Adra' batin Delina menyemangati dirinya sendiri.

_______________________

Sore hari yang cerah, Adra bersama Zeno sedang bermain layang-layang di taman indah di dekat danau, ia mengejar layang layang yang talinya terputus bersama Zeno dan yang lain.

"Dra sini!! Sebelah sini!" Zeno berteriak sambil berlari.

"Ya! maju kesana!" Adra menjawab tak kalah kencang dengan Zeno.

Merasa tak mendapat respon dari Zeno, Adra menoleh melihat kebelakang ternyata Zeno sudah berlari jauh darinya, Adra yang lelah pun memutuskan untuk duduk di bangku dekat danau, ia tak sadar bahwa sedari awal ada sepasang mata lentik nan cantik menatap nya sedari awal Adra berlari.

Merasa di perhatikan Adra pun menoleh dan menemukan seseorang wanita yang sangat cantik bak seorang model, lama dengan lamunannya Adra belum menyadari bahwa wanita itu menyodorkan sebotol minuman padanya, wanita itu adalah Elena.

Elena yang ingin mencari udara segar dengan datang ke taman yang dimana di penuhi dengan anak-anak sebelum pertemuannya dengan Aaron, matanya melirik sepasang ibu dan anak tengah bercanda ria membuat hatinya berdesir merasakan sakit dan amarah atas kehilangan putranya. Terkadang terbesit di pikirannya untuk menculik anak orang, namun dengan sekuat tenaga dia menghilangkan pikiran seperti itu.

Fokusnya tergantikan pada bocah yang sedang berlari sambil berteriak mengejar layang layang, hingga sang bocah menghampiri ke arahnya, dan duduk di sebelahnya, sepertinya bocah itu belum menyadari kehadirannya, lalu sang bocah menatap ke arahnya dan mata mereka saling pandang

Deggg

Jantung Elena berdetak tak karuan kala bersitatap dengan bocah laki-laki chubby ini, bagaimana bisa wajahnya sangat mirip dengannya dan perasaan apakah ini?.

"Kalo bengong terus nanti matanya Kemasukan lalat lohh" ucap Elena mencoba menetralkan degup jantungnya dengan di akhiri kekehan olehnya.

"Eh? Hehehe.. ini buat aku Tante?" Ucap Adra sambil menunjuk sebotol minuman yang di berikan Elena, Elena hanya mengangguk sebagai respon.

"Nona, tuan sudah sampai" ucap sekretaris Elena bernama Yane, Yane melirik bocah yang berada di samping Elena, matanya terpaku melihat wajah bocah itu yang begitu mirip dengan Elena.

Elena berdiri dan menepuk kepala Adra "Maniss, semoga kita nanti bertemu lagi" Elena pergi setelah mengucapkan itu.

Setelah wanita itu pergi Adra berkutat dengan pikirannya sendiri, wanita itu seperti tidak asing pikirnya, sekian detik mengingat Adra melototkan matanya bahwa wanita tadi adalah Elena model ternama yang sangat terkenal!.



Ngotot pengen buat cerita walaupun dah jam segini hehe.

Adra's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang