Sehabis Hujan

3.9K 332 6
                                    


"Maksud lo apa, sih, Vin?"

"Apa? Lo tanya maksud gue apa?!" Arvin semakin kesal. Sedang Aletta semakin bingung. "Lo yang bilang ke bokap lo tentang Diana, 'kan? Sengaja bikin gue terkekang untuk nuruti kemauan lo. Bokap lo, ancam gue kalau gue nggak nurutin kemauan lo, Diana bakal dalam bahaya," jelas Arvin.

"Kemauan lo udah gue turuti, Al. Dari awal sampai akhir, gue diem, gue baik ke lo. Tapi, apa?! Penjahat tetep aja penjahat, gue heran gimana sih cewek nggak punya hati kayak lo hidup di dunia ini? Lo kaya! Lo ancam bokap gue kalau gue nggak mau nikah sama lo bokap gue bangkrut, nggak puas, lo juga ancam anak dari Wisnu, Gue! Lo semakin mempersempit kehidupan gue dengan ancaman-ancaman atas nama kekuasaan dan uang!"

"Gue udah nuruti semuanya, terus kenapa Diana masih aja celaka, hah?! Kenapa?!"

"Manipulatif!" Arvin kemudian beranjak pergi, setelah puas mengungkapkan semua amarah yang tertahan. Pemuda itu pergi. Pasti menemui Diana.

"Papa ngelakuin semua ini?" gumam Aletta.

Air matanya jatuh, dadanya sesak, bukan karena teriakan dan hinaan Arvin, tetapi ia sesak karena tahu jika semua yang Arvin lakukan bukan karena cinta, tetapi ancaman Bramantyo, papa Aletta sendiri.

Rintik hujan turun, awalnya hanya gerimis kecil, tetapi mendadak air hujan bertambah deras. Orang-orang di sekitar pantai berlarian mencari tempat teduh. Beberapa bodyguard menghampiri Aletta.

"Nona," panggil salah satunya.

"Saya mau sendiri."

"Tapi Nona—"

"Aku bilang, aku mau sendiri!" teriak Aletta frustasi.

Di derasnya hujan, air mata yang kian deras menyatu. Samar tak terlihat jika gadis itu menangis. Kaki Aletta melemas, ia terduduk di pasir pantai yang basah.

"Argh!" tariaknya seperti orang gila.

Dingin air hujan yang berpadu dengan angin laut membuat tubuh Aletta kedinginan, tetapi ia tetap masih diam di tempat sama. Duduk dengan pandangan jatuh ke pasir. Rintik hujan tak lagi menjatuhi tubuhnya. Aletta mendongak kala jaket hangat menutupi tubuh basahnya.

"Hendery?"  Aletta refleks berdiri. Menatap cowok tinggi yang berdiri dengan senyuman manis seperti biasa, tangan kanannya memegang payung hitam.

"Lo-lo keujanan," panik Aletta.

"Nggak papa, asal lo nggak kehujanan." Hendery menjawab tenang.

Aletta kembali menangis. "Berhenti memegang payung untuk orang lain," bisik Aletta dengan pandangan tertunduk. Ia tidak bisa melihat tatapan tulus cowok di depannya.

"Nggak papa."

"Selain nggak papa ada jawaban lain nggak? Capek gue dengernya," protes Aletta.

"It's okay, Ta."

"Iss!" Aletta memukul dada Hendery membuat pemuda itu tertawa geli. "Lo ngikutin gue?" tanya Aletta yang berjalan menuju tempat meneduh. Ia tak bisa egois membiarkan Hendery kehujanan dan terus memayungi dirinya.

"Iya."

"Kenapa?"

Hendery kembali tersenyum. Aletta berdesis kesal, kemudian memukul wajah Hendery pelan.

"Perubah Arvin ke lo itu terlalu mencurigakan bagi gue. Perasaan gue nggak tenang aja kalau kalian berdua. Gue takut lo disakiti sama dia, jadi gue datang, jadi obat penyembuh."

Sekali lagi Hendery membuat Aletta menangis, tidak karena tersakiti tetapi karena haru. Aletta tak pernah membayangkan akan ada seseorang seperti Hendery dalam hidupnya.

"Lo terlalu sempurna untuk jadi manusia, Der," lirih Aletta.

"Gue memang bukan manusia," balas Hendery.

Seketika Aletta terkejut, gadis itu melotot kaget. Menatap Hendery penuh tanya. Sedang cowok di sebelahnya tertawa kecil. Mendekat ke arah telinga Aletta.

"Gue, mermed," bisiknya. Kemudian Hendery terduduk di gazebo yang menjadi tempat meneduh. "Tolong gue keringin nanti ekor gue muncul," ujar Hendery berlagak panik.

Sebuah jitakan mendarat mulus di atas kepala Hendery. "Bego!"

"Ahaha!" Hendery malah tertawa. "Kalau gue kek gini, lo suka nggak?"

Aletta tersenyum hangat, kemudian mengusap kepala Hendery. "Suka," jawabnya. "Tapi belum cinta," imbuh Aletta yang berhasil melunturkan senyuman Hendery.

TBC

Terima kasih untuk vote yang menjadi semangat kecil untuk saya tetap konsisten.

ANTAGONIS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang