Selamat membaca ~
Seperti biasa, tepat pukul 12:00 kelas Adra selesai, dalam perjalanan pulang hanya di isi oleh keheningan, mukanya menunjukkan raut murung.
Adra berpikir akhir-akhir ini dia dan ibunya selalu bertengkar, lama dengan pikirannya, ketika menyebrang Adra tak sadar sebuah mobil berwarna hitam melaju dengan kencang tepat saat Adra berada di tengah-tengah jalan.
Suara klakson yang keras membuyarkan lamunan Adra, ia menoleh dan mendapati mobil yang sedikit lagi bertubrukan dengannya.
Namun sang supir yang mengendarai, dengan profesional nya menghentikan mobil hingga tersisa satu jengkal antara mobil dengan Adra.
Adra terdiam di tempat, ia membuka matanya ketika merasa tak terjadi sesuatu padanya.
Adra melihat seseorang berbadan besar dan terlihat tatto ular di lehernya turun dari mobil tersebut.
"Apa kau ingin mati bocah?" Pria itu berkata dengan nada datar namun terlihat dari urat lehernya yang menandakan orang itu sedang marah.
Pria itu berjalan semakin dekat dengan Adra, Adra yang melihat pria itu yang semakin dekat dengannya semakin merasa takut.
Berbeda reaksi dengan seorang pemuda yang berada di dalam mobil, dirinya belum menyadari siapa yang menjadi penghambat perjalanannya.
Karena lama menunggu asisten nya, padahal baru 3menit :) Dia melihat ke arah luar dan terkejut melihat bocah yang ditemuinya ketika di taman.
Adra yang tengah menunduk, tubuhnya semakin bergetar ketika pria di depannya mengeluarkan sebuah pistol dari saku jasnya.
Sebelum pria itu mengangkat pistolnya ke atas, sebuah suara seseorang terdengar membuat pria itu mengurungkan niatnya.
"Jauhkan benda itu darinya" Stefon berucap dengan tenang namun matanya menatap tajam supirnya itu.
"Maafkan saya tuan muda, saya akan segera membereskan bocah ini."
Stefon mengisyaratkan untuk diam, pria itu mundur beberapa langkah dan menunduk.
Stefon menghampiri Adra yang sedari tadi menunduk, ia mengangkat wajahnya dan terlihat lah mata anak ini berair.
Stefon terpaku Melihat wajah Adra yang terlihat menggemaskan, pipi chubby yang terlihat merah secara alami, mata yang berair, dan bibir yang melengkung kebawah.
Sial! Rasanya ia ingin mengurung bocah ini hanya untuknya.
"Hiks... Hueee.. ibuu!!.." runtuh sudah tangisan Adra yang sejak tadi ia tahan.
Dirinya yang takut melihat pria yang mengeluarkan pistol padanya semakin takut ketika melihat wajah Stefon yang sangat datar dengan aura seperti ingin membunuh.
Alis Stefon terangkat sebelah, ia mengangkat Adra ke dalam gendongannya.
Adra semakin mengerasnya tangisnya ketika merasa badannya melayang dan di angkat ke atas.
Stefon membawa Adra kedalam mobil dan di ikuti Supir pribadi nya.
Stefon mendudukkan Adra di pangkuannya, Adra sendiri masih terisak dengan air mata yang masih mengalir di matanya, ia ingin melawan namun melihat mata Stefon saja membuat nyalinya ciut.
Stefon mengeluarkan sapu tangan dari dalam jasnya dan membersihkan air mata di muka Adra.
Adra hanya terdiam sambil memperhatikan Stefon, Adra terpaku melihat wajah Stefon yang sangat tampan, pahatan wajahnya sangat sempurna dengan mata tajam dan alis sejajar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adra's Life
RandomTentang bocah berusia 12 tahun yang di dewasakan oleh keadaan, dan selalu menampilkan senyum nya pada siapapun. Hidupnya yang datar tiba-tiba mendapat kejutan hidup yang tak terduga, dan dari sinilah kehidupan Adra berubah. Cerita ini murni hasil im...